Setelah Ford, CATL Gandeng GM untuk Produksi Baterai Listrik LFP

harfam.co.id, Jakarta – Raksasa baterai asal Tiongkok, CATL, sedang dalam pembicaraan dengan General Motors (GM) untuk melisensikan teknologi baterai menggunakan perjanjian LRS (Royalty License Service) untuk baterai lithium iron phosphate (LFP).

Selain itu, CATL juga berencana membangun pabrik baterai bersama di Amerika Utara. Demikian dilansir carnewschina, Art (1/4/2024).

Detailnya masih belum jelas, tetapi pabrik baterai tersebut akan memiliki kapasitas tahunan yang lebih kecil dibandingkan fasilitas yang sedang dibangun Ford.

Selain itu, kemungkinan besar pabriknya akan berlokasi di Amerika Serikat (AS) atau Meksiko.

Namun perjanjian ini serupa dengan perjanjian antara Ford dan CATL. Di bawah ini, CATL bertanggung jawab untuk membangun jalur produksi baterai, membangun rantai pasokan, memelihara peralatan jalur produksi, dan mengelola proses manufaktur.

Sedangkan biaya modal pabrik ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan mobil.

Faktanya, CATL tidak memiliki bagian apa pun dari pabrik tersebut tetapi memungut biaya lisensi paten dan biaya layanan. Model perizinan teknologi berarti biaya modal CATL rendah, namun margin keuntungannya tinggi.

Pabrik baterai Ford saat ini dijadwalkan dibuka pada tahun 2026, dan jika kesepakatan GM berhasil, pabrik yang dihasilkan dapat dibuka pada tahun 2027.

Adopsi mobil listrik di AS lambat dibandingkan dengan Eropa dan Tiongkok, dan Tesla adalah salah satu yang paling menonjol.

Penetrasi kendaraan listrik meningkat menjadi 7,6 persen pada tahun 2023 dari 5,9 persen pada tahun 2022 dan diperkirakan akan melebihi 10 persen pada tahun ini.

Dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan tinggi, pasar AS mempunyai banyak potensi. Sejauh ini, pembuat baterai Jepang dan Korea menguasai 80 persen pasar baterai kendaraan listrik di Amerika Utara, dengan LG, Samsung SDI, SK dan Panasonic mendominasi.