harfam.co.id, Jakarta – Salma memasuki ruang medis William dan tak lama kemudian William terbangun. Willem memohon agar Salma tidak pergi. Salma masih ketakutan dan ketakutan, sehingga membuat Willem merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri.
Salma panik dan memohon agar Willem tidak melakukannya. William meminta Salma memahami bahwa dia melakukan kesalahan dan menunjukkan betapa dia mencintai Salma. Mata Salma berkaca-kaca, mengingat perjuangan William menyelamatkannya tadi. Perlahan Salma tak kuasa menahan diri untuk tidak memeluk Willem. Willem merasa sangat lega.
Sementara itu, Argo dan Irlandia sedang berbincang di jalan. Argo mengira Irlandia punya perasaan terhadap Salma dan bertanya-tanya apakah Irlandia yang harus disalahkan.
Argo mencoba mengujinya dengan menanyakan penyebab kaki Irlandia terluka. Irlandia mengatakan tali sepatunya putus dan dia terjatuh. Argo kemudian mempertanyakan Irlandia dan menanyakan apakah dia tahu siapa yang mencoba menyakiti Salma, menyebabkan Irlandia menjadi defensif dan marah. Kecurigaan Argo semakin kuat.
Di rumah sakit, Salma merawat Willem dan mulai panik. Willem juga sangat baik pada Salma.
Saat itu, Dinda datang berkunjung untuk urusan kantoran, bersama Andi. Dinda merasa sedih melihat mereka ada, namun lega karena mereka merasa nyaman. Ketika Willem selesai minum, Salma berpura-pura mengambil minuman di dalam.
Baik Dinda maupun Willem ada di dalam kamar. Willem menandatangani banyak surat, dan Dinda mengucapkan terima kasih, karena sepertinya Salma akan kembali padanya.
Dinda meminta William mengendalikan emosi sepenuhnya dengan mengatakan seharusnya dia yang menjadi korban, bukan Salma. Terlihat jelas Salma masuk saat itu dan terkejut mendengar perkataan Dinda. Siapa korbannya? dia bertanya.