November 14, 2024
Subway Indonesia Berkreasi dengan Ikan Pollock dan Saus Tartar, Kurang dari 300 Kalori

Subway Indonesia Berkreasi dengan Ikan Pollock dan Saus Tartar, Kurang dari 300 Kalori

0 0
Read Time:3 Minute, 21 Second

harfam.co.id, Jakarta – Subway Indonesia kembali hadir dengan desain menu terbarunya. Menambah pilihan menu berbahan dasar seafood, kali ini tim R&D menghadirkan menu bernama Captain Fish. 

Jenis protein yang digunakan agak tidak biasa karena merupakan pollock, yang juga dikenal sebagai ikan batubara. Setelah mencicipi berbagai jenis ikan yang cocok untuk dipotong fillet dan dilapisi tepung, pilihan pun jatuh.

Pilihannya lebih banyak, Selasa 14 Mei 2024 saat peluncuran menu di Jakarta.

Ikan laut menjadi pilihan karena lebih baik dari segi tekstur dan aromanya. Sementara itu, ikan air tawar memiliki tantangan rasa karena memiliki ‘bau tanah’ yang tidak mereka sukai. Setelah diperiksa, fillet pollock berpadu sempurna dengan saus tartar. Menurut Dicka, sapaan akrabnya, menu tersebut disebut-sebut di bawah 300 kalori.

“Toppingnya saus tartar karena krimnya mengandung telur,” ujarnya. Meski hadir dengan krim dan telur, rasanya tidak membuat Anda kewalahan.

Menu tersebut memungkinkan konsumen mendapatkan lebih banyak variasi protein hewani dari laut. Pasalnya, restoran sandwich ini hanya memiliki menu tuna mayo dan tersedia sepanjang tahun. Sedangkan Captain Fish hanya tersedia dalam jumlah terbatas.

 

Captain Fish dapat dimakan dalam berbagai variasi, pada roti atau tortilla atau sebagai ikan dan keripik dengan salad. Ada juga pilihan untuk menggunakan kentang potong wafel, yang lebih mengenyangkan saat disantap.

Pilihan roti berkisar dari roti putih, roti bawang putih, hingga roti parmesan oregano. Saya memilih roti bawang putih sebagai bungkus sandwich.

Potongan fillet ikan gorengnya berukuran cukup besar, memenuhi hampir seluruh ruang di tengah sandwich. Ditambah lagi, hidangan ini penuh dengan sayuran pelengkap mulai dari selada, bawang bombay, tomat hingga acar.

Pastikan untuk membuka mulut lebar-lebar jika ingin mencicipinya dalam satu gigitan. Lezatnya rasa ikan dan saus tartar, lalapan dan saus tartar terasa menyehatkan di mulut. Menunya dijual mulai Rp 49.000.

“Menu ikan juga berisiko karena ada kemungkinan alergi, jadi selalu diingat (pelanggan) apakah dia alergi seafood atau tidak,” kata Dika.

Sementara itu, Manajer Subway Indonesia Vasilis John Vasiliou menyatakan seluruh produk yang digunakan merupakan produk segar yang didatangkan langsung dari perkebunan. Hal ini untuk memastikan produk yang dijual lebih segar dan sehat dibandingkan kompetitor lainnya.

Setelah Captain Fish, ia mengaku pihaknya sedang menyiapkan menu baru yang terinspirasi dari masakan Indonesia. Setelah sukses dengan menu se’i daging sapi khas Nusa Tenggara Timur, kini mereka menyiapkan menu rendang yang mampu memuaskan banyak selera.

“Tidak mudah karena setiap orang punya kesukaannya masing-masing soal rendang. Ada yang kering, ada yang agak lembab, ada yang pedas dan pedas, ada yang kari,” kata Vasilis mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam menciptakan menu yang terinspirasi dari rendang. . .

Mereka ingin lebih memperkenalkan cita rasa Asia kepada konsumen yang dikenal kaya akan rempah-rempah. Berbeda dengan lima menu utama yang wajib dimiliki seluruh gerai Subway di seluruh dunia, yakni Italian BMT, Steak and Cheese, Roast Beef, Chicken Chops, dan Spicy Italian.

“Kami butuh saran. Kami suka rekomendasi dari pelanggan,” imbuhnya.

 

Indonesia bisa memproduksi ikan nila air asin hingga 4 juta ton dalam satu siklus panen, ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono beberapa waktu lalu. Pasalnya, Indonesia masih memiliki sekitar 78 ribu hektare wilayah Pantai Utara (Pantura) yang bisa dijadikan tambak ikan nila air asin.

Lahan tersebut dulunya merupakan tambak udang yang sudah tidak beroperasi lagi. Kegagalan melaksanakan program tersebut menyebabkan lahan budidaya udang terkontaminasi dan menjadi aset pemerintah yang tidak ada aktivitas selama beberapa dekade. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghidupkan kembali tambak udang menjadi model budidaya ikan nila air asin seluas 80 hektar di Karawang, Jawa Barat.

“Kita punya potensi 78.000 hektare di Pantura, jadi kalau ini terealisasi, kita bisa menghasilkan kurang lebih 4 juta ton ikan nila asin per siklusnya,” kata Trengono usai membuka Model Budidaya Ikan Nila Saline di Karawang. Diperoleh dari Business Channel harfam.co.id, Jawa Barat, Rabu 8 Mei 2024.

Berdasarkan data CCP, produksi ikan nila Indonesia akan mencapai 1,35 juta ton pada tahun 2022, atau berkontribusi 25,5 persen terhadap total produksi budidaya tidak termasuk rumput laut.  Dari total produksi ikan nila, 86 persen atau 1,24 juta ton digunakan untuk memenuhi pasar dalam negeri, dan 38.000 ton untuk ekspor.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link