harfam.co.id, Jakarta – Ajang Pestapora kembali digelar tahun ini. Nama Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi sorotan saat ia dihadirkan sebagai salah satu line-up alias pengisi acara di acara yang akan berlangsung pada 20-22 September itu. 2024 . di Gambir Expo, Jakarta.
Nama SBY berada di antara nama Tamat dan Superman Is Dead. Penemuan tersebut mengejutkan warganet. Mayoritas memberikan respons positif.
TIM SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, komentar warganet di akun Pestapora, dikutip Rabu (3/7/2024).
“Berapa album yang dinyanyikan Susilo Bambang Yudhoyono?” tanya seorang warganet yang penasaran.
“PEstaPOra (PEPO)!🔥🔥,” tulis salah satu netizen merujuk pada julukan favorit anak cucu SBY.
Sejauh ini belum ada penjelasan soal kehadiran SBY di festival musik tersebut. Namun, SBY diketahui baru meluncurkan dua single baru pada Juni 2024. Kedua lagu tersebut memperingati lima tahun meninggalnya istrinya Ani Yudhoyono yang meninggal karena penyakit kanker.
“Dengan ini saya merilis dua lagu yang saya tulis sebelumnya. Lagu pertama berjudul “Tahunku Ini” yang menggambarkan rasa duka yang mendalam di tahun pertama meninggalnya almarhum,” tulis SBY dalam unggahan di akun Instagram @ aniyudhoyono pada tanggal 18 Juni 2024. Lagu tersebut dibawakan oleh Cakra Khan dengan iringan musik Tohpati.
Setelah itu, lagu kedua diberi judul Rindu Tak Tergantikan. SBY menyebut lagu itu menggambarkan kerinduannya pada Ani Yudhoyono.
“Lagu ini dibawakan oleh Luh Widasari Dewi yang berasal dari Bali dan juga diaransemen musik oleh Tohpati. Saya harap netizen siap, terutama yang mengenal dan merupakan sahabat Bu Ani,” lanjut SBY.
SBY dikenal sebagai pecinta seni. Ia sangat produktif dalam menulis lagu bahkan saat menjabat sebagai presiden. Ia pertama kali meluncurkan album dengan lagu-lagunya pada Minggu, 28 Oktober 2007.
Dilansir dari News Channel harfam.co.id, Ketua Umum Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (Pappri), Dharma Oratmangun menjelaskan, ada sepuluh lagu ciptaan SBY dalam album yang diluncurkan di Hall D1 Jakarta International. Ekspo, Pekan Raya Jakarta (PRJ). Beberapa musisi mendukung album tersebut.
Diantaranya adalah Jimmy Manopo dan Purwacaraka. Beberapa penyanyi turut berkontribusi seperti Ebiet G Ade, Widi (AB Three), Dea Mirella, dan band Keris Patih.
Menurut Dharma, karya kreatif SBY terdaftar di Direktorat Hak Cipta Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI). Sertifikat tersebut diberikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) saat itu, Andi Matalatta saat peluncuran album.
“Ini juga merupakan wujud nyata kampanye kesadaran hak cipta yang dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai warga negara yang kebetulan dipercaya oleh masyarakat sebagai Presiden Republik Indonesia,” kata Dharma.
Pada 22 Mei 2024, SBY juga merilis rekaman suaranya mengcover lagu Apa Salah dan Dosaku yang diproduseri musisi Bartje Van Houten dari D’Lloyd. Ia mengungkapkan, lagu yang dinyanyikannya direkam pada tahun 2016 dengan aransemen musik lagi oleh Tohpati.
“Saya ingat, rekaman itu dibuat di perpustakaan pribadi saya di rumah Cikeas bersama istri Ani (almarhum),” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Lagu ini populer pada tahun 70an. Ia terpesona dengan lagu tersebut, apalagi Bartje adalah temannya. Bartje pun mengaransemen lagunya yang berjudul Rinduku Padamu.
“Maestro musik sederhana ini juga beberapa kali bersedia menjadi juri pada Lomba Lagu SBY yang diadakan di kota saya, Pacitan, Jawa Timur,” ujarnya.
SBY berharap lagu yang dibawakannya dapat memberikan penghiburan bagi para sahabatnya serta mengenang dan mengapresiasi Bartje van Houten yang meninggal dunia pada 5 Mei 2017 karena penyakit jantung. Namun, Bartje Van Houten adalah seorang perokok aktif semasa hidupnya.Â
Selain menyanyi, SBY juga dikenal dengan lukisannya. Pada Kamis, 24 Agustus 2023, lukisannya berhasil dijual pada acara Knitting Unity di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan harga jual Rp 510 juta. Lelang dibuka dengan harga Rp 100 juta.
Lukisan itu diberi judul “Kabut Pagi di Dusun Sunyi”. Lukisan berukuran 90×60 cm ini dibuat dengan cat akrilik di atas kanvas. SBY mengerjakan pengecatan itu hanya dalam waktu satu malam. Saya mulai kemarin, lalu pagi ini, kata SBY.
Ketua Senat Partai Demokrat mengatakan lukisan itu menggambarkan lingkungan pedesaan yang berkabut, namun indah. Menggambarkan keindahan alam yang dimiliki Indonesia.
“Inilah salah satu keindahan alam ciptaan Tuhan yang banyak terdapat di negara kita. Kalau masyarakat, masyarakat cinta kedamaian, keindahan, keharmonisan itu bagus. masyarakat negeri ini yang kita cintai, sehingga menjadi masyarakat yang baik,” jelas SBY.
Dalam lelang tersebut, lukisan SBY dilombakan oleh anggota Dewan Agung Demokrat dan Wakil Ketua MPR Syariefuddin Hasan, calon legislatif dari Partai Demokrat Rinto Subekti, dan pria bernama Miftah Sobri. Syarief Hasan memenangkan lelang tersebut.