harfam.co.id, Menteri Keuangan (Menkeu) Jakarta Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaksanaan pemilu 2024 atau anggaran pemilu pada 29 Februari 2024 sebesar Rp23,1 triliun atau meningkat Rp38,3 triliun. dia berkata. Artinya anggaran pemilu 2024 masih sebesar Rp15,2 triliun. “Untuk tahun ini ditetapkan Rp38,3 triliun, Rp23,1 triliun artinya 60,3 persen, karena pemilu pada 14 Februari, dan bulan Januari dan Februari paling banyak digunakan untuk pemungutan suara,” kata Menkeu. Klik Kementerian Keuangan Senin (25/3/2024) pada APBN 15 Maret 2024.
Anggaran yang digunakan Kas Negara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Pemilu) sebesar Rp 21,2 triliun, ujarnya.
“Ini hanya untuk KPU dan Bawaslu. Sampai 29 Februari sudah dikeluarkan 21,2 triliun dolar.” Rincian biaya pemilu 2024
Rinciannya, biaya yang dikeluarkan kedua organisasi tersebut adalah honorarium Badan Ad Hoc, honorarium Pemantau Ad Hoc, pembelian barang dan jasa, penetapan suara dan penghitungan saham, pemilihan konsultan IT, pemantauan perolehan suara dan pemantauan hasil pemilu, Pemantauan Iklan. Hoc adalah memantau keabsahan hasil pemilu.
Selain itu, dana tersebut digunakan melalui 14 kementerian/lembaga senilai Rp1,9 triliun untuk kebutuhan pengamanan pemilu dan TNI/POLRI, pembentukan Almatsus pengamanan pemilu, layanan keamanan siber dan pemantauan acara pemilu, pemungutan dan penghitungan suara. memberikan informasi kepada masyarakat pada saat pemilu dan pemilu, menangani pengaduan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu, dan memantau kegiatan pemilu.
Total anggaran pemilu 2024 tahun 2022 hingga 2024 mencapai Rp71,3 triliun. “Pada tahun 2022 hingga 2024, jumlah yang dialokasikan untuk seluruh penyelenggaraan pemilu, mulai dari persiapan hingga tahun 2024, sebesar Rp71,3 triliun, semuanya untuk penyelenggaraan pemilu.”
Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 tercatat melebihi Rp 22,8 triliun.
Sedangkan dari sisi investasi awal juga mengalami surplus sebesar Rp 132,1 triliun. “Wilayah APBN masih sebesar Rp22,8 triliun atau 0,10 persen terhadap pertumbuhan PDB dan sisa pendapatan sebesar Rp132,1 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN 15 tahun 2024 di kantor APBN. Kementerian Keuangan, Senin (25/3/2024).
Kementerian Keuangan juga menyebut kinerja APBN sejak Maret sangat baik dan kuat. Pemerintah berhasil meningkatkan pendapatannya hingga 493,2 triliun dolar. “Kinerja APBN sampai dengan 15 Maret menunjukkan kinerja APBN masih sangat baik dan kuat, dibuktikan dengan APBN yang mencapai 17,6 persen dari target,” ujarnya.
Namun dari sisi pertumbuhan, pendapatan negara turun 5,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Untuk memperbaikinya, kita lihat pertumbuhannya negatif 5,4, sehingga dana masyarakat terhimpit,” ujarnya.
Sementara dari sisi belanja, belanja pemerintah mencapai Rp470,3 triliun per 15 Maret 2024 atau meningkat 18,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk belanja pemerintah mencapai Rp470,3 triliun yang merupakan 14,1 persen dari pagu, dan ini merupakan peningkatan sebesar 18,1 persen dari Januari dan Februari hingga pertengahan Maret, ujarnya.
Seperti disebutkan sebelumnya, Menteri Keuangan (Keuangan) Shri Mulyani Indrawati mengumumkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 Maret 2024 tercatat sebesar 22,8 triliun atau 0,10% terhadap PDB. .
“Hingga 15 Maret APBN surplus 0,10%,” kata Shri Mulyani dalam rapat dengan radio Komisi XI KHDR RI, Selasa (19/3/2024).
Kenaikan APBN berasal dari investasi pemerintah yang tercatat sebesar Rp493,2 triliun. Angka ini mewakili penurunan tahun ke tahun sebesar 5,4 persen.
Jumlah tersebut meliputi penerimaan pajak sebesar Rp399,4 triliun, pajak sebesar Rp342,9 triliun, serta pajak konsumen dan barang sebesar Rp56,5 triliun.
Dana lainnya berasal dari dana tidak kena pajak (PNBP) Rp 93,5 triliun. Selain itu, ada dana Rp 200 miliar.
Saat ini pendapatan pemerintah tercatat sebesar Rp 470,3 triliun. Penerimaan negara ini sejalan dengan penerimaan negara yang dikirim ke daerah antara Rp328,9 triliun hingga Rp141,4 triliun.
Selain itu, belanja modal masih tercatat surplus Rp. 132,1 triliun.
“Pertumbuhannya meningkat karena pemilu,” kata Menteri Keuangan Shri Mulyani.
Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya berharap perekonomian Indonesia bisa tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2024. Harapan tersebut menjadi salah satu permasalahan perekonomian dunia, meski terdapat permasalahan eksternal.
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan tahun ini sebesar 5,2 persen tidak bisa dianggap sebagai risiko yang sangat rendah.
Risiko ini berasal dari berbagai perkiraan lembaga keuangan internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen pada tahun ini, perkiraan Bank Dunia sebesar 4,9 persen, dan perkiraan OECD sebesar 5,2 persen.
“Mereka (mengetahui) tarifnya lebih rendah, yaitu 5,2% lebih rendah dari APBN,” kata Shri Mulyani dalam konferensi pers bersama XI KHDR, Selasa (19/3/2024) yang disiarkan televisi.
Kemudian pada tahun 2025, Pak Mulyani melihat resesi belum berjalan dengan baik, sementara prospek organisasi internasional masih berada di angka 5 persen atau di bawahnya. Meski demikian, Shri Mulyani memastikan pemerintah tetap optimis dan realistis.