harfam.co.id, Jakarta – Mpox merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Monkeypox yang termasuk dalam kelompok virus Orthopox dan berasal dari ular seperti tikus Afrika.
Penyakit ini berkaitan dengan penyakit lain seperti cacar air dan campak.
Mpox dapat menimbulkan gejala berupa demam 38 derajat Celcius dan dalam waktu satu hingga tiga hari setelah gejala pertama, dapat muncul lesi kulit.
Gejala MPox salah satunya adalah limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Penyakit Infeksi Tropis, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Hadianti Adlani siaran persnya, Selasa (27/8/2024). Bedanya. ayam ayam
Sebaliknya pada penderita cacar air, muncul demam 39 derajat Celcius dan muncul ruam pada hari pertama hingga kedua terinfeksi.
Finacu dimulai dengan makula, papula, vitula, dan pustula, serta diakhiri dengan nanah dan krusta. Gejala cacar air adalah luka. Cacar air jarang berakibat fatal. Berbeda juga dengan virus
Demam dan ruam juga terjadi pada pasien pilek. Biasanya, penderita influenza mengalami demam tinggi 40,5 derajat Celcius dan ruam yang timbul setelah hari kedua hingga keempat.
Ruam mungkin muncul di kulit kepala dan menyebar ke tangan dan kaki. Gejala cold sore adalah adanya koplik atau bercak putih pada mulut. Risiko serum yang fatal tergantung pada kondisi masing-masing pasien.
Ruam kulit juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, maag, sifilis, atau alergi obat.
Oleh karena itu, jika mengalami demam dan timbul ruam, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam, untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat, saran Hadianti.
Secara klinis, diagnosis MPox dapat ditegakkan dengan penyakit akut lainnya, seperti influenza (walaupun ada), varicella atau cacar air, influenza, infeksi bakteri pada kulit, maag, sifilis, dan alergi terhadap obat-obatan tertentu.
Pembesaran kelenjar getah bening bisa menjadi gejala umum MPox dan penyakit serupa lainnya, seperti influenza, cacar air, dan lain-lain.
Untuk mengetahui apakah gejala akut tersebut merujuk pada Mpok atau tidak, perlu dilakukan konfirmasi penyakitnya. Hal ini hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, termasuk penggunaan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) pada usap amandel, usap hidung, cairan luka, dan serum.
Ia mengatakan, “Jika seseorang diduga mengalami gejala Mpox, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit menular. Pasien juga harus segera memeriksakan diri ke dokter jika pernah kontak dengan darah. , cairan tubuh, atau kulit atau selaput lendir hewan atau manusia yang menderita penyakit ini.”
Pada anamnesis atau wawancara klinis, dokter spesialis penyakit dalam spesialis penyakit menular akan menanyakan riwayat perjalanan pasien. Terutama dalam sejarah imigrasi dari negara-negara yang terjangkit seperti Afrika Barat dan Afrika Tengah. Seperti riwayat kontak pasien dari negara terjangkit.
Dokter juga akan menilai apakah gejala tersebut sesuai dengan gejala HPV atau penyakit menular lainnya, seperti cacar, cacar, campak, dan penyakit menular seksual lainnya.
Setelah itu, pasien akan dikirim ke laboratorium. Untuk memastikannya, pasien harus dibawa ke laboratorium khusus yang menyediakan sampel jaringan, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR).
Setelah diagnosis dipastikan, pasien akan dirawat di ruang isolasi khusus dengan tekanan negatif untuk menghindari kontaminasi.
Selanjutnya, pasien akan diberikan perawatan simtomatik dan suportif hingga serangan pasien atau intensitas infeksinya mereda.