harfam.co.id, JAKARTA – Dokter spesialis kebidanan-ginekologi Ivan Sini menjelaskan tentang IUFD (intrauterine janin death), yaitu kondisi kematian janin dalam kandungan setelah usia kehamilan 20 minggu. Menurut dr Ivan, IUFD merupakan kondisi kompleks yang memiliki banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
Selain kesehatan ibu dan janin, dr Ivan mengatakan faktor lain seperti usia kehamilan juga bisa berperan penting. “Prediksi usia kehamilan seringkali tidak tepat sehingga ada risiko janin sudah matang saat dilahirkan namun belum dianggap siap. “Hal ini dapat meningkatkan risiko kematian janin,” kata dr Ivan kepada harfam.co.id pada pertengahan Maret lalu.
Dokter Ivan mengatakan, penting bagi orang tua untuk mewaspadai tanda atau gejala yang bisa mengindikasikan adanya masalah pada janin dalam kandungan. “Gerakan janin yang tidak normal atau kurang dari 10 gerakan dalam sehari bisa menjadi pertanda ada yang tidak beres,” ujarnya.
Sayangnya, dr Ivan mengatakan gejala-gejala tersebut seringkali dianggap normal oleh ibu hamil, padahal sebenarnya bisa jadi merupakan tanda-tanda penting. Orang tua sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter atau bidan jika mengalami gejala tersebut.
“Dokter atau bidan dapat melakukan penilaian secara menyeluruh untuk mengetahui kondisi janin dan memberikan pengobatan yang tepat,” ujarnya.
Baru-baru ini, terjadi kasus kematian janin dalam kandungan di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang menggemparkan opini publik. Menanggapi kasus ini, dr. Ivan menyoroti kompleksitas kasus kematian janin. Oleh karena itu, pengobatan harus dipertimbangkan dari berbagai pilihan, baik untuk kehamilan yang dapat melahirkan secara alami maupun yang sulit.
Ia menekankan, memprediksi posisi janin sulit dilakukan, apalagi jika janin berukuran besar sehingga dapat menimbulkan komplikasi serius saat melahirkan. Posisi janin seperti presentasi sungsang dan masalah lainnya dapat mempersulit proses kelahiran, kata dr Ivan.
Dia menyebutkan pentingnya penilaian dan pengambilan keputusan yang hati-hati dalam situasi ini. Ia menegaskan, peran bidan dan dokter spesialis kandungan, serta akses yang memadai terhadap peralatan medis, khususnya USG, dapat mempengaruhi penanganan kasus-kasus tersebut.
Dr Ivan juga mengakui bahwa kondisi kesehatan dan akses terhadap layanan medis mungkin berbeda antara daerah perkotaan dan pedesaan. “Penting untuk menyadari bahwa kasus ini bukan hanya sebuah insiden yang terisolasi,” katanya. Hal ini menyoroti masalah yang lebih besar bagi layanan kesehatan di Indonesia secara keseluruhan.