harfam.co.id, New York- Tekanan darah tinggi atau disebut juga tekanan darah tinggi lebih sering terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi. Tapi sekarang hal itu tidak diperlukan lagi. Banyak orang yang tinggal di negara-negara miskin juga menderita tekanan darah tinggi.
Fakta ini ditemukan dalam jurnal American Heart Association bernama Circulation, setelah melakukan analisis terhadap 135 penelitian yang meneliti sekitar 900.000 orang dewasa di 90 negara. negara-negara berkembang.
Artinya terjadi peningkatan berbagai penyakit yang tidak tersebar di negara-negara tersebut. Seperti kita ketahui, penderita darah tinggi lebih rentan terkena penyakit jantung, stroke, dan demensia.
Berbeda dengan keadaan di negara maju, terjadi penurunan jumlah penderita hipertensi yang signifikan, yaitu saat ini hanya 28,5 persen dari jumlah penduduk. Hal ini disebabkan oleh upaya pencegahan dengan menjaga pola hidup sehat seperti mengurangi garam, lemak dan karbohidrat, menurut peneliti dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, kata Dokter Jiang Ha.
Melansir Time, Selasa (9/8/2016), meski jumlah penderita tekanan darah tinggi tergolong tinggi, namun hanya delapan persen orang yang mengendalikannya di negara ketiga. Sementara itu, penduduk di negara maju mencapai 28 persen dari populasi penderita tekanan darah tinggi.
“Pengendalian darah tinggi rendah di negara miskin dan berkembang, tapi juga di seluruh dunia. Oleh karena itu, dari penelitian ini penting bagi kita semua untuk mengendalikan tekanan darah tinggi,” ujarnya.