harfam.co.id, Direktur Pendidikan Tinggi Universitas YARSI Jakarta, Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan, bukan hanya paru-paru yang terkena dampak polusi udara. Mata dan kulit juga terkena dampak buruknya kualitas udara.
“(Dampak polusi udara pasti ada di paru-paru. Tapi debu kecil pun bisa menempel di mata, makanya ada yang mengeluhkan penyakit mata,” kata Tjandra mencari udara bersih di sekitar kita, mungkinkah.? dengan harfam.co.id 2024 Jumat, 23 Agustus.
Apalagi partikel tersebut juga menempel di kulit, yang tentunya berdampak pada bagian luar tubuh.
Tjandra juga mengingatkan, polusi udara juga dapat mencemari sumber air. Misalnya, jika sumur terbuka, polusi udara bisa masuk ke dalam air.
Airnya jika diminum langsung atau tidak diolah dengan baik, bisa menyebabkan gangguan lambung, kata Tjandra.
Berbicara mengenai dampak jangka panjang dari polusi udara, selain menyebabkan kanker, juga meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.
“Ini sangat buruk dan sangat buruk bagi kesehatan Anda,” katanya.
Anda tidak dapat memilih angin
Berbeda dengan makanan, ketika kita membeli makanan kita bisa memilih yang sehat dan bersih, udara tidak bisa.
Jika kualitas udara di suatu tempat buruk, hal tersebut tidak bisa dihindari.
“Kita tidak bisa memilih, kalau di suatu tempat ada pencemaran, mau kita serap atau tidak,” kata Tjandra.
Sementara itu, CEO dan co-founder Nafas Nathan Roestandy mengatakan ada dua penyebab utama polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Pertama-tama, transportasi. Menurut laporan Air Quality Life Index (AQLI) 2021, transportasi di Jakarta menyumbang sekitar 31,5% polusi PM2.5 kota tersebut.
Kedua, emisi dari industri di sekitar Jakarta mempengaruhi kualitas udara ibu kota.
Kalau mau lihat siapa yang lebih besar, sulit. Tidak semua dari Jakarta, industri di luar Jakarta juga ada yang udaranya masuk ke Jakarta, kata Nathan.
Tjandra menambahkan, aktivitas masyarakat sehari-hari, bahkan membakar sampah, menimbulkan polusi udara. Kemudian Guru Besar Pneumologi dan Kedokteran Respirasi FK UI ini juga menyoroti kebiasaan merokok masyarakat yang menyebabkan pencemaran udara.
Jadi jangan merokok, yang penting hindari polusi udara, kata Tjandra.