harfam.co.id Tekno – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berencana mengirimkan awaknya ke Bulan pada tahun 2025 dan ke Mars pada dekade berikutnya. Mengirim manusia ke luar angkasa merupakan usulan yang sangat sulit dan berbahaya. Dua puluh orang telah tewas sejak eksplorasi ruang angkasa manusia dimulai lebih dari 60 tahun yang lalu, termasuk bencana Pesawat Ulang-alik NASA 14 pada tahun 1986 dan 2003, serta tiga astronot dan tiga astronot selama misi Soyuz 11 pada tahun 1971. Pada tahun 1967, landasan peluncuran Apollo 1 terbakar. Penerbangan luar angkasa komersial akan menjadi hal biasa. Ketika perjalanan luar angkasa menjadi lebih umum, kemungkinan seseorang meninggal dalam perjalanan juga meningkat. Hal ini mengingatkan kita pada pertanyaan serius namun penting, apa yang terjadi pada tubuh jika seseorang meninggal di luar angkasa? Jimmy Wu, chief engineer di Space Health Research Institute, menjelaskan bahwa cairan apa pun di dalam tubuh berubah menjadi gas dalam ruang hampa bertekanan rendah, yang menurutnya menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Air dalam tubuh bisa membeku ketika suhu di bawah nol mencapai 270,45 derajat Celcius, yang pada akhirnya membuat tubuh dehidrasi. Untuk mengatasi masalah ini, NASA telah mengembangkan kantong jenazah yang dapat menyimpan jenazah selama 48 hingga 72 jam – kematian di luar angkasa sebelum kembali ke Bumi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS Earth), kata Wu Sabtu, 24 Februari, dilansir dari Live Situs web sains. Kisah pilu seorang anak SD di Indramayu yang putus sekolah namun sehat kembali mengenaskan. Anak WD yang tak bernyawa awalnya bersekolah dalam keadaan sehat namun pulang ke rumah dalam keadaan tak bernyawa. harfam.co.id.co.id 3 Agustus 2024
Meninggal Dunia dengan Cara yang Tak Biasa
Read Time:1 Minute, 18 Second