harfam.co.id, Jakarta – Transparency International Indonesia (TII) bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan survei pihak paling transparan dalam pengelolaan keuangan. Laporan tersebut menyebutkan Gerindra akan menjadi partai paling transparan di tahun 2023.
Dinyatakan bahwa pada dimensi pengaturan keuangan internal, satu partai politik yaitu Gerindra dikategorikan cenderung optimal, dan 8 partai politik masuk dalam kategori kurang optimal.
Transparansi tersebut karena keuangan Partai Gerindra dikelola oleh orang yang berkompeten, Thomas Djiwandono, yang menjabat sebagai Bendahara Utama Partai Gerindra. Thomas menjabat sebagai Bendahara Utama sejak Gerindra pertama kali dibentuk tepatnya pada 2008.
Saat ini Thomas juga menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II. Pada seminar keterbukaan informasi publik Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Tomas mengatakan Gerindra sangat mengedepankan keterbukaan publik.
“Saya pribadi melihat keterbukaan publik sangat penting bagi sebuah partai politik. Gerindra menerapkannya di tingkat DPP,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (8/7/2024).
Atas pengalaman tersebut, Tomas meyakinkan bahwa di Kementerian Keuangan ia akan melanjutkan pengalaman dan pembelajaran yang diperolehnya di partai politik yang akan ia terapkan di tingkat Kementerian.
“Masyarakat harus mempunyai akses terhadap berbagai informasi tentang apa yang dilakukan pejabat publik, dari mana anggaran itu berasal, bagaimana anggaran itu dikelola, apa dampak pengalokasian anggaran, dan lain sebagainya,” kata Thomas.
Tomas sangat dekat dengan dunia keuangan dan ekonomi. Ia memulai karir jurnalistiknya pada tahun 1993.
Setelah itu, Tommy menekuni profesinya sebagai analis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong. Pada tahun 2006, Tommy pindah ke perusahaan pamannya Hashim Djojohadikusum di Arsari Group. Dia adalah wakil manajer umum Arsari Group, sebuah perusahaan agribisnis.
Tercatat Thomas belajar sejarah di Haverford College di Pennsylvania. Ia melanjutkan studi masternya di bidang hubungan internasional dan ekonomi internasional di Universitas John Hopkins.
Selanjutnya Tommy menempuh pendidikan di School of Advanced International Studies, Washington DC.