harfam.co.id, Jakarta Memulai praktik transformatif bagi individu dengan kecanduan alkohol dapat membawa banyak manfaat kesehatan, baik fisik maupun mental. Bagi mereka yang mempertimbangkan untuk berhenti minum, langkah ini mungkin dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan kembali kendali atas hidup mereka, meningkatkan kesejahteraan secara umum, atau risiko negatif yang terkait dengan menghindari alkohol.
Tapi apa efek samping jangka pendek dan jangka panjang dari berhenti minum alkohol?
Berikut penjelasan lengkap mengenai efek samping yang terjadi pada tubuh saat berhenti minum alkohol, dikutip dari health.com (04/03/2024).
Durasi efek ini berbeda-beda pada setiap individu. Dalam tiga hari pertama setelah berhenti minum alkohol, seseorang mungkin mengalami gejala putus obat. Umumnya gejala tersebut mulai berkurang atau hilang pada akhir minggu pertama. Pada mereka yang sering minum alkohol dalam jumlah besar, gejalanya mungkin akan menetap.
Misalnya, seminggu setelah berhenti, kualitas tidur biasanya membaik. Dua minggu kemudian, berat badan mungkin mulai menurun karena hilangnya kalori akibat alkohol. Pada minggu ketiga, tekanan darah bisa turun, terutama pada penderita tekanan darah tinggi. Setelah sebulan, gejala putus obat akan hilang. Kecemasan dan depresi juga bisa berkurang sehingga energi tubuh bisa meningkat.
Manfaat jangka panjang dari berhenti minum sering kali mengakibatkan perubahan signifikan pada kesehatan fisik, kesejahteraan mental, hubungan, dan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan. Berhenti mengonsumsi alkohol dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja akademis dan profesional, karena otak dapat berfungsi secara optimal tanpa alkohol, meningkatkan konsentrasi, kemampuan kognitif, dan produktivitas secara keseluruhan. Selain itu, tidak mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dengan mengurangi iritasi pada lapisan lambung yang sering menyebabkan mual dan ketidaknyamanan.
Memutuskan untuk berhenti minum alkohol memerlukan perencanaan. Beberapa memutuskan untuk berhenti tiba-tiba, sementara yang lain memutuskan untuk mengurangi asupan alkohol secara bertahap. Selanjutnya, penting untuk memikirkan tujuan yang ingin Anda capai ketika Anda berhenti minum alkohol. Ungkapkan niat Anda untuk berhenti minum alkohol kepada kerabat dan keluarga, karena dukungan mereka sangat penting. Terakhir, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan penilaian kesehatan profesional dan rencana perawatan yang tepat.
Menghentikan konsumsi alkohol juga berdampak positif pada tidur, aktivitas otak, dan tekanan darah. Tidak mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang juga mengurangi risiko beberapa jenis kanker (termasuk kanker hati, pankreas, dan usus besar) serta risiko penyakit jantung dan stroke.
Terapi detoksifikasi alkohol biasanya berlangsung sekitar 1 minggu dan dapat dilakukan di Rumah Sakit Kecanduan Narkoba (RSKO). Selama proses detoksifikasi, Anda akan mengalami gejala seperti gemetar, kebingungan, halusinasi, bahkan kejang.
Untuk mengatasi masalah setelah minum alkohol, sebaiknya : Perbanyak minum air putih. Minumlah minuman seperti air jahe dan lemon. Makan makanan berkalori tinggi seperti protein dan karbohidrat.
Alkohol yang dikonsumsi secara cukup berfungsi meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Selain itu, minuman ini dapat melindungi kesehatan jantung dengan mengurangi penyumbatan pembuluh darah.
Ada efek samping lain jika seseorang tiba-tiba berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol. Hal ini disebut denganwithdrawal syndrome atau bisa juga disebut denganwithdrawal syndrome.