harfam.co.id, Jakarta – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyelenggarakan Rapat Umum Tahunan (RUPST) pada Selasa, 14 Mei 2024. Dalam rapat tersebut, pemegang saham Adaro Mineral Indonesia menyetujui penggunaan laba bersih untuk hasil keuangan tahun 2023. tahun untuk deposito dan tidak ada untuk dividen.
“Pada tahun 2023, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 441,02 juta, perseroan mengalokasikan US$ 4,41 juta untuk dana cadangan wajib dan US$ 436,61 juta untuk laba ditahan,” menurut hasil Adaro Minerals Indonesia referensi. RUPS, Selasa (14/5/2024).
Pada tahun buku 2023, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai $440,88 juta. Laba tersebut meningkat 32,67 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 332,32 juta dolar. Chairman Adaro Mining Harry Ganwan mengatakan, laba tahun ini akan digunakan untuk belanja modal (capex) dalam rangka pengembangan bisnis.
Mengingat bahan baku perseroan meliputi logam dan aluminium, maka perseroan memerlukan investasi besar (untuk mengolah cadangan yang ada) dan melakukan pemurniannya, kata Cristian Ariano Rachmat, Chairman Adaro Mineral Tbk, Selasa (14/5/2024). ). Pada konferensi pers. . Pergantian manajer
Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui perubahan susunan Dewan Pengawas dengan menunjuk Julius Aslan menggantikan Chia Ho Ho. Susunan komisaris PT Adaro Minerals Tbk adalah sebagai berikut: Komisaris Utama: Garbaldi Tohir Komisaris: M. Sia Andra Aman Komisaris: Lakman Komisaris: Julius Aslan Komisaris Independen: Muhammad Effendi Komisaris Independen: Budi Bouliksono
Agenda lainnya: Perseroan melaporkan penerimaan dana hasil penawaran umum perdana (IPO). Hingga akhir tahun 2023, ADMR telah menerima seluruh dana IPO sesuai target, yakni Rp342,76 miliar untuk pinjaman kepada anak usahanya, PT Maruwai Coal, yang digunakan untuk belanja modal, dan Rp296,32 miliar untuk menutupi sebagian besar. Pelunasan pinjaman kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memaparkan perkembangan terkini terkait proyek mineral berikut ini. Grup Adaro sendiri pertama kali mengumumkan ketertarikannya pada smelter aluminium melalui PT Kalimantan Aluminium Industries (KAI) pada akhir tahun 2021. Dalam setahun perusahaan berhasil mendapatkan mitra dan komitmen pembelian.
“ADMR akan memimpin proses transformasi Grup Adaro untuk mendukung ekonomi hijau,” kata CEO PT Adaro Mineral Indonesia Tbk Harry Ganawan dalam rilis Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (19/2/2023). ).
Pada tanggal 13 November 2022, Adaro Mineral Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Hyundai Motor Company (HMC) pada acara B20 Summit di Bali. Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, HMC memperoleh hak untuk membeli aluminium yang diproduksi KAI pada tahap pertama, dan hak untuk melakukan negosiasi untuk pertama kalinya untuk pembelian aluminium rendah karbon yang akan diproduksi KAI.
Volume pembeliannya belum ditentukan, namun bervariasi sekitar 50.000 hingga 100.000 ton aluminium per tahun. Pada tanggal 20 Desember 2022, KAI menandatangani perjanjian investasi ekuitas bersyarat dengan Aumay Mining Pte. Ltd. (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA).
Berdasarkan perjanjian tersebut, KAI akan memiliki 65 persen saham ADMR melalui anak usahanya, Aumay 22,5 persen dan CITA 12,5 persen. Dana yang diperoleh dari kesepakatan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan Pabrik Peleburan Aluminium KAI, proyek kawasan industri hijau pertama di Kalimantan Utara.
Pabrik peleburan aluminium tahap 1 ini akan memproduksi 500.000 ton aluminium per tahun. Harry menjelaskan, “Pembangunan dermaga, penyiapan lahan dan infrastruktur pendukung lainnya untuk pelampung aluminium ini telah dimulai, dan proyek tahap pertama diharapkan selesai pada paruh pertama tahun 2025 karena diperkirakan memakan waktu 24 bulan. menangkap.” . .