harfam.co.id, Jakarta Sub Holding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan pembangkit listrik primer dalam kondisi aman menjelang Idul Adha 1445H. Dengan begitu, pasokan listrik di masyarakat terjamin dengan ketersediaan batu bara, gas, dan bahan bakar minyak (BBM) yang memadai.
Direktur PLN EPI Ivan Agung Firstantara memastikan PLN EPI siap menjaga kehandalan pasokan energi primer agar masyarakat dapat menikmati perayaan Idul Adha 1445.
“Saat Idul Adha, kami memastikan aliran listrik aman, sehingga masyarakat tidak kebingungan saat merayakan ibadah. Kami ingin masyarakat Indonesia merasa leluasa dan nyaman saat beribadah dan berkumpul bersama keluarga,” kata Ivan pada Jumat (14/06/2024).
Menurut Ivan, PLN EPI memperkuat rantai pasokan dan memastikan kebutuhan energi dasar seluruh unit produksi terpenuhi. Saat ini, batubara secara umum berada dalam kondisi aman.
“Saat ini hari kerja produksi (HOP) batu bara berada pada kondisi yang sangat baik, rata-rata 25-28 HOP, untuk kayu 7-16 HOP, dan pasokan gas dan LNG terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. rencana transfer energi pertama,” kata Ivan.
Ivan menjelaskan per 13 Juni 2024, rata-rata stok batu bara PLTU di Jawa, Madura, dan Bali sebanyak 25 HOP. Rata-rata stok batu bara PLTU PLN di Sumatera – Kalimantan (Sumkal) adalah 20,8 HOP.
Sedangkan rata-rata batubara PLTU PLN di Sulawesi – Maluku – Papua – Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 27,8 HOP.
“PLN EPI akan terus waspada dalam menjamin keandalan pasokan listrik ke pembangkit-pembangkit PLN Grup,” ujarnya.
Selain itu, Ivan memastikan PLN EPI akan terus menjalin kerja sama dengan Sub Holding PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power agar pasokan listrik primer untuk kebutuhan peralatan listrik tetap terjaga dan tidak ada gangguan dalam mendukung masyarakat dalam merayakan Idul Fitri. al-Adha 1445 Hijriah.
Ivan juga mengatakan PLN EPI mendukung pemerintah untuk menurunkan emisi karbon menuju net zero emisi (NZE) pada tahun 2060 dengan terus mengembangkan rantai pasok biomassa.
“Biomassa merupakan salah satu energi terbarukan jenis baru (EBT) yang dapat mengurangi emisi karbon, murah dan menguntungkan serta memberikan berbagai manfaat sosial dan ekonomi bagi wilayah,” pungkas Ivan.
PT PLN (Persero) telah bergabung dalam pembiayaan dengan Bank Dunia, Canadian Clean Energy and Forest Climate Fund dan Clean Technology Fund sebesar USD 581,5 juta atau setara Rp 9,46 triliun (kurs Rp 16.270 ke AS dollar), untuk mendukung perluasan akses listrik di Indonesia, sebuah proyek transisi energi dan digitalisasi perusahaan.
Hal ini ditunjukkan dengan ditandatanganinya program hibah dan perjanjian pinjaman langsung dengan Penjaminan Pemerintah yang disebut Indonesia Program for Sustainable Least Cost Electrification-1 (ISLE-1). Program ISLE-1 merupakan program pinjaman yang didasarkan pada dukungan Bank Dunia dan mitranya untuk meningkatkan ketersediaan listrik, meningkatkan kesiapan jaringan untuk menghubungkan energi baru terbarukan (EBT) dan meningkatkan kapasitas teknis informasi PLN.
Penyusunan proyek ini juga mendapat dukungan teknis dan finansial dari Sustainable Renewable Energy Risk Reduction Initiative (SRMI) yang dikelola oleh Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP). Direktur Utama PLN Darmavan Prasodjo menilai pentingnya kerja sama Bank Dunia dalam pembiayaan melalui proyek ISLE-1 untuk membiayai proyek distribusi, transmisi, dan pembangkit listrik menuju 100 persen elektrifikasi di Indonesia.
Program ini juga akan membiayai perusahaan untuk meningkatkan bauran energi terbarukan, mengurangi biaya produksi dan memperkuat perekonomian dan efisiensi PLN.
“ISLE-1 fokus pada dua wilayah, yaitu Maluku dan Nusa Tenggara, karena kedua wilayah tersebut memiliki tingkat ketersediaan listrik dan rata-rata biaya pembangkitan listrik paling rendah,” kata Darmawan, Kamis (13/06/2024).
Dharmavan mengakui perubahan kekuasaan tidak bisa dilakukan sendirian. Sebagai tempat peralihan kekuasaan, PLN terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak dalam mencari solusi permasalahan yang ada saat ini.
“Transisi energi tidak bisa dilakukan sendirian, karena ada permasalahan teknis, organisasi, operasional, dan finansial. PLN telah merencanakan semua permasalahan tersebut agar setiap permasalahan dapat diatasi, dikurangi dan dipantau agar dapat terus bergerak maju dalam pekerjaan. transisi energi,” tambahnya.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Caroline Turk mengatakan Bank Diniya siap mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 persen listrik dan mempercepat EBT.
Investasi ini diharapkan dapat menyeimbangkan biaya listrik dengan tingginya kebutuhan listrik khususnya di Kepulauan Timur. “Bank Dunia siap mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 persen listrik.” “Tingkat elektrifikasi rumah yang lebih tinggi, khususnya di Kepulauan Timur, akan memberikan lebih banyak peluang ekonomi, terutama bagi perempuan,” kata Turk.
Tak hanya untuk instalasi listrik, Turk juga menyampaikan bahwa ISLE-1 merupakan proyek finansial yang ditujukan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia.
“Berinvestasi pada pembangkit listrik penting untuk menempatkan sektor ini pada jalur yang efisien dan berkelanjutan sekaligus meningkatkan efisiensi dan keandalan,” tutupnya.