January 10, 2025
Kehadiran Starlink Bikin Geger Industri Internet Indonesia, Apa Kata Asosiasi Satelit?

Kehadiran Starlink Bikin Geger Industri Internet Indonesia, Apa Kata Asosiasi Satelit?

0 0
Read Time:2 Minute, 59 Second

harfam.co.id, Jakarta – Layanan internet satelit Starlink menjadi perbincangan setelah resmi diluncurkan di Indonesia. Tidak mengherankan jika para pemain lama mengkhawatirkan hal ini.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Satelit Indonesia (ASSI) Sigit Jatiputro pun turut menyinggung persoalan ini. Ia mengatakan kehadiran Starlink mengkhawatirkan seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Seagate Tekno mengatakan kepada harfam.co.id, Jumat (31/05/2024) “Keberadaan Starlink menjadi perhatian tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia karena yang diusulkan adalah kepedulian terhadap layanan Internet saat ini. operator dan layanan”.

Ia mengatakan, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang membandingkan kecepatan internet satelit ISP lokal dengan kecepatan yang jauh di bawah Starlink. Pria berkacamata tersebut mengaitkan perbedaan kecepatan yang sangat besar tersebut dengan fakta bahwa satelit yang digunakan di orbit bumi geostasioner (GEO) memiliki kapasitas yang lebih kecil dibandingkan Starlink.

“Penyebab kecepatan internet satelit lokal tertinggal dibandingkan layanan eksternal (Starlink) karena terbatasnya kapasitas satelit GEO,” kata Sigit.

“Selain itu, setelah kapasitas Internet satelit GEO tercapai, tidak mungkin untuk menambah lagi,” tambah Seagate.

Starlink tidak memiliki batasan ini. Pasalnya SpaceX sebagai perusahaan yang mengoperasikan layanan Internet ini terus menerus mengirimkan satelit tambahan untuk meningkatkan kapasitas Internet, sehingga dapat memberikan konektivitas ke lebih banyak pengguna.

Dengan fitur-fitur tersebut, Sigit tidak yakin layanan internet satelit lokal mampu bersaing dengan teknologi Starlink. 

“Sulit bagi kami untuk bersaing dengan kemampuan Starlink,” kata Seagate.

Munculnya Starlink, yang sangat berteknologi maju, telah mengkhawatirkan beberapa layanan Internet satelit domestik karena khawatir kehilangan pangsa pasar.

Meski Sigit Gatiputro menilai peluncuran satelit LEO untuk internet satelit lokal bisa menjadi solusi, namun ia meyakini langkah tersebut justru memberikan keuntungan bagi Starlink karena peluncuran satelit ke luar angkasa memerlukan jasa SpaceX, pemilik Starlink.

“Jika kami ingin bersaing dengan baik, kami akan meluncurkan satelit LEO. Namun sekarang jika kami ingin meluncurkan satelit, kami memerlukan roket dari SpaceX, yang justru akan menguntungkan Starlink,” kata Seagate.

Jika Anda ingin mengirim satelit ke luar angkasa saat ini, SpaceX adalah satu-satunya pilihan Anda, katanya.

“Jika kita ingin meminta bantuan Rusia, satelit mereka tidak cukup kuat. Jika kita menggunakan satelit China, kita tidak bisa meminta mereka meluncurkan lebih banyak satelit. Jika kita meminta bantuan Eropa, situasi mereka akan buruk.” “Lebih keras,” kata Sigit.

Jika ingin menerbangkan satelit LEO Indonesia, Seagate berpendapat negara harus mandiri.

“Jika kita ingin meluncurkan satelit, kita harus memiliki kemandirian. Tanpa itu, kita tidak bisa bersaing dengan Starlink,” pungkas Seagate. 

Seiring dengan kepuasan masyarakat terhadap kecepatan layanan internet Starlink, Sigit Jatiputro mengatakan kualitas internet Starlink di Indonesia bisa saja menurun seiring berjalannya waktu.

“Layanan Internet cepat Starlink ini akan bertahan dalam jangka waktu singkat, maksimal satu tahun,” tambah Seagate.

Mohammad Saifullah Hidayat, presiden Konferensi Satelit Asia-Pasifik Internasional (APSAT), juga meragukan Starlink.

“Kecepatan internet Starlink stabil sejak lama,” kata Saifullah.

Menurutnya, pengguna Starlink di AS mengeluhkan kecepatan internet yang lambat laun menurun seiring bertambahnya jumlah pelanggan.

“Pengguna di Amerika mulai mengeluh karena kecepatan internet Starlink tidak secepat saat pertama kali menggunakannya,” tambah Saif Allah.

 

 

Seagate juga mengatakan pemantauan penuh terhadap layanan Internet Elon Musk tidak mungkin dilakukan karena satelit Starlink di langit Indonesia sudah tersebar luas dan teknologi Indonesia saat ini tidak dapat melacak ribuan satelit tersebut.

“Satelit Starlink sudah banyak di langit Indonesia dan kita tidak bisa melacak satelit tersebut,” kata Sigit.

Karena jumlah satelit Starlink yang begitu banyak dan sulit dipantau, Mohammed Saif Al-Hidaya menemukan banyak negara yang menolak layanan internet satelit ini dari negaranya.

“Ada banyak negara seperti India, Tiongkok, dan banyak negara Eropa lainnya yang masih belum terbuka terhadap Starlink karena masalah keamanan nasional,” kata Saifullah.

“Negara-negara ini ingin mempersiapkan diri untuk membangun layanan Internet satelit mereka sendiri, menyediakan seluruh infrastruktur satelit orbit rendah lokal,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link