November 14, 2024
Pemandangan Mewah Salat Idulfitri di Wonosobo yang Viral, Menghadap Langsung Gunung Sumbing

Pemandangan Mewah Salat Idulfitri di Wonosobo yang Viral, Menghadap Langsung Gunung Sumbing

0 0
Read Time:3 Minute, 2 Second

harfam.co.id, Jakarta – Di Kota Wonosobo, Jawa Tengah, masyarakat melihat pemandangan tak lazim saat menunaikan salat Id, alih-alih masjid yang indah, warga memilih lapangan terbuka di perbukitan yang menghadap Gunung Sumbing.

Upaya salat KTP di kawasan “mewah” itu terungkap dari pemberitaan @sayaizin di platform X yakni Twitter. “Minimal satu salat hari raya dengan pandangan positif,” tulisnya pada Rabu, 10 April 2024.

Postingan yang viral dengan 2,2k repost dan 6,7k like ini bahkan mendapat respon dari penyanyi Kunto Aji. “Dimana Uapikeee disini,” tulisnya di akun @KuntoAjiW. 

Melihat respon para pembuat konten, ternyata tempat salat ID berada di base camp di Garung, Gunung Sumbing. Pengguna X lainnya @ Yudhawpa juga memperlihatkan gambar dari barisan depan tanpa diganggu oleh penggemar lainnya.

Dalam video terlampir terlihat pernyataan tauhid tetap sejalan dengan Leilahayllala. Netizen mengomentari pemasangan tersebut.

“Kalau suasananya seperti ini, sepertinya tidak ada satu pun ibu-ibu yang pulang ke rumah setelah salat, dengan dalih menunggu lauk pauk,” tulis salah satu pemilik jaringan.

“Alhamdulillah jamaah merasa nyaman di akhir pembelajaran,” jawab produser berita.

“Pemandangan pegunungan selalu indah, berapa jam untuk sampai kesana?” tanya pakar internet tersebut, yang kemudian dijawab oleh produser berita bahwa ia hanya membutuhkan waktu 30 menit dari rumah.

“Wonosobo indah sekali,” sahut yang lain.

“MasyaAllah indah sekali pemandangannya,” sahut yang lain.

“Mau dengar suara salat Idul Fitri di sini,” sambung warganet. 

Banyak berita Idul Fitri yang membanjiri media sosial. , yang dijadikan tempat salat Idul Fitri, sukses menarik perhatian masyarakat.

Netizen pun tak segan-segan menambahkan komentar pujian dan kesabaran, bahkan banyak yang membagikan momen kesabaran versi mereka masing-masing.

Mengutip laman HKY Kayutangan, Rabu 10 April 2024, pembangunan tempat ibadah alias Gereja Paroki Hati Kudus ini dimulai pada 4 Juni 1897. Gereja Neo-Gotik tertua di Malang ini memiliki panjang 41 meter 11,4 meter. , dan tinggi ruangan tersebut adalah 15,2 meter.

Banyak orang penting yang terlibat dalam pembangunan rumah ibadah yang menelan biaya 30.972 gulden tersebut. Marius J. Hulsuit sebagai desainer; C. Vis, Van’t Pad dan Bourguignon sebagai kontraktor; dan Mullane sebagai pengawas konstruksi.  

Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bpk. G.D.A. Jonckbloet, S.J. Pembangunan gereja dimulai pada 11 Mei 1905 dan memakan waktu sekitar tujuh bulan. Di Belanda, hal ini terjadi pada tahun 1906. 

Kedua tower setinggi 33 meter ini dirancang oleh Ir. Albert Grunberg mulai bekerja pada tanggal 3 Oktober 1930 dan diberkati oleh Ny. Clemens Van der Pas pada tanggal 14 Desember 1930. Lonceng gereja yang sudah ada sebelum gereja didirikan tercatat memiliki berat 303 kilogram, diameter 78 cm.

Lonceng kedua beratnya 185 kg, diameternya 65 cm, dan tulisan E.

Sayangnya, pesawat tersebut menabrak menara melintang kiri pada 27 November 1967. Tak lama kemudian, pesawat tersebut jatuh di kawasan Buring dan menewaskan tiga penumpang.

Sekitar lima tahun yang lalu, Pemerintah Kota Malang mengakui Gereja Hati Kudus Yesus sebagai salah satu benda cagar budaya. Kehadirannya semakin melengkapi peran penting dalam pembangunan kota Malang. “Gereja ini menjadi saksi kehadiran umat Katolik sejak zaman penjajahan Belanda di Malang,” kata Agung H Buana, sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya Malang, seperti dikutip merdeka.com, Rabu (10/4/2024). 

Meski berarsitektur Gotik, namun denah bangunan gerejanya berbentuk persegi, bukan berbentuk salib seperti kebanyakan gereja Gotik. 

Hingga saat ini Gereja Hati Kudus Yesus masih menjadi gambaran kota Malang. Wisatawan tak pernah luput melihat dan mengunjungi gereja megah tersebut. Mantan Wali Kota Malang, Sutiaji, sempat berjanji akan mengedepankan arsitektur tradisional. Termasuk dalam bentuk dana konservasi atau kompensasi pajak bumi dan bangunan (L&B).

Perencanaan dampak harus mengupayakan pelestarian bangunan bersejarah yang tersisa, karena banyak bangunan bersejarah yang hilang, dibongkar, dan diubah dalam prosesnya. “Jika kita tidak hati-hati, lambat laun hal ini akan hilang,” tegasnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link