Jakarta – Guru Besar Ulama Islam Indonesia. Quraisy Shihab mengutarakan pendapatnya mengenai Maulid Nabi. Ia mengatakan, Maulid Nabi bukan soal politik, melainkan kesempatan mengingat dan merenungkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Penulis Tafsir al-Misbah prihatin dengan potensi perpecahan dalam perayaan Maulid Nabi. Perpecahan ini mungkin muncul karena perbedaan pandangan politik yang dibahas dalam kisah Maulid Nabi.
Misalnya, Anda memiliki seorang pembicara yang membela atau mendukung kelompok politik tertentu. Hal ini dapat menimbulkan gesekan antar umat Islam yang berbeda pandangan politik. Untuk itu, ia menyarankan agar persoalan politik praktis tidak dibicarakan saat perayaan Maulid Nabi.
“Jangan membahas isu-isu politik atau isu perbedaan pendapat di forum Maulid Nabi.” Jangan menjelaskan di masjid-masjid. “Karena paling tidak bisa menimbulkan kesalahpahaman, bahkan perpecahan,” ujarnya pada Selasa, 26 September 2023 seperti dikutip dari situs Nahdlatul Ulama.
Pria berusia 79 tahun itu mengatakan, meski kegiatan Maulid Nabi adalah kegiatan sakral, politik nyata biasanya kotor dan berorientasi pada kekuasaan.
Menurutnya, Nabi memiliki akhlak yang baik untuk dijadikan pelajaran bagi umat Islam.
Masih banyak hal lain yang bisa dibicarakan untuk melaksanakan Rasulullah SAW. Misalnya saja sikap tenang Rasulullah, perjuangannya dalam menyebarkan Islam, kehidupan keluarganya, atau pesan Rasulullah kepada umatnya.
Pesan Quraisy Shihab antara lain adalah nilai moral menjaga kesakralan Maulid Nabi dan menghindari kepentingan politik praktis. Ia menegaskan, persoalan agama jauh lebih penting dibandingkan persoalan politik. Elit PKB: NU dijadikan alat politik oleh dua tokoh NU yang berencana membentuk panitia khusus yang bertujuan mengembalikan PKB ke jalur NU. PKB pun sudah mengeluarkan pesan kuat terkait rencana tersebut. harfam.co.id.co.id 2 Agustus 2024