harfam.co.id, Jakarta Dalam percakapan kita sehari-hari, kita sering mendengar atau menggunakan kata “budaya” tanpa memikirkan maknanya. Namun, apakah kita benar-benar memahami arti kata tersebut?
Kata ‘kebudayaan’ berasal dari kata Sansekerta ‘buddayah’ yang berarti kecerdasan, pemahaman atau pengetahuan. Kata tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa menjadi “Budhaya” yang berarti cerdas atau berpikir baik.
Secara umum kebudayaan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia seperti sandang, pangan, seni, musik, tari, agama dan masih banyak lagi. Selain itu, budaya juga dapat berubah seiring berjalannya waktu dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti globalisasi, teknologi, dan interaksi antar budaya.
Dengan memahami pengertian kebudayaan secara etimologi dan terminologi, kita dapat lebih menghayati dan memahami keanekaragaman budaya yang ada di sekitar kita. Kebudayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan warisan budaya yang wajib dilindungi dan dipupuk.
Untuk memahami dari bahasa mana kata “kebudayaan” berasal dan makna konseptualnya, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini, yang dihimpun dari berbagai sumber harfam.co.id pada Rabu (03/04/2024).
Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang berarti budi atau kecerdasan. Dari etimologi tersebut, kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau budi.
Sedangkan menurut antropolog Indonesia Kenjaraningrat, kebudayaan adalah seperangkat tingkah laku dan prestasi manusia yang hendaknya diperoleh melalui pembelajaran, dan kesemuanya itu dibangun dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Selo Sumarjan dan Saeleman Soenardi dalam buku “Bunga Sosiologi” yang mengartikan kebudayaan sebagai segala hasil karya, ciptaan dan perasaan masyarakat.
Pekerjaan sosial menciptakan teknologi dan budaya material atau budaya material yang dibutuhkan masyarakat untuk menguasai lingkungan alam agar tenaga dan kinerjanya dapat diarahkan pada kebutuhan masyarakat.
Kebudayaan dapat mencakup berbagai aspek, termasuk nilai, sikap, adat istiadat, seni, bahasa, dan praktik sosial suatu kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, kebudayaan merupakan ekspresi identitas suatu kelompok atau masyarakat dan merupakan faktor kuat dalam pemikiran, tindakan, dan kehidupan mereka.
Kebudayaan merupakan suatu konsep yang sangat kompleks dan dinamis yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia seperti bahasa, seni, nilai, norma, kepercayaan dan teknologi yang digunakan oleh suatu masyarakat atau sekelompok orang. Kata “kebudayaan” berasal dari kata latin culture yang berarti “budidaya” atau “bertani”. Dalam arti luas, kebudayaan merupakan hasil interaksi manusia dalam membentuk pola perilaku, sistem kepercayaan, dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Ciri utama kebudayaan adalah kekuatan, kompleksitas dan keragaman. Kebudayaan terus berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu. Perubahan budaya dapat terjadi melalui banyak faktor, seperti perubahan sosial, perkembangan teknologi dan hubungan budaya dengan kelompok sosial lainnya. Interaksi antar budaya yang berbeda juga dapat membentuk perubahan dan adaptasi dalam budaya. Misalnya, melalui migrasi atau perdagangan internasional, budaya suatu masyarakat mungkin dipengaruhi oleh budaya lain, sehingga menyebabkan terjadinya penyerapan atau integrasi unsur budaya baru ke dalam budaya yang sudah ada.
Keberagaman budaya juga mempengaruhi identitas budaya. Setiap kelompok sosial atau masyarakat mempunyai keunikan dan ciri budayanya masing-masing. Suatu negara atau daerah bisa mempunyai banyak budaya yang berbeda, baik itu bahasa, adat istiadat, seni atau agama. Keanekaragaman budaya ini merupakan salah satu kekayaan dan kebanggaan bangsa karena keragaman budaya memberi warna dan nilai tambah dalam kehidupan sosial dan jati diri masyarakat.
Kesimpulannya, kebudayaan mempunyai ciri utama kedalaman, kompleksitas dan keragaman. Kebudayaan terus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu baik melalui faktor internal maupun melalui interaksi dengan budaya lain. Keberagaman budaya juga menjadikan suatu masyarakat kaya dan berwarna dalam aspek dan karakteristik sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengapresiasi budaya guna memperkuat jati diri bangsa dan membangun hubungan harmonis antar kelompok masyarakat yang berbeda budaya.
Berbicara mengenai kebudayaan, perlu dipahami bahwa ada tujuh unsur kebudayaan menurut Kenjaraningrat. Elemen-elemen tersebut mencakup sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian/ekonomi, sistem sosial/organisasi, bahasa, sistem kepercayaan, sistem seni, serta peralatan dan teknologi. Masing-masing unsur mempunyai peranan penting dalam membentuk dan memelihara kebudayaan. Dengan penjelasan lebih rinci pada bab selanjutnya, kita dapat memahami pentingnya dan interaksi unsur-unsur budaya tersebut dalam pembentukan tatanan kehidupan masyarakat. 1. Bahasa
Menurut antropolog kenamaan Indonesia Kenjaraningrat, bahasa adalah bagian dari kebudayaan. Dalam penjelasannya, bahasa dianggap sebagai salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Bahasa memegang peranan penting dalam transmisi nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Secara terminologi, kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta “budhayah” yang berarti pengertian, pengetahuan atau kesadaran. Kata kebudayaan berasal dari akar kata “budh” yang terdapat dalam berbagai bahasa di dunia dengan arti yang hampir sama.
Dari segi bahasa, Koentjaraningrat menjelaskan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbolik yang digunakan suatu kelompok untuk berkomunikasi dan menyampaikan pemahaman dan pengetahuannya. Bahasa merupakan salah satu cara manusia berkomunikasi, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasannya. Selain itu, bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mempelajari budaya dan mendidik generasi penerus.
Oleh karena itu, bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk dan memelihara kebudayaan masyarakat. Dengan bantuan bahasa, nilai-nilai budaya yang ada dapat dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa juga menjamin adanya saling pengertian dan komunikasi antar individu dalam masyarakat, sehingga terbentuklah identitas budaya yang unik dan beragam. 2. Pengetahuan
Menurut antropolog Indonesia Kenjaraningrat, pengetahuan merupakan bagian penting dari kebudayaan. Menurut Kenjaraningrat, kebudayaan terdiri dari tujuh unsur pokok, yaitu pengetahuan, kepercayaan, seni, moralitas, hukum, adat istiadat, dan bahasa.
Pengetahuan mengacu pada segala jenis pengetahuan, pemahaman dan informasi yang dimiliki oleh sekelompok orang dalam budaya mereka. Aspek ini meliputi pengetahuan tentang alam semesta, lingkungan alam, masyarakat dan kebudayaan diri sendiri. Pengetahuan juga dapat mencakup pengetahuan praktis seperti keterampilan teknik pertanian, kerajinan tangan atau kemampuan menyanyi dan menari.
Dalam konteks budaya, pengetahuan memegang peranan penting dalam mempengaruhi sikap dan perilaku anggota masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat memengaruhi cara mereka berkomunikasi, memahami dunia, dan mengambil keputusan. Pengetahuan juga dapat diturunkan dari generasi ke generasi melalui pendidikan formal dan informal, tradisi lisan dan pengalaman pribadi.
Dengan pengetahuan yang luas dan berkualitas, masyarakat dapat mengembangkan diri, berinovasi dan memajukan budayanya. Oleh karena itu, pengetahuan memegang peranan yang sangat penting dalam keberlanjutan dan perkembangan budaya masyarakat. 3. Sistem perencanaan
Sistem organisasi merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Dalam konteks budaya, sistem organisasi mengacu pada pola atau struktur yang digunakan sekelompok orang untuk mengatur diri mereka sendiri dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini mencakup struktur politik, ekonomi dan sosial yang ada dalam suatu masyarakat.
Dalam sistem organisasi terdapat peran dan tanggung jawab yang terbagi secara jelas antar anggota masyarakat. Hirarki dan aturan yang dianut dalam sistem organisasi ini membentuk pola interaksi dan interaksi sosial antar anggotanya. Dalam masyarakat, sistem organisasi bisa bermacam-macam bentuknya, seperti sistem administrasi, sistem ekonomi, atau sistem kekerabatan.
Sistem organisasi merupakan landasan penting untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan suatu kelompok sosial. Melalui sistem ini, aturan-aturan yang ditetapkan dapat menjadi pedoman bagi anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sistem organisasi juga berperan penting dalam menjaga kohesi sosial dan solidaritas dalam masyarakat.
Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta “buddhi” yang berarti pengetahuan dan pengertian. Secara konseptual, budaya mengacu pada sistem nilai, norma, kepercayaan, adat istiadat, dan pengetahuan kompleks yang dianut dan dianut oleh sekelompok orang. Kebudayaan merupakan warisan sosial yang dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam proses sosialisasi.
4. Ekonomi
Sistem ekonomi merupakan salah satu unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat dalam teori kebudayaan. Sistem ekonomi mengacu pada bagaimana suatu masyarakat mengatur dan menggunakan sumber daya ekonominya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam budaya, ekonomi melibatkan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Suatu perekonomian mencakup berbagai unsur seperti jenis kegiatan ekonomi, alat produksi yang digunakan dan hubungan individu dalam proses perekonomian.
Setiap masyarakat mempunyai sistem perekonomian yang berbeda-beda berdasarkan nilai, norma, dan kepercayaan. Misalnya ada yang menyukai sistem perekonomian tradisional, dimana kegiatan perekonomian dilakukan berdasarkan tradisi dan adat istiadat yang telah terjalin secara turun temurun. Ada juga perekonomian modern yang lebih kapitalis, dimana pengambilan keputusan ekonomi didasarkan pada keuntungan dan pertukaran barang dan jasa.
Perekonomian juga dipengaruhi oleh aspek geografis, politik, sosial dan budaya masyarakat. Misalnya sistem perekonomian di daerah pertanian akan berbeda dengan sistem industri. Begitu pula dengan sistem perekonomian masyarakat yang bercirikan nilai-nilai kekerabatan akan berbeda dengan masyarakat yang lebih bersifat individualistis.
Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi merupakan aspek penting kebudayaan yang mengontrol bagaimana suatu masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu sistem ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor dan dapat bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. 5. Peralatan dan teknologi
Teknologi dan teknologi merupakan salah satu dari tujuh aspek kebudayaan menurut Koentjaraningrat. Peralatan mengacu pada semua benda mati yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti perkakas, mesin, kendaraan, dll. Teknologi, di sisi lain, mengacu pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki manusia untuk membuat, menggunakan, dan mengembangkan peralatan tersebut.
Rekayasa dan teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya peralatan tersebut masyarakat dapat memperoleh manfaat dan kemudahan dalam melakukan berbagai tugas sehari-hari. Misalnya, penggunaan mesin pertanian modern dapat meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan kualitas hidup petani. Begitu pula dengan perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan cepat dan efisien.
Selain itu, peralatan dan teknologi juga dapat mencerminkan kemajuan masyarakat. Semakin maju peralatan dan teknologi yang dimiliki maka masyarakat akan semakin maju. Peralatan dan teknologi juga dapat mempengaruhi budaya suatu masyarakat. Misalnya dengan peralatan dan teknologi yang modern, masyarakat dapat terdorong untuk mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup yang lebih modern.
Secara umum peralatan dan teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat. Di zaman modern ini, peralatan dan teknologi terus berkembang pesat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Pasal 6
Seni merupakan bagian penting dari kebudayaan, seperti yang dijelaskan oleh antropolog Indonesia Kenjaraningrat. Dalam teorinya tentang kebudayaan, Kentiaraningrat mengidentifikasi tujuh unsur dasar kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat, yaitu bahasa, agama, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, mata pencaharian dan seni.
Seni mengacu pada segala bentuk ekspresi kreatif manusia, baik dalam bentuk seni, musik, tari, atau drama. Seni merupakan wadah berbagi dan menjaga nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat. Selain itu seni juga bermanfaat untuk mengembangkan rasa keindahan, imajinasi dan keterampilan seseorang.
Melalui seni, suatu komunitas dapat berbagi cerita tradisi, sejarah dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun. Seni juga merupakan alat komunikasi ampuh yang dapat menyatukan masyarakat dengan membangkitkan emosi, memecahkan kebekuan budaya, dan meningkatkan pemahaman antar individu dengan latar belakang budaya berbeda.
Dalam konteks kebudayaan Indonesia, seni memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk kesenian seperti kesenian wayang, tari, musik tradisional dan kesenian telah menjadi warisan budaya yang tak ternilai harganya dan menjadi identitas bangsa. Karya seninya mencerminkan kekayaan budaya yang unik dan pesona spiritual Indonesia yang mendalam.
Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa seni merupakan salah satu unsur budaya yang berperan penting dalam memperkuat identitas budaya dan melestarikan nilai-nilai tradisional masyarakat. 7. Sistem kepercayaan
Menurut Kenjaraningrat, sistem kepercayaan merupakan salah satu unsur kebudayaan yang penting. Menurutnya, sistem kepercayaan mencakup semua kepercayaan, agama, mitos, ritual, dan praktik yang dianut dan diamalkan oleh suatu kelompok sosial. Sistem kepercayaan ini merupakan inti dan pusat kehidupan kebudayaan suatu kelompok yang mengatur dan membentuk pola pikir serta tindakan individu dan kelompok dalam masyarakat tersebut.
Koentjaraningrat menjelaskan, sistem kepercayaan dapat diartikan sebagai suatu sistem tata cara yang dilakukan dan dipercayai oleh masyarakat serta berkaitan dengan hal-hal gaib dan mistis. Sistem kepercayaan ini mencakup kepercayaan tentang dewa atau dewa, makhluk halus, kehidupan setelah kematian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan spiritualitas.
Selain itu, sistem kepercayaan juga berkaitan dengan adat istiadat yang dianut oleh masyarakat. Adat istiadat tersebut meliputi ritual, ritual adat dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Sistem kepercayaan ini menjadi pedoman dan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, mengatur tindakan dan perilaku masyarakat.
Dalam konteks kebudayaan Indonesia, sistem kepercayaan sangatlah beragam. Indonesia sebagai negara multietnis memiliki banyak suku, agama, dan kepercayaan. Setiap suku dan agama mempunyai sistem kepercayaan unik yang menjadi identitas dan warisan budayanya. Keberagaman sistem kepercayaan inilah yang menjadi salah satu kekayaan dan daya tarik kebudayaan Indonesia.