Batavia, harfam.co.id – Platform pertukaran Crypta Indodax telah mengumumkan pelanggaran keamanan menyusul pelanggaran keamanan pada 11 September 2024 (9/11) oleh sekelompok peretas Korea Utara. Ia mengatakan dengan menggunakan sumber daya yang baik, platform kripto dengan 6,9 juta pengguna ini akan menimbulkan kerugian pelanggan sekitar Rp tiga ratus enam juta. Dua sertifikat internasional tersebut sekaligus hadir pada tahun 2019, yaitu ISO 9001:2015 dan ISO 27001:2013. Kemudian sertifikasi ISO 27017:2015 pada Juli 2021. CEO Indodax Oscar Darmawan mengacu pada pelanggaran pertahanan perusahaan, menyatakan bahwa mereka berhasil menerobos dalam waktu 80 jam tanpa kripto klien. “Ini serangan yang bermula saat dia ditawari pekerjaan dengan gaji fantastis dari pihak asing,” kata Batavia, Senin sore. 23 September 2014. Mendapatkan gaji, Oscar melanjutkan dari $2.000 menjadi $3.000. Kemudian mereka meminta staf untuk menggunakan laptop. Hal ini jelas melanggar peraturan perusahaan. Tindakannya, ada pegawai yang mengirimkan file atau dokumen yang ditempel malware “Inilah yang akhirnya menyerang server Indodax,” kata Oscar “Iya bukan scam, tapi ditransfer,” kata Oscar, melainkan para karyawan. Mereka yang tertipu oleh kelompok peretas ini tidak mendapatkan akses ke server utama perusahaan, sehingga serangan cyber pertama terjadi pada 11 September 2024 (9/11) pukul 04:00 WIB, server utama Indodax tetap tidak terluka. Setelah sistem keamanan perusahaan mendeteksi adanya serangan cyber, Oscar dan tim Indodax segera mematikan seluruh server untuk mencegah kebocoran data lebih lanjut.” Pada pukul 04:00 pagi saya diberitahu bahwa tim keamanan IT Indodax menemukan anomali. Jadi kami segera menutup penyelidikan internal 80 yang berlangsung berjam-jam “Atas penyerangan Menara Kembar pada 11 September (WTC New York). 2001),” jelas Oscar Darmawan. Investor Kripto di Indonesia Capai 21 Juta, DPR Minta Pemerintah Lengkapi Aturan OJK yakni 31 Desember 2024.
Oscar Darmawan Blak-blakan Indodax Bisa Dibobol
Read Time:1 Minute, 24 Second