harfam.co.id, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membatasi jumlah saham yang diterbitkan di surat berharga syariah berjangka. Saham-saham yang berpotensi menjadi emiten antara lain PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK), PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE), PT Bersama Puncak Tbk (BAIK).
Selain itu ada PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN), PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) dan PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP).
Penerbitan keputusan ini menyusul hasil kajian Otoritas Jasa Keuangan terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah pencatatan bursa PT Griptha Putra Persada Tbk, demikian bunyi keterangan OJK, Selasa (2 Juni). 2024).
Sumber data yang dijadikan bahan review berasal dari dokumen, laporan, registrasi dan data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari emiten atau pihak terpercaya lainnya.
OJK akan melakukan review saham syariah secara berkala berdasarkan laporan keuangan tengah tahunan dan laporan keuangan tahunan emiten atau perusahaan publik.
Kaji ulang efek syariah juga dilakukan apabila terdapat emiten atau perusahaan publik yang pencatatannya efektif dan memenuhi kriteria Efek Syariah, atau terdapat aktivitas korporasi, pemberitaan, atau faktual dari emiten atau perusahaan publik tersebut yang memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan. kriteria surat berharga syariah.
– PT Harta Djaya Karya Tbk
Sehubungan dengan IPO, PT Harta Djaya Karya Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 480 juta saham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Harga penawaran akhir adalah Rp 103 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan paket anggaran baru sebesar Rp 49,44 miliar dari hasil IPO.
Perseroan berencana mengalokasikan sekitar 24 persen dana IPO atau sekitar Rp 10,9 miliar untuk pembelian aset tetap berupa perlengkapan kantor, peralatan, proyek, dan kendaraan.
Sekitar 4 persen kemudian akan dialokasikan untuk bangunan dan persewaan mobil, serta pengembangan informasi dan jaringan. Sisanya sebesar 72% atau Rp32,7 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian, penyediaan bahan baku, fee pemasok, desain interior, dan pembelian furnitur. – di PT Topindo Solusi Komunika Tbk
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 875 juta saham dengan nilai nominal Rp10 per saham. Perseroan mematok harga jual akhir sebesar Rp 125 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan anggaran IPO baru sebesar Rp 109,37 miliar.
Sekitar 40 persen dana IPO akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan sistem TI (hardware dan software). Sekitar 10 persen akan dialokasikan kepada anak usaha PT Topindo Niaga Nusantara (TNN) dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan TNN untuk keperluan modal kerja berupa pembelian inventaris produk ritel TNN.
Sekitar 50 persen selanjutnya akan dialokasikan kepada anak usaha PT Topindo Ikon Properti (TIP) dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan TIP untuk mengakuisisi real estate berupa tanah dan bangunan, serta karya TIP. Persyaratan modal.
– di PT Homeco Victoria Makmur Tbk
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 808,35 juta saham dengan nilai nominal Rp25 per saham untuk IPO. Perseroan mematok harga jual akhir sebesar Rp 148 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan anggaran IPO baru sebesar Rp 119,64 miliar.
Perseroan berencana mengalokasikan sekitar 21 persen dana IPO untuk melunasi sebagian utang perseroan dan 21 persen untuk melunasi sebagian utang perseroan kepada anak usahanya PT Trisinar Indopratama. Sisanya sebesar 58 persen untuk modal kerja. – di PT Bersama Mencapai Puncak Tbk
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 225 juta saham dengan nilai nominal Rp50 per saham. Perseroan mematok harga penawaran akhir sebesar Rp 278 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan paket anggaran baru sebesar Rp 62,55 miliar dari hasil IPO.
Sekitar 63,8% dari IPO akan dialokasikan untuk biaya operasional, 22,5% untuk renovasi 23 toko, 10,2% untuk sewa tambahan, dan 3,5% untuk pembelian mesin. – di PT Ecocare Indo Pasifik Tbk
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 252 juta saham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Perseroan mematok harga jual akhir sebesar Rp 145 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan anggaran IPO baru sebesar Rp 76,13 miliar.
Sekitar 49,2 persen dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, 18,5 persen untuk belanja modal, 13,5 persen untuk pembelian gudang di Bogor dari pihak yang berkepentingan, 10,8 persen untuk setoran modal ke anak perusahaan PT Tukang Bersih di Indonesia dan 8 persen. Untuk pembayaran modal kepada anak perusahaan PT Indocitra Pacific. – PT Mitra Trader Indonesia Tbk
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 312.500.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Perseroan mematok harga jual akhir sebesar Rp 268 per saham.
Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan paket anggaran baru sebesar Rp 83,75 miliar dari hasil IPO. Rencananya, 89 persen dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, antara lain pembelian inventaris, produk digital, gaji karyawan, biaya pemasaran, dan sewa server. Sisanya sebesar 11 persen untuk belanja modal. – di PT Multikarya Asia Pacific Raya Tbk
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 650.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp50 per saham. Perseroan mematok harga penawaran akhir sebesar Rp 115 per saham. Oleh karena itu, perseroan akan mengajukan anggaran IPO baru sebesar Rp 74,75 miliar. Dana hasil IPO seluruhnya atau 100% akan digunakan untuk modal kerja perseroan.