JAKARTA-Plt. Kepala Badan Otorita Ibu Kota Kepulauan (OIKN) Basuki Hadimuljono mengatakan, indeks kualitas udara di IKN lebih baik dibandingkan kualitas udara di negara-negara Eropa. Hal ini berdasarkan pengukuran indeks angin.
Basuki mengatakan, indeks udara tertinggi di negara-negara Eropa adalah 50 mikrogram/m3. Saat ini indeks udara di IKN baru sekitar 6 mikrogram/m3, sementara proses pembangunan masih berlangsung dan belum menjadi kota.
“Di Jakarta indeks udaranya lebih dari 100 mikrogram/m3. Maksimal harusnya 50 mikrogram/m3 seperti negara-negara Eropa lainnya. Kalau ini 6 mikrogram/m3 maka udaranya sangat sehat, tidak ada anak yang sakit. pencemaran,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi, Selasa (13/8/2024).
Basuki menjelaskan, salah satu upaya menjaga kualitas udara di IKN adalah dengan melakukan penanaman pohon di perkotaan. Termasuk pembangunan bendungan dan ruang hijau di pusat kota.
Menurut Menteri Basuki, pembangunan embung bukan hanya soal keindahan dan lanskap kota, tapi juga upaya konservasi sumber daya air. Pembangunan embung di KIPP IKN tidak dilakukan dengan menggali tanah, melainkan memanfaatkan wilayah pantai sesuai dengan kontur tanah dengan memberikan aliran permukaan (surface ruff) yang mengalir melalui embung.
Sejalan dengan konsep kelestarian lingkungan, Basuki mengatakan, kawasan embung juga ditanami berbagai tanaman sebagai ruang terbuka hijau, sehingga dapat mengurangi iklim mikro di IKN.
Basuki mencontohkan pembangunan bendungan MBH di IKN yang kini telah selesai dikerjakan Kementerian PUPR. Waduk MBH memiliki luas kurang lebih 8 hektar dan volume 66.000 m3.
Pengembangan MBH Embung menggunakan konsep Smart Water Management System untuk menjaga ruang hijau dengan irigasi otomatis (sprinkler) yang menggunakan sensor untuk mendeteksi kadar air, suhu dan kelembaban. Kawasan embung juga dilengkapi dengan pejalan kaki, amphitheater, lintasan lari/jalan kaki dan taman sebagai ruang publik.