harfam.co.id, Jakarta Pada sub-holding Bisnis & Perdagangan PT Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina Negara terus berupaya meningkatkan efisiensi dan keandalan pengelolaan SPBU. Sebagai wujud komitmen perluasan jaringan SPBU, PT Pertamina memperkenalkan Sistem Manajemen Operasi (KSO) dan SPBU DODO (Dealer with Product).
Vice President Business PT Pertamina Edith Indra Triadi mengatakan, ide kolaborasi ini juga diciptakan untuk meningkatkan kualitas layanan dan citra SPBU Pertamina.
“Kerja sama ini akan dilakukan secara saling menguntungkan,” jelasnya.
Dalam kerja sama ini, Edith menambahkan, PT Pertamina Retail akan memberikan lebih banyak dukungan investasi kepada stasiun DODO di beberapa bidang seperti pengelolaan keuangan, manajemen bahan bakar/kinerja, perdagangan non bahan bakar (NFR), renovasi infrastruktur dan pengembangan SPBU.
“Ada dua bentuk kerja sama yang berjalan, yaitu KSO TAC (Technical Assistance Agreement) dan SPBU full. Melalui kedua program kerja sama tersebut, PT Pertamina Retail akan memberikan berbagai bantuan dan kontribusi. Edith menambahkan: “Untuk full gas SPBU, Pertamina Business akan berperan penting dalam pengoperasian SPBU tersebut, sedangkan mitra TAC akan memiliki mitra SPBU DODO dalam pengoperasiannya.”
Dalam kemitraan TAC, perjanjian kemitraan dapat dibuat paling sedikit selama satu tahun. Nantinya DODO SPBU akan membantu tim penjualan PT Pertamina yang berbasis di SPBU. PT Pertamina Retail kemudian juga akan terlibat dalam pengadaan bahan bakar dan pengelolaan keuangan, sehingga modal kerja yang sebelumnya dimiliki mitra stasiun DODO akan berkurang.
Sementara itu, secara penuh, perjanjian kerja sama dapat diselesaikan setidaknya selama lima tahun, dan PT Pertamina Retail akan memberikan investasi sebesar-besarnya untuk rekonstruksi SPBU dan infrastrukturnya, dengan mempertimbangkan kemungkinan bidang penelitian yang relevan.
Untuk menjajaki potensi kemitraan tersebut, pihak yang berminat dapat menghubungi kantor penjualan PT Pertamina di Grha Pertamina Pertamax Tower lt.11, Jakarta Pusat (021-39711105).
PT Pertamina Retail terus berupaya mewujudkan rencana jangka panjang untuk menjadi perusahaan perdagangan energi tanah air di tingkat internasional melalui semangat integrasi energi yang melayani negara, kami berupaya untuk terus memberikan layanan berkualitas dan integrasi energi untuk keberlanjutan perkembangan negara. .
Sebagai perusahaan terdepan di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung tujuan nol emisi pada tahun 2060 dan terus menggalakkan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh upaya tersebut tidak terlepas dari penerapan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis Pertamina.
Sebelumnya, Direktur Komunikasi, Hubungan, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Jatimbalinus Ahad Rahedi menegaskan, penjualan produk Pertamax Green 95 dalam 10 bulan terakhir di 17 kantor di Pulau Jawa tidak boleh menggantikan produk Pertalite.
“Sebenarnya ada 17 SPBU di Jatim yang menjual produk Pertamax Green 95 selama 10 bulan terakhir, namun hal ini tidak ada kaitannya dengan permasalahan yang dihadapi perusahaan bahwa produk tersebut merupakan pengganti Pertalite,” kata Ahad. . dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jumat.
Pertamax Green 95 merupakan produk baru Pertamina untuk beberapa suku cadang mobil yang menggunakan bensin RON 92 ke atas.
Produk ini berasal dari beberapa tanaman sayuran yaitu etanol yang diperoleh dari tebu yang diproduksi oleh PT Enero anak perusahaan PTPN, sehingga selain untuk menjaga lingkungan juga mendukung potensi petani lokal.
“Bukan pengganti Pertalite, tapi pelengkap BBM Octane yang hingga saat ini masih didominasi kompetitor di pasaran,” kata Ahad.
Dia menegaskan, seluruh SPBU di Jawa Timur, Bali, dan Tenggara Kecil tetap menyalurkan Pertalite sesuai tarif yang ditetapkan pemerintah.
“Di Jawa Timur sendiri, Pertalite menjadi produk terlaris dengan konsumsi 12.265 liter per hari. Dengan dukungan 140.673 liter, distribusi Pertalite masih 10 kali lebih aman,” kata Ahad.
Sedangkan penggunaan Pertamax Green 95 di Jawa Timur kini mencapai 680 liter sejak diluncurkan pada Juni 2023.
“Awal Juni tahun lalu masih hanya 12 SPBU, tapi sekarang sudah banyak di Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Malang. Paling banyak yang pakai sepeda motor dan balap, karena kecepatan produknya bagus banget. .”
Sekretaris Jenderal Pertamina Patra Niaga Irta Ginting menegaskan, sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022, Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Peruntukan Khusus (JBKP), sehingga terjadi perubahan penyediaannya harus dilakukan melalui politik pemerintah.
Irta mengatakan, “Sampai saat ini kami masih mendistribusikan Pertalite di seluruh kabupaten sesuai amanah yang diberikan pemerintah. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir.”
Irta menambahkan, Pertamina Patra Niaga sebagai penyalur BBM bersubsidi berkomitmen untuk terus mengikuti dan melaksanakan seluruh kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
“Secara umum seluruh kebijakan pemerintah akan kami ikuti dan laksanakan,” kata Irto.