harfam.co.id, Jakarta Legenda tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti mengatakan, Gregoria Mariska Tunjung setara dengan pebulutangkis peringkat 1 dunia N Se-young dalam hal teknik.
Namun yang membedakan adalah pemain asal Korea Selatan tersebut memiliki permainan terkuat di antara 10 pesaing saat ini. Pebulutangkis berjuluk Miracle Boy ini juga kuat secara fisik dan memiliki determinasi yang kuat.
Seperti diketahui, Gregoria saat ini menjadi ketua kelas tunggal putri Indonesia. Kesuksesannya mulai meningkat, terutama setelah meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024.
Website BWF sendiri menyebutkan per 10 September 2024, Gregoria berada di peringkat 7 dunia. Di atasnya, An Se-Young, Chen Yu Fei, Carolina Marin, Tai Tzu Ying, Wang Ziyi dan Akane Yamaguchi berada di peringkat pertama hingga keenam.
Susi Susanti juga menilai tidak ada perbedaan skill di antara peringkat 10 besar tunggal putri dunia. Namun, taktik, kemauan dan kecerdasan di lapangan merupakan faktor kunci yang membuat perbedaan dalam performa secara keseluruhan.
“Secara teknis kalau paralel, yang tersisa hanyalah strategi, kemauan dan kreativitas di lapangan, (dan) eksekusi strateginya,” kata Susi Susanti saat diwawancarai awak media di sela-sela Audisi Umum PB Djarum 2024 di Jakarta. GOR. Djarum, Jati, Kudus pada Jumat (13/9/2024).
“Menurut saya 10 besar itu seimbang, tapi saya juga melihat En Se-young yang terkuat. Era keemasan,” imbuhnya.
Berkaca dari hal tersebut, Gregoria Mariska yang saat ini menempati peringkat 10 besar tabel ranking BWF disarankan mewaspadai para rivalnya.
Secara khusus, Susi Susanti menegaskan kompetitor asal Tiongkok terus naik di posisi 10 besar, dimana saat ini mereka memiliki 3 wakil: Chen Yu Fei, Wang Zhi Yi, dan Han Yu.
“Saat ini atlet-atlet Tiongkok yang datang, itu harus kita perhatikan juga. Indonesia juga tidak bisa hanya terpaku pada Gregoria, kita harus mempersiapkan diri, karena persiapan Olimpiade tidak hanya satu atau dua tahun saja. untuk memulainya sekarang,” kata Susi.
Di sisi lain, terkait regenerasi, Susi Susanti mengatakan PBSI harus memiliki program jangka pendek, menengah, dan panjang. Semakin banyak pemain yang dipersiapkan, semakin besar pula api kompetisi yang tersulut.
“Program pembangunan berkelanjutan, harusnya merupakan program jangka panjang, jangka pendek, dan jangka menengah. Persiapan program ini merupakan kebutuhan mendesak saat ini,” jelas Susi.
“Semakin banyak pemain yang dipersiapkan, semakin baik, karena penyaringannya akan lebih selektif. Kompetisi juga membuat para pemain semakin sadar, tanpa memikirkan akan terpilih. Tentu PBSI sudah tahu bagaimana mempersiapkan diri,” imbuhnya.