harfam.co.id, Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional membidik pasar potensial produk petrokimia. Pertamina menargetkan kilang Balikpapan bisa memproduksi petrokimia dalam waktu dekat.
Hal ini sejalan dengan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan. KPI tersebut merupakan jaminan minimal untuk memproduksi 225 ribu ton propilena per tahun.
“Setelah selesainya proyek RDMP Balikpapan, selain untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga akan memproduksi produk petrokimia yaitu propylene sebanyak 225 ribu ton per tahun. Produk ini nantinya akan diberi nama New Polypropylene (PP) Blown . . . Mereka akan menjadi bahan baku produk substitusi impor yang dikelola Politama Propindo, anak perusahaan Pertamina, kata Sekretaris Perusahaan KPI Harmansyah Y Nasron dalam keterangannya, Sabtu (20/4/2024).
Kapasitas pengolahan kilang Balikpapan yang saat ini sebesar 260 ribu barel akan ditingkatkan menjadi 360 ribu barel per hari. Selain itu, kualitas produk bahan bakar juga akan meningkat dari Euro II menjadi Euro V.
“Mengoperasikan unit produksi petrokimia bukanlah hal baru bagi KPI,” kata Harmansah.
Sebelumnya, KPI juga mengoperasikan unit produksi petrokimia di beberapa kilang yang ada. Operasional kilang petrokimia, termasuk kilang polipropilen di unit RU Palaju yang memproduksi politam (polypropylene pertamine).
Kemudian kilang paraxylene di unit RU Cilacap yang memproduksi paraxylene dan benzene serta produk lainnya, dan kilang OCU (Olefin Conversion Unit) di unit RU Blogon yang memproduksi propylene.
Ia mengatakan, masih banyak potensi pasar petrokimia di Indonesia. Data Reforminer Institute menunjukkan, kapasitas terpasang kilang saat ini, baik milik Pertamina maupun perusahaan swasta lainnya, masih belum mampu memenuhi kebutuhan petrokimia nasional. Sekitar 70 persen kebutuhan petrokimia dalam negeri harus dipenuhi melalui impor.
Selain meningkatkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan, beroperasinya unit produksi petrokimia di Kilang Balikpapan juga akan membantu pengembangan kemampuan sumber daya manusia.
“Pengoperasian unit produksi petrokimia di kilang Balikpapan akan menjadi sesuatu yang baru dan tentunya menjadi sarana transfer ilmu cara mengoperasikan unit produksi petrokimia dari karyawan unit kilang lain yang sebelumnya telah berpengalaman di bidang petrokimia. ,” pungkas Harmansah.