September 21, 2024
Menko Luhut Ajak China Kembangkan Pertanian di Kalteng, Bulog Siap Beli Padinya

Menko Luhut Ajak China Kembangkan Pertanian di Kalteng, Bulog Siap Beli Padinya

0 0
Read Time:1 Minute, 41 Second

Jakarta harfam.co.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Winsar Pandjaitan meminta China mengembangkan lahan pertanian di Kalimantan Tengah. WHO

Menanggapi rencana tersebut, Peram Bulog menyatakan kesiapannya menjadi offtaker proyek tersebut. Bayu Krishnamurthy, Direktur Utama Peram Bulog, menunggu kebijakan agar pihaknya bisa menjadi pembeli produk, khususnya beras. WHO

Bayu mengatakan di Jakarta, Kamis (25 April 2024): “Untuk kemungkinan kerja sama Indonesia dan China yang disebutkan Pak Luhut, tidak masalah jika Bulog dibiarkan menjadi off-taker.”

Jadi, kita tunggu saja teknisnya seperti apa. Tapi kalau Bulog jadi pembeli, kami siap,” tegasnya.

Sebelumnya, Menko Luhut menyampaikan Tiongkok bersedia mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan menyediakan teknologi padi dan akan memulai proyek tersebut pada Oktober 2024.

Antara mengutip Luhut mengatakan: “Kami (Indonesia) sudah meminta mereka (China) untuk menyediakan teknologi beras dan mereka sangat berhasil dalam swasembada. Mereka bersedia.”

Kesepakatan tersebut merupakan hasil pertemuan High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI-RRC ke-4 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (19 April 2024).

Menko Luhut mengatakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan Indonesia adalah mencari mitra lokal untuk mendukung pengembangan pertanian Indonesia.

“Kita perlu mencari mitra lokal untuk membangun di Kalimantan Tengah karena lahan ini sudah ada sekitar 1 juta hektar sejak zaman dahulu,” ujarnya.

WHO

Namun, kata Luhut, pengelolaan lahan akan dilakukan secara bertahap. Misalnya 100.000 hektar sampai 200.000 hektar, dan seterusnya. Dia menambahkan, ‘Kami akan dapat memulai proyek ini dalam waktu enam bulan.

Ia ingin menarik generasi muda Indonesia yang bekerja di bidang pertanian untuk mengembangkan proyek tersebut. Luhut mengatakan proyek ini penting karena beras merupakan masalah serius bagi Indonesia.

“Masalah kita selalu beras. Kita selalu impor 2 juta, 1,5 juta beras. Makanya program ini sepertinya berjalan dan harus dilanjutkan, sebenarnya kita hanya minta 4-5 ton,” ujarnya.

Luhut menegaskan perlunya investasi di bidang pertanian untuk mencapai ketahanan pangan. Oleh karena itu, ia aktif mendorong adopsi model kerja sama Tiongkok di bidang penelitian dan teknologi pertanian serta peningkatan kualitas produk pertanian, khususnya beras.

Luhut menegaskan, “Ke depan kita akan menjadi lumbung padi. ​​Seharusnya begitu.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link