Republik Jakarta — Kebiasaan merokok tidak hanya dapat membahayakan kesehatan penggunanya, tetapi juga orang-orang di sekitar penggunanya. Orang yang secara pasif menghirup asap rokok elektrik mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker, terutama pada anak-anak.
Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Jenny Rodriguez dari Emory University mengungkapkan risiko masalah kesehatan terkait dengan paparan asap rokok elektrik. Studi ini menunjukkan bahwa bahan kimia dalam asap rokok elektrik menyebabkan peradangan pada tubuh dan meningkatkan kerusakan sel. Kondisi ini sering dikaitkan dengan diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
“Banyak perokok yang beralih ke rokok elektrik karena merasa lebih aman bagi orang di sekitarnya. Namun, cairan dalam rokok elektrik mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi Anda dan orang di sekitar Anda yang terpapar asapnya. Bisa berbahaya,” kata Rodriguez. , dikutip dari Mail Online, Kamis (4 April 2024).
Risiko paparan pasif terhadap asap rokok elektrik paling signifikan terjadi pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Sepanjang penelitian, Rodriguez dan timnya menganalisis darah, air liur, dan napas anak-anak di bawah usia 12 tahun yang orangtuanya merokok vape.
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang melakukan vape setiap hari memiliki tingkat metabolit ini lebih tinggi. Metabolit ini terbentuk setelah tubuh terpapar rokok elektrik dan bahan kimia dari rokok elektrik.
Peningkatan metabolit ini dapat menyebabkan penurunan kadar dopamin dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan sel akibat stres oksidatif.