December 7, 2024
Sri Mulyani dan Siti Nurbaya Bertemu Menteri Lingkungan Norwegia di Tengah Hutan, Bahas Apa?

Sri Mulyani dan Siti Nurbaya Bertemu Menteri Lingkungan Norwegia di Tengah Hutan, Bahas Apa?

0 0
Read Time:2 Minute, 48 Second

harfam.co.id Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Jakarta Siti Nurbaya bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjeland Eriksen mengunjungi Taman Nasional Gunung Leuser pada Sabtu (1/6/2024) kembali .

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempererat kerja sama Indonesia-Norwegia dalam upaya konservasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menampilkan keindahan kawasan Taman Nasional Gunung Lesser.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Nurbaya memperlihatkan kepada Menteri Sri Muliani dan Menteri Eriksen keindahan Bukit Lawang yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Kecil. Ketiganya berkesempatan melihat salah satu satwa paling terkenal di kawasan ini, yaitu orangutan sumatera (Pongo abeli). Ketiga menteri menyaksikan dua ekor orangutan melompat dari dahan ke dahan di antara pohon palsu.

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni, ketiga menteri juga merekam podcast di tengah hutan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati dan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.

Kunjungan tersebut menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi deforestasi dan mendukung pencapaian Indonesia dalam FOLU Net Sink 2030 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan. Bukti nyata dari upaya ini adalah kerja sama antara Indonesia dan Norwegia dalam Dana Kontribusi Berbasis Hasil untuk Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+).

Orangutan sumatera merupakan salah satu satwa yang dilindungi di Indonesia dan menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2016, Pulau Sumatera dan Kalimantan diperkirakan terdapat total 71.820 ekor orangutan. Sabah dan Sarawak, pada habitat seluas 17.460.000 hektar.

Orangutan sumatera, asli pulau sumatera, merupakan salah satu dari tiga spesies orangutan yang hidup di Indonesia, bersama dengan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus). Untuk mendukung upaya konservasi orangutan dan menjaga populasinya di alam liar, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia (SRAK) 2019-2029 pada tahun 2019.

 

Di lokasi pengamatan orangutan di Bukit Lawang, dilaporkan sekitar 28 individu dan kelahiran kembar, sehingga diperkirakan total ada 10.000 individu di Sumatera. Terkait hal tersebut, Menteri CT meminta Dirjen KSDAE segera melakukan pembahasan mengenai populasi orangutan dan perkembangannya.

“Melalui kerjasama Indonesia dan Norwegia melalui program FOLU Net Sync 2030, infrastruktur dan prasarana konservasi di taman nasional di Sumatera dan Kalimantan akan terus ditingkatkan karena di dalamnya terdapat spesies terpenting dunia,” kata Menteri Siti.

Menteri Siti mengatakan, selain Sumatera dan Kalimantan, hal serupa juga terjadi pada kegiatan konservasi karena kurang lebih 54 lokasi taman nasional memiliki ciri khas tersendiri. Prinsipnya pemerintah berupaya keras untuk memperkuat perlindungan dan konservasi hutan, hal ini diperhitungkan secara seimbang dengan kebutuhan membangun pembangunan, ujarnya.

 

Selepas meninggalkan Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Menteri Kota dan Menteri Eriksen melanjutkan kunjungan kerja ke lokasi restorasi ekosistem dengan model kemitraan konservasi di Suaka Margasatwa Karang Goding dan Suaka Margasatwa Langkat Timur Laut (SM KGLT).

Di tempat ini rombongan mengunjungi tempat pembibitan mangrove dan melakukan penanaman mangrove serta pelepasliaran situs Tutong, satwa liar yang dilindungi undang-undang.

“Beliau melihat sendiri pekerjaan di lapangan dan menurutnya merupakan pekerjaan mitigasi iklim yang nyata, khususnya untuk mangrove yang rehabilitasi mangrovenya mencapai 6.000 hektar. Dan ini sangat penting dilakukan bersama masyarakat dalam kemitraan konservasi,” Menteri kota menjelaskan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen untuk melestarikan satwa liar dan lingkungan hidup demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link