December 7, 2024
Layanan Starlink bakal Hadir di Daerah 3T, Bagaimana Nasib Satelit SATRIA Kominfo?

Layanan Starlink bakal Hadir di Daerah 3T, Bagaimana Nasib Satelit SATRIA Kominfo?

0 0
Read Time:2 Minute, 49 Second

harfam.co.id, Jakarta – Dalam diskusi forum kebijakan dan regulasi, Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ajo Vidyasari mengatakan Starlink telah memenuhi seluruh persyaratan untuk melamar. Izin untuk kegiatan telekomunikasi 

Persyaratan tersebut antara lain memiliki kantor, pusat operasi jaringan (NOC), alamat IP, nomor AS, gateway, keamanan dan pusat layanan pelanggan.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Setiadi mengatakan Starlink telah setuju untuk membuka kantor di Indonesia.

Pernyataan tersebut kemudian menarik perhatian dosen pembimbing telekomunikasi, Ian Joseph Mathis-Edward, dosen teknik telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Pernyataan Menkominfo itu ia tafsirkan seolah-olah Starlink belum membuka kantor di Indonesia. Padahal, kantor dan NOC merupakan syarat wajib untuk mendapatkan izin telekomunikasi. 

Ian seperti dikutip Rabu (5/6/2024): “Hal ini menunjukkan ketidakkonsistenan informasi yang disampaikan antar pejabat Commifu dalam pengurusan izin peluncuran telekomunikasi Starlink.

Menurut informasi yang beredar, kantor Starlink berada di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Namun, hal ini terbatas pada kantor virtual saja (bukan kantor fisik). 

Di sisi lain, Aju mengatakan, masyarakat di wilayah 3T menganggap kehadiran BTS BAKTI tidak ada artinya karena mereka mengeluh tidak mendapatkan layanan broadband yang baik. Pasalnya, jaringan backhaul yang digunakan BTS USO menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT). 

Kehadiran Starlink diharapkan dapat memberikan layanan broadband ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) yang belum mendapatkan layanan telekomunikasi dasar.

Ian menampik pernyataan Direktur Komunikasi dan Informatika itu salah. Menurut Ian, seluruh layanan yang diberikan BAKTI Kominfo di wilayah 3T sudah sesuai dengan ketentuan terkait. 

Selanjutnya backhaul yang saat ini digunakan di wilayah 3T berasal dari satelit multiguna SATRIA yang dikelola BAKTI Kominfo, jelas Ian.

 

 

Ian mengatakan, Apabila Pengelola Telekomunikasi Kominfo merasa backhaul yang diberikan BAKTI Kominfo tidak sesuai harapan dan ingin beralih ke Starlink, maka kehadiran BAKTI Kominfo dalam penyediaan infrastruktur kepada Kominfo di wilayah 3T harus bisa dievaluasi 

Sebab seluruh BTS USO di 3435 Kecamatan 3T dibangun oleh BAKTI Kominfo.

“Selama ini pemerintah membiayai pembangunan infrastruktur telekomunikasi dengan menggunakan dana USO dan APBN. Ian mengatakan, “Jika backhaul VSAT SATRIA digantikan oleh Starlink, itu hak Comfu. 

Namun, kata dia, jika ingin mengganti backhaul menggunakan Starlink, Kominfo sebaiknya mengkaji ulang keberadaan BAKTI secara menyeluruh. 

Termasuk apakah Kominfo masih membutuhkan SATRIA dan Palapa Ring untuk melayani wilayah 3T. Selain itu, biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi tersebut, kata Ian, sudah tinggi, kata Ian.

Jika ingin mendahulukan kepentingan nasional, menurut Ian, sebaiknya Kominfo mengutamakan aset pemerintah yang dibangun BAKTI Kominfo dan operator telekomunikasi dalam negeri.

Pengurus Besar Telekomunikasi Asosiasi Indotelko, Doni Izika Darwin, tak memungkiri kebangkitan Starlink akan berdampak pada para pemain lama layanan internet satelit yang sudah ada di Indonesia.

“Tentu saja dampak naiknya Starlink akan dirasakan oleh operator satelit Pacific Satellite Nusantara (PSN) yang mengoperasikan satelit SATRIA karena keduanya memiliki pangsa pasar yang kurang lebih sama,” ujarnya.

Ia menilai Starlink belum menjadi pesaing serius bagi pemain besar industri telekomunikasi Indonesia.

“Tapi harus diingat, jika Starlink dibiarkan begitu saja tanpa diatur oleh pemerintah, bisa jadi pemain besar di Indonesia mengalahkan operator seluler dan fiber,” tandasnya.

Dhoni juga menyoroti ekspansi besar-besaran Starlink ke luar negeri. Faktanya, Elon Musk sedang menguji layanan Internet Starlink langsung di smartphone tanpa memerlukan parabola.

“Starlink berpotensi menjadi pemain besar di Indonesia jika teknologi layanan satelit direct-to-cell memungkinkan smartphone terhubung ke jaringan Starlink tanpa memerlukan parabola khusus,” ujarnya.

Doney juga melihat kemungkinan bahwa ISP yang lebih kecil bisa menjadi mangsa Starlink. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link