November 14, 2024
Polusi Udara Meningkat saat Kemarau, Simak Tips Dokter agar Tubuh Tidak Tumbang

Polusi Udara Meningkat saat Kemarau, Simak Tips Dokter agar Tubuh Tidak Tumbang

0 0
Read Time:2 Minute, 26 Second

harfam.co.id, Jakarta Dokter Spesialis Paru Astri Indah Prameshwari dari Eka Hospital BSD mengatakan datangnya musim panas akan membuat udara kering. Oleh karena itu, kuman, bakteri atau virus juga dapat terbang ke dalam tanah.  

“Pencemaran banyak dampak atau pemicunya. Bisa dari pabrik atau pabrikan, emisi mobil, kebakaran hutan. Kemudian kalau musim makin parah, terutama di musim panas karena kering dan panas. Jadi kelembaban udara mempengaruhi polusi,” kata Astri.

 Apalagi pada bulan Juni hingga Agustus saat musim panas tiba, debu mudah beterbangan membawa kuman yang mudah masuk ke saluran pernafasan. Tak hanya itu, jika menempel di mata, telinga, atau kulit, polusi juga bisa berdampak.

Jika Anda memiliki riwayat alergi, Anda lebih rentan mengalami iritasi ringan hingga berat. Misalnya, berdiri di pinggir jalan dalam waktu lama dapat menyebabkan mata perih, berair, atau merah. 

 Kepada media Astri mengatakan, “Jadi kadang kalau terlalu lama pemerintah mengambil tindakan hujan buatan, tugasnya membersihkan polusi udara, karena kalau tidak diawasi akan menimbulkan gangguan kesehatan. Bisa merugikan,” kata Astri kepada media. pada hari Kamis, 27 Juni 2024.

Tak hanya di luar ruangan, polusi udara dan debu juga bisa menyerang bahaya kesehatan di dalam ruangan. Baik itu ruangan tempat Anda tinggal atau tempat Anda bekerja.

Kekhawatiran terbesar mengenai polusi adalah ukurannya yang relatif kecil. Ukurannya lebih kecil dibandingkan pasir dan bakteri. Polusi udara yang paling ditakuti adalah polusi partikulat dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 57,7 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).  

 “Pencemar terbagi dua, yaitu gas dan partikulat. Pencemaran partikulat yang mengiritasi saluran pernapasan dapat menimbulkan reaksi yang cepat maupun lambat,” jelas Astri.

Misalnya, dengan reaksi yang cepat, polusi partikulat dapat menyebabkan mata berair, perih, atau merah. Pada saluran pernafasan menyebabkan batuk, sesak nafas dan penyakit lainnya.

“Pada reaksi yang lambat, setelah bertahun-tahun terpapar, polutan akan terakumulasi dalam waktu yang lama, karena ukurannya yang kecil dapat masuk ke saluran pernapasan, paru-paru, dan peredaran darah. Oleh karena itu, hanya di paru-paru, Benda asing dapat memicu pneumonia, kemudian peradangan yang berkepanjangan. dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK,” kata Astri.

Ketika polusi partikulat ini memasuki aliran darah, dapat menyebabkan berbagai penyumbatan. Menurut Astri, hal itu tergantung penyumbatan apa yang Anda derita. Misalnya pada jantung bisa menyebabkan penyumbatan jantung. Jika sampai ke otak, bisa menyebabkan stroke atau risiko kesehatan lainnya.

 

Apabila kondisi di sekitar area kegiatan mengalami polusi udara, maka penting untuk melakukan hal-hal berikut demi manfaat kesehatan.

“Kalau di dalam kamar, lihat pembersihnya, lihat debunya, bahkan bisa pakai air purifier. Bersih sekali,” kata Astri.

Jika harus bekerja atau beraktivitas di luar ruangan, ikuti protokol kesehatan. Salah satunya dengan selalu memakai masker dan rutin mencuci tangan.

“Pakai masker, paling mudah,” tegasnya.

Cara lainnya adalah dengan menjaga imunitas tubuh. Sebab antioksidan diperlukan untuk menang melawan segala bentuk bakteri, virus atau kuman yang terpapar polusi yang membawanya ke dalam tubuh.

“Istirahat yang cukup. Lalu akibat kontak dengan polisi terjadi oksidasi dan stres, sehingga mengonsumsi makanan tinggi antioksidan seperti sayur, buah, dan suplemen juga tidak menjadi masalah.” . .

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link