December 8, 2024
Panitia Kurban Harus Tahu, Ini Cara Kelola Limbah Kurban Agar tak Cemari Lingkungan

Panitia Kurban Harus Tahu, Ini Cara Kelola Limbah Kurban Agar tak Cemari Lingkungan

0 0
Read Time:2 Minute, 7 Second

harfam.co.id, JAKARTA – Idul Adha merupakan hari kurban bagi umat Islam di seluruh dunia. Sebagai wujud ibadah, setiap proses kurban harus dijalani dan dipersiapkan dengan baik, termasuk tata cara penanganan sampah.

Fakultas Kedokteran Hewan dan Biomedik IPB University (SKHB) Profesor Dr. Dr Khadri Latif membeberkan tata cara panitia pembuangan limbah kurban untuk memastikan proses kurban tidak mencemari lingkungan. Menurut Khadri, pemotongan hewan (RPH) sebaiknya dilakukan karena ada pembuangan limbah. Namun karena keterbatasan waktu, mereka bisa fokus pada banyak hal dalam waktu bersamaan dan melakukan pengorbanan di luar panggilan pengorbanan.

“Biasanya hal ini mungkin terjadi, namun ada kondisi yang harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk menghindari risiko kesehatan masyarakat.” Syarat pengelolaan limbah kurban lebih baik agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. tidak tempatnya, proses pelaksanaannya dikoordinasikan dengan baik oleh Dewan Pembinaan Masjid (DKM) atau panitia. Khadri seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/6/2024).

Dijelaskannya, dibutuhkan tim mulai dari fasilitas hingga peserta untuk mewujudkan Yagya tersebut. Tempat penyembelihan hewan kurban harus disiapkan secara permanen, minimal semi permanen.

“Setelah ditentukan lokasinya, penting untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana kualitas pemotongan dan pengelolaan sampahnya, agar siap untuk hari besarnya,” ujarnya.

Hal penting yang perlu diperhatikan masyarakat dalam proses penyembelihan adalah darah yang dihasilkan harus ditangani dengan baik. Ia mengatakan, sebaiknya panitia lebih menyiapkan tempat seperti septic tank. Darah mengalir di area tertutup, bukan di area terbuka seperti kolam atau sungai.

Dr Khadri menyarankan agar penanganan rumah potong hewan dan limbahnya dilakukan secara terpisah. Jika tim kurban tidak menyiapkan septic tank, maka harus membuat lubang dengan diameter minimal 50 cm dan kedalaman 50 cm dan membuang darahnya ke tanah. Namun jika hewan mangsanya cukup banyak, tim bisa mencapai kedalaman minimal 1 meter.

Lubangnya ditutup, permukaan dan seluruh area yang berhubungan dengan penyembelihan didesinfeksi, termasuk tempat pengolahan daging, agar tidak menjadi sumber penularan. Karena darah merupakan media yang baik untuk tumbuhnya mikroorganisme, kata Hadri.

Selain itu, ia menekankan bahwa anak-anak tidak boleh dibunuh di tempat yang sulit dibersihkan dan disinfeksi, seperti sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Dr Khadri berpesan agar kita menyambut kurban dengan penuh suka cita dan harapan. Namun hal itu dianggap sepele dan kurang dipersiapkan dengan baik. Komite Korban mengatakan bahwa semua orang harus bersiap mengingat tanggung jawabnya yang besar.

“Ini merupakan amanah dari para korban, dan kita sebagai penyelenggara harus melakukan segala sesuatunya dengan baik di D-Day. Masalah terkait jenazah juga harus dipersiapkan sejak awal, termasuk fasilitas yang memadai, seperti tempat tinggal permanen atau semi permanen. Bagaimana caranya? kita melakukan ini? bisakah kita memastikan bahwa sampah tidak mencemari lingkungan? Tindakan adalah kuncinya.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link