harfam.co.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Komite Percepatan dan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) yang dikoordinasikan Kementerian Perekonomian tengah melakukan kerja sama teknis dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. . dalam proyek bernama Proyek Pengembangan Kabupaten Rebana terkait Pelabuhan Internasional Patimban yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Discussion (RoD) pada tahun 2023. 7 Desember dan dilanjutkan dengan acara Kick Off Meeting di Kertajat, Kab. Mayelenko, 2024 27 Mei
Hal ini sebagai upaya pelaksanaan pembangunan Kabupaten Rebana sesuai amanat Perpres Nomor 87 Tahun 2021.
Tahun 2024 Pada hari Kamis tanggal 30 Mei bertempat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk pertama kalinya dilaksanakan kegiatan Joint Coordinating Committee (JCC).
Kegiatan ini bertujuan untuk menyepakati matriks perencanaan proyek, rencana kegiatan dan rencana kerja, serta usulan penambahan anggota Komite Koordinasi Gabungan (anggota JCC) dan komite eksekutif yang bertugas meninjau kemajuan proyek. akan dilaksanakan dalam 2 tahun yaitu 2024-2026.
Staf Khusus Pembangunan Daerah, Pembangunan Infrastruktur, dan Percepatan Investasi Kementerian Koordinator Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan infrastruktur pendukung juga diperlukan untuk meningkatkan konektivitas antar kawasan industri dan ekonomi di sekitar kawasan Rebana.
“Diantaranya adalah Pelabuhan Internasional Patimban yang merupakan salah satu infrastruktur prioritas pengembangan kawasan Rebana dengan biaya investasi dan pembangunan sebesar Rp43,2 triliun yang juga merupakan bagian dari Rencana Strategis Nasional (NSP) Indonesia,” ujarnya. dikatakan. dikatakan Situs web Kementerian Perekonomian.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, Kabupaten Rebana diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jabar dan Indonesia yang berkelanjutan.
Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat dan menggunakan rencana pembangunan daerah sejalan dengan strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mengintegrasikan rencana pembangunan industri dan rencana pembangunan infrastruktur di daerah untuk menjamin kesejahteraan masyarakat daerah dan nasional.
Selain itu, perwakilan masing-masing kabupaten/kota di distrik Rebana juga memberikan masukan dan informasi mengenai pengembangan kapasitas daerahnya.
Hal ini dilakukan agar pembangunan dan pengembangan wilayah Reban dapat disesuaikan dengan potensi yang ada, sehingga dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan untuk kemajuan bersama.
Selain itu, kontribusi ini juga membantu mengatasi hambatan dan memastikan proyek berjalan sesuai rencana.
Dari hasil pembahasan JKK yang pertama ini, disepakati bahwa Rencana Induk Kabupaten Rebana akan difinalisasi dengan pemilihan proyek/program prioritas yang tercermin dalam revisi Perpres 87/2021 yang diharapkan selesai pada tahun 2012. . pada tahun 2024
Hasil pembahasan juga dituangkan dalam risalah rapat JKK ke-1 yang ditandatangani oleh Pl. Koordinator Pembangunan Daerah dan Tata Ruang Kementerian Perekonomian Susiwijono selaku ketua tim pelaksana KPPIP, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatmanas, Pembina RMMA dan Kepala Perwakilan JICA di Jakarta Yasui Takehiro.
Kami berharap pertemuan pertama SCC ini akan menjadi alat penting untuk memastikan keberhasilan pengembangan proyek pembangunan distrik Reban dan mencapai tujuannya.
Turut hadir dalam kesempatan ini Deputi Bidang Perekonomian Pembangunan dan Pemanfaatan, Sekretaris Tim Pelaksana KPPIP Surot, Perwakilan JICA Jakarta Shigoek, Perwakilan Kementerian/Lembaga Anggota JCC dan Komite Eksekutif, Ketua BP Rebana, Sekretaris Daerah, Bappeda, Kepala Badan Pemerintahan. Provinsi Jawa Barat dan Ketua Dewan Daerah/Pemkot Rebana.
Sebelumnya bekerja sejak tahun 2021. Pelabuhan Patimban telah berperan penting dalam memperkuat perekonomian nasional dengan menghubungkan industri-industri di berbagai daerah penting seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur ke pasar internasional.
Tak hanya simbol pertumbuhan ekonomi, pembangunan Proyek Strategis Nasional Pelabuhan Internasional Patimban (PSN) juga merupakan wujud nyata visi komprehensif Indonesia untuk menciptakan infrastruktur berkelanjutan dan mendorong kesejahteraan seluruh masyarakat.
Desember mulai tahun 2021. hingga 2023 Desember. Pelabuhan Internasional Patimban menyediakan 184.948 CBU (completely built) pelayanan bongkar muat domestik dan 268.968 CBU pelayanan bongkar muat internasional, yang terdiri dari bongkar muat car terminal dan penanganan 20 kapal serba guna. Saat ini pembangunan Pelabuhan Internasional Patimban Tahap 1 telah selesai dan beroperasi, sedangkan pembangunan Pelabuhan Internasional Patimban Tahap 1 masih terus berjalan.
“Investasinya besar. Akan sangat disayangkan jika tidak dioptimalkan secara maksimal. “Pelabuhan Patimban menjadi terminal kelas dunia,” tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau langsung pembangunan PSN Pelabuhan Internasional Patimban di Kawasan Subang, Provinsi Jawa Barat (24-01-2024).
Menko Airlangga juga menjelaskan, Pelabuhan Patimban memberikan dampak signifikan terhadap Kawasan Metropolitan Reban yang mencakup tujuh kabupaten/kota yakni Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Kuningan, dan Cirebon.
Kabupaten Rebana diperkirakan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 7,16 persen dan membuka lapangan kerja bagi 4,39 juta orang. lapangan kerja, serta peningkatan investasi sebesar 7,77 persen.
Selain itu, Kawasan Industri PSN dengan total nilai investasi Rp 169,5 triliun diusulkan untuk mendukung Pelabuhan Internasional Patimban yang fokus pada produk semikonduktor, elektronik, dan petrokimia.
Pembangunan Pelabuhan Internasional Patimban bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat manufaktur ke pelabuhan untuk memperkuat keberlanjutan ekonominya.
Dengan investasi sebesar Rp43,22 triliun, Pelabuhan Internasional Patimban diharapkan dapat membantu memperlancar lalu lintas di Jakarta dengan mengalihkan arus kendaraan langsung ke Patimban. “Jadi kami berharap Koridor Utara Jawa lebih efisien dengan adanya pelabuhan ini dan juga membantu lalu lintas di Jakarta tidak menjadi terlalu padat,” kata Menko Airlangga.