October 22, 2024
Tragedi Laut Selat Sunda: 7 Hal Penting dalam Menyelidiki Kematian Misterius 6 Awak Kapal di KM Sri Mariana

Tragedi Laut Selat Sunda: 7 Hal Penting dalam Menyelidiki Kematian Misterius 6 Awak Kapal di KM Sri Mariana

0 0
Read Time:3 Minute, 9 Second

harfam.co.id, Jakarta – Tragedi maritim yang menimpa kapal KM Sri Mariana di Selat Sunda dekat Pulau Tempurung menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat. Pada Minggu dini hari, 4 Agustus 2024, enam awak kapal ditemukan tewas secara misterius.

Laporan kejadian tersebut diterima Polsek Polairud Banten dan evakuasi dilakukan pada pagi hari, seperti dilansir saluran daerah harfam.co.id pada Sabtu, 10 Agustus 2024.

Menurut Kombes Pol Yunus Hadit Pranoto, Dirpolairud Polda Banten, kapal tersebut akhirnya berlabuh di KMB Pelangi, perairan Puloride pada pukul 05.30 WIB.

Seluruh jenazah dievakuasi dengan kantong jenazah dan dibawa ke RSUD Serang. Sementara satu orang dalam kondisi kritis dan sepuluh awak kapal lainnya diangkut ke RS Krakatau Medika untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Total awak kapal berjumlah 35 orang, enam orang diantaranya meninggal dunia. Sebelas orang lainnya dirawat, sembilan orang sakit, satu orang dalam kondisi kritis, juga dievakuasi ke RS Krakatau Medika, kata Kompol Yunus. .

Pada Senin, 5 Agustus 2024, tim gabungan Polda Polairud Banten, Balai Karantina Kesehatan Kelas 1 Banten, dan Dinkes Cilegon melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap sisa awak kapal Sri Mariana yang berlabuh di Wilayah Daerah Banten. Dermaga Polisi Polairud. Para staf mengenakan alat pelindung diri (APD) yang biasa digunakan untuk merawat pasien COVID-19.

Penyebab kematian dan penyakit yang diderita korban masih menunggu hasil visum dan otopsi, tambahnya.

Berikut nama-nama awak kapal yang meninggal: Abdul Mujani Handayana alias Rohmat (tidak ada dalam daftar kru) Agung (tidak ada dalam daftar kru) Irfan Agung Prasetyo Irvan Septian alias Rifki

 

Menurut mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia untuk Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama dibagikan Health harfam.co.id lewat aplikasi sms, berikut 7 hal penting yang perlu diperhatikan saat mengusut tragedi ini: 1. Fakta kematian di tempat dan waktu yang sama

Kematian enam awak kapal di satu tempat dan berdekatan jelas merupakan kejadian yang tidak biasa. Perlu perhatian serius dan penyelidikan mendalam untuk mengetahui penyebabnya. Kematian yang terjadi dalam jangka waktu singkat dan di lokasi yang sama dapat mengindikasikan adanya faktor penyebab tertentu. 2. Investigasi epidemiologi yang mendalam

Investigasi epidemiologi yang mendalam harus dilakukan untuk memahami penyebab kematian dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

Investigasi tidak hanya mencakup pemeriksaan rutin tetapi juga analisis mendalam untuk mengetahui apakah ada pola atau penyebab terkait kematian tersebut.

 

Tiga kelompok penting yang perlu diperiksa secara detail adalah: penumpang meninggal dan sehat. Tinjauan ini penting untuk menentukan apakah ada hubungan antara kondisi di kapal dan kematian. 4. Investigasi di luar kapal

Selain pemeriksaan kapal, penting juga untuk menyelidiki pelanggan yang pernah melakukan kontak dengan kapal tersebut. Ini termasuk pejabat pelabuhan, pedagang, pengangkut barang dan keluarga awak kapal.

Investigasi di luar kapal mungkin mengungkap faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kematian tersebut, seperti kemungkinan penularan penyakit.

 

Pemeriksaan tersebut harus mencakup hal-hal berikut: Riwayat gejala dan masalah secara menyeluruh mulai dari awal hingga kematian. Riwayat makanan dan kontak dengan hewan yang mungkin menjadi sumber infeksi. Pemeriksaan fisik oleh tenaga medis untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit. Uji laboratorium terhadap virus, bakteri, jamur, parasit serta uji serologi dan biomolekuler. 6. Pemeriksaan mendalam terhadap kapal

Pemeriksaan menyeluruh terhadap kapal harus dilakukan, termasuk analisis terhadap tempat kerja pelaut, tempat berlabuh dan pengambilan sampel dari dinding dan lantai kapal. Jika ada vektor penyakit seperti tikus atau hewan lainnya juga harus diperiksa. 7. Pentingnya tindakan cepat

Meskipun kematian tersebut tidak serta merta menyebabkan wabah, namun memerlukan tindakan segera dan perhatian serius. Hasil uji laboratorium harus diperoleh segera untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat diambil berdasarkan bukti ilmiah. Proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari pengambilan kesimpulan yang tergesa-gesa atau lambat.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan masih bungkam menanggapi tewasnya 6 awak kapal Sri Marian saat dihubungi harfam.co.id.

Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Si. Epid, katanya: “Saya masih di karantina dan menunggu hasil penyelidikan dan perawatan mereka yang sakit.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link