harfam.co.id, Jakarta – Lebih dari 440 pekerja Mitsubishi di pabrik Livingston di West Lothian, Skotlandia terancam kehilangan pekerjaan. Hal ini terjadi akibat tekanan ekonomi yang besar di dalam negeri.
Pabrik Mitsubishi Electric ini telah memproduksi pompa kalor selama 30 tahun dan mempekerjakan sekitar 1.600 pekerja. Perusahaan mengkonfirmasi bahwa 443 pekerjaan berisiko dipecat, dengan alasan penurunan tajam dalam permintaan sebagai alasan PHK.
Permintaan banyak produk yang diproduksi di pabrik West Lothian di Skotlandia baru-baru ini menurun.
Kutipan BBC Kamis (9/5/2024) Anggota parlemen Livingston Gregor Poynton mengatakan dia sangat prihatin dengan situasi tersebut. Menurut dia, tekanan ekonomi jangka pendek menyebabkan penurunan pesanan perangkat elektronik.
Berbicara di House of Commons, Poynton mengatakan: “Ini adalah tenaga kerja berketerampilan tinggi yang menciptakan produk-produk terdepan di dunia, pompa panas sumber udara, dan pendingin udara, yang sangat penting saat kita berupaya melakukan dekarbonisasi perekonomian kita di masa depan,” jelasnya.
“Namun, bukan karena kesalahan mereka sendiri, tekanan ekonomi jangka pendek menyebabkan buku pesanan mereka menyusut. Poynton menambahkan.
Dia meminta Menteri Skotlandia Ian Murray untuk bertemu dengannya, manajemen dan staf untuk melihat apa yang dapat dilakukan pemerintah Inggris untuk mendukung para pekerja Mitsubishi Electric ini.
Murray berjanji menjadikan pertemuan sebagai prioritas.
“Saya sangat menyesal mendengar kesulitan yang dihadapi karyawan Mitsubishi Electric dan ketidakpastian yang dihadapi para karyawan selama masa sulit ini,” kata Murray.
Juru bicara Mitsubishi Electric mengatakan: “Keputusan ini tidak diambil dengan mudah. Prioritas kami selama seluruh periode konsultasi adalah menjalankan proses dengan rasa hormat dan kepedulian maksimal terhadap semua peserta.
“Sementara pasar Inggris sedikit bertumbuh, sebagian besar produksi kami ditujukan untuk daratan Eropa, dimana permintaan telah menurun tajam.”