harfam.co.id, JAKARTA – Para ilmuwan khawatir “penyakit rusa zombie” bisa menular ke manusia. Kekhawatiran ini muncul setelah dua pemburu di Amerika Serikat meninggal tak lama setelah memakan daging rusa yang terjangkit penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit wasting kronis (CWD).
Sebelum kematiannya, pasien mengalami gejala neurologis yang mirip dengan hewan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa CWD dapat ditularkan dari rusa ke manusia. Penyakit ini menyerang otak dan sistem saraf sehingga menyebabkan hewan ngiler, lesu, dan kurus.
Dikutip dari The Sun, Selasa (23/4/2024) CWD dijuluki ‘penyakit rusa zombie’ karena rusa yang terinfeksi akan menatap kosong. Beberapa ahli khawatir penyakit ini bisa menyebar ke manusia dengan cara yang mirip dengan penyakit sapi gila pada tahun 1990an.
Para ilmuwan di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio meneliti kematian pemburu yang terjadi pada tahun 2022. Temuan mereka memberikan bukti kuat bahwa penyakit ini dapat menyebar dari hewan ke manusia.
Salah satu pasiennya adalah pria berusia 72 tahun. Dia mengalami kebingungan, agresi yang cepat dan kejang, kemudian meninggal dalam waktu satu bulan meskipun telah diobati. Setelah kematiannya, ia didiagnosis menderita penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) sporadis, yang menyebabkan kehilangan otak. Penyakit sapi gila adalah bentuk lain dari CJD.
“Riwayat pasien, termasuk kasus serupa di kelompok sosialnya, menunjukkan kemungkinan penularan CWD dari hewan ke manusia,” kata para peneliti dalam laporan kasus yang diterbitkan bulan ini di jurnal Neurology.
Teman pemburu tersebut juga meninggal karena penyakit yang sama, namun penelitian tersebut tidak memberikan banyak rincian mengenai kondisinya. Detil tempat tinggal atau perburuan para pria juga tidak dibahas dalam penelitian tersebut.
CWD merupakan penyakit prion yang tidak dapat disembuhkan dan menyerang berbagai spesies rusa. Penyakit prion adalah keluarga penyakit neurodegeneratif langka namun agresif yang menyerang hewan dan manusia (CJD adalah penyakit prion manusia).
Istilah prion mengacu pada jenis protein yang dapat menyebabkan protein normal terlipat secara tidak normal di otak. Lipatan protein prion yang tidak normal dapat menyebabkan kerusakan otak, cacat parah, perubahan kepribadian, kesulitan bergerak, dan gejala lainnya.
Para ilmuwan masih belum mengetahui banyak tentang penyakit prion, namun penyakit ini biasanya berakibat fatal. Hingga saat ini, CWD telah terdeteksi pada rusa di 32 negara bagian AS, serta tiga provinsi di Kanada, Korea Selatan, Finlandia, Norwegia, dan Swedia.
Diperlukan waktu lebih dari satu tahun bagi hewan yang terinfeksi untuk menunjukkan gejala, dan hewan tersebut mungkin mati sebelum mereka mulai mengendus atau menatap kosong. Tidak ada pengobatan atau vaksin yang efektif untuk penyakit ini.