JAKARTA – April dan Mei 2024 akan menjadi bulan-bulan dengan suhu hangat yang luar biasa, sehingga mencatat rekor suhu rata-rata permukaan udara dan laut global, menurut laporan terbaru dari Observatorium Iklim Uni Eropa.
Menurut Copernicus Climate Change Service (C3S), badan pemantau iklim Uni Eropa, pada April 2024 tercatat suhu rata-rata 1,58 derajat Celcius di atas suhu pra-industri (1900-1850).
Seperti dilansir Science Alert, ini akan menjadikan April 2024 sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat, melampaui rekor sebelumnya yang dibuat pada April 2020.
Faktanya, sejak Juni 2023, setiap bulan memegang rekor periode terpanas yang pernah ada. Tak terkecuali pada April 2024, dengan suhu mencapai 1,58 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri pada tahun 1900-1850.
Meskipun catatan suhu global bulanan serupa pernah terjadi sebelumnya, pada tahun 2015/2016, Copernicus mencatat bahwa ini adalah peristiwa yang tidak biasa.
Yang mengkhawatirkan adalah suhu rata-rata selama 12 bulan terakhir adalah 1,6 derajat Celcius di atas suhu pra-industri, jauh di atas batas 1,5 derajat Celcius yang ditetapkan dalam perjanjian.
Perlu dicatat bahwa kebingungan ini tidak berarti bahwa tujuan Perjanjian Paris telah terlampaui, karena tujuan tersebut dihitung dalam jangka waktu beberapa dekade.
Tren pemanasan global yang sedang berlangsung ini mengkhawatirkan karena mengindikasikan semakin seriusnya dampak perubahan iklim.
C3S memperingatkan bahwa paparan panas ekstrem dalam waktu lama dapat merusak organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak.
Gelombang panas dapat meningkatkan angka kematian, terutama pada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan orang dengan kondisi kesehatan khusus.