September 21, 2024
Solusi atau Fiksi, Apakah Katarak Bisa Sembuh dengan Obat Tetes?

Solusi atau Fiksi, Apakah Katarak Bisa Sembuh dengan Obat Tetes?

0 0
Read Time:3 Minute, 38 Second

harfam.co.id, Jakarta – Katarak, suatu kondisi yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan menyebabkan gangguan penglihatan, selama ini dianggap hanya bisa diobati melalui operasi.

Namun penelusuran dengan kata kunci ‘bisakah katarak disembuhkan dengan obat tetes?’ masih mendominasi mesin pencari Google, menunjukkan berapa banyak orang yang mempercayai hal ini.

Pernah Direktur Jenderal Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya, DR Setiyo Budi Riyanto SpM(K), sampai saat ini belum ada obat katarak yang efektif. Ia menegaskan, pengobatan katarak hanya bisa dilakukan melalui operasi.

“Dulu banyak orang yang takut dengan operasi katarak karena prosedurnya manual, bukaannya lebar, ada jahitannya, dan disuntik obat bius,” ujarnya kepada Health harfam.co.id tidak perlu takut dengan operasi katarak karena prosedurnya kini sudah sangat invasif.

Lukanya kecil, hanya 2,2 hingga 3 milimeter, anestesi hanya menggunakan obat tetes mata, dan pemulihannya cepat. Dengan kemajuan teknologi, kualitas penglihatan bisa ditingkatkan, jelas Setiyo.

Selain itu, Setiyo mengatakan, “Penglihatan jauh bisa kita koreksi, penglihatan menengah dan dekat juga bisa dikoreksi. Bahkan gangguan silindris pun bisa kita koreksi. Jadi, hasilnya semoga kita bisa meningkatkan kualitas fungsi sehari-hari pasien pasca operasi katarak.”

Setiyo mengatakan, usia lanjut merupakan salah satu penyebab utama terjadinya katarak karena lensa mata cenderung keruh seiring bertambahnya usia.

Selain faktor usia, paparan sinar ultraviolet dari sinar matahari juga bisa mengaburkan lensa mata.

Faktor komorbiditas dan penyakit lain seperti diabetes, serta penggunaan obat steroid, juga dapat mempercepat berkembangnya katarak.

Setiyo juga menjelaskan, katarak masih menjadi masalah besar di Indonesia yang menduduki peringkat kedua dunia dalam hal penderita katarak.

“Katarak dapat menyebabkan kebutaan, sehingga penting bagi kita para dokter mata untuk berupaya menurunkan angka kebutaan melalui berbagai kegiatan yang membantu pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.

Katarak dapat dicegah dan diobati dengan operasi katarak. Teknologi operasi katarak saat ini sudah sangat maju sehingga masyarakat tidak perlu takut dengan operasi ini.

Operasi katarak kini bersifat minimal invasif, prosesnya cepat, fasilitas kesehatannya bagus, dan peralatan yang digunakan juga sangat bagus di Indonesia.

Katarak tidak menakutkan karena bisa dicegah dan diobati. “Dengan menurunkan angka kebutaan akibat katarak, maka angka harapan hidup masyarakat dapat meningkat,” ujarnya.

Jika katarak tidak diobati atau tanpa operasi, katarak akan menjadi lebih dalam, menyebabkan penglihatan menjadi gelap, dan akhirnya kebutaan. Angka kebutaan akibat katarak masih tinggi karena beberapa faktor. Faktor Sosial Ekonomi: Banyak orang tidak mampu membiayai operasi katarak. Faktor Pendidikan : Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya operasi katarak dan pengaruhnya terhadap penglihatan. Kurangnya informasi: Banyak orang yang tidak menyadari bahwa katarak jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Meski teknologi operasi katarak saat ini membutuhkan biaya yang besar, Setiyo mengatakan dukungan BPJS dapat membantu menurunkan angka kebutaan dengan memberikan akses operasi katarak bagi masyarakat yang membutuhkan.

Ya Setelah operasi katarak, harapannya pasien bisa melihat dengan jelas dan meningkatkan aktivitas sehari-hari.

Meski demikian, Setyo menegaskan, pemeriksaan awal sebelum operasi sangatlah penting. Jika hasilnya baik dengan fungsi saraf normal dan hasil laboratorium normal, sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lancar setelah operasi katarak.

Namun, faktor komorbiditas seperti diabetes yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi fungsi saraf dan kualitas retina, sehingga meskipun operasi katarak berhasil dan lensa yang digunakan bagus, penglihatannya mungkin masih kurang bagus.

Oleh karena itu, pemeriksaan awal yang baik sangat penting untuk memastikan keberhasilan hasil operasi katarak dan penglihatan yang baik.

“Karena kajian pertama itu yang terpenting, kalau awalnya bagus, Insya Allah visinya bagus,” ujarnya.

Katarak, gangguan penglihatan yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh, masih menjadi ancaman besar bagi kesehatan mata di Indonesia. Data menunjukkan 80 persen dari 1,6 juta kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak.

Sayangnya, banyak penderita katarak yang tidak menyadari kondisinya sehingga sulit menjalani operasi yang merupakan satu-satunya solusi efektif untuk memulihkan penglihatannya. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai katarak.

Rumah Sakit dan Klinik Mata JEC bersama PERDAMI (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia) terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap katarak melalui berbagai kegiatan, termasuk perayaan Bulan Peduli Katarak 2024.

JEC akan menawarkan operasi katarak gratis kepada masyarakat pada bulan Oktober 2024 sebagai bagian dari kampanye Bakti Katarak.

Ketua Umum PERDAMI, Prof. Budu PhD SpM(K) M.Med.Ed menegaskan, katarak bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi mengenai katarak harus terus digalakkan agar masyarakat dapat mendeteksinya sejak dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Sementara itu, Setiyo menyoroti pentingnya pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi katarak sejak dini.

Dengan pengobatan yang tepat, penderita katarak dapat terhindar dari risiko kebutaan dan penurunan kualitas hidup.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link