November 14, 2024
Waspada, Mpox Mulai Menyerang Anak-anak di Kongo

Waspada, Mpox Mulai Menyerang Anak-anak di Kongo

0 0
Read Time:2 Minute, 0 Second

Kongo, harfam.co.id – Mpox atau dikenal dengan cacar monyet atau cacar monyet terus menjadi perhatian masyarakat global karena kasusnya belakangan ini meningkat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

Salah satu negara yang paling terkena dampaknya adalah Republik Demokratik Kongo. Wabah Mpox telah menjadi krisis kesehatan yang besar di Kongo, khususnya di wilayah timur. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menetapkan penyakit ini sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional. Gulir ke bawah untuk melihat artikel selengkapnya. 

Hampir seluruh kasus cacar tahun ini dilaporkan di Kongo, dengan lebih dari 450 kematian. Anak-anak di Kongo bagian timur adalah kelompok yang paling terkena dampaknya. Dr. Pierre-Olivier Ngadjole dari Medair, sebuah badan amal, menjelaskan bahwa sekitar 75 persen kasus adalah anak-anak di bawah 10 tahun. Sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit.

Di Munig, dekat kota Goma, klinik setempat telah merawat 310 kasus sejak bulan Juni. Untungnya, tidak ada korban jiwa, karena penduduk segera memulai pengobatan. Klinik ini menawarkan pengobatan gratis termasuk antibiotik, parasetamol, dan air minum bersih.

Namun, situasi lebih buruk terjadi di Rumah Sakit Kavumu, 80 kilometer dari Munigi. Sejak Juni hingga saat ini, 800 pasien dirawat di sana dan delapan di antaranya meninggal, semuanya anak-anak di bawah usia lima tahun. 

Kondisi padat di kamp pengungsian meningkatkan penyebaran mpox. Perlu diketahui bahwa anak-anak sering bermain bersama dan tidur di ranjang yang sama sehingga membuat mereka mudah tertular. Kurangnya sanitasi dan kebersihan juga mempercepat penyebaran penyakit ini.

“Anda bisa melihat bahkan di dalam rumah, mereka bahkan tidur di ranjang yang sama. Anda bisa menemukan tiga, empat, lima anak. Transisi terjadi setiap hari,” kata dokter tersebut. Ngadjole seperti dikutip BBC pada Rabu 28 Agustus 2024. 

Penghuni kamp pengungsi berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa obat-obatan, sabun, dan peralatan dasar lainnya untuk menangkal infeksi. Pemerintah Kongo berharap mendapat vaksin dari AS dan Jepang untuk mengendalikan wabah tersebut. 

Namun vaksinasi hanyalah sebagian dari solusi. Dr. Ngajole menekankan pentingnya meningkatkan kebersihan di tingkat rumah tangga dan komunitas untuk mengurangi penyebaran penyakit gondongan. Warga juga berharap para pemimpin mereka dapat mengirimkan lebih banyak bantuan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

“Solusi (yang paling mudah) untuk diterapkan adalah dengan meningkatkan sanitasi. Ketika kita meningkatkan sanitasi di tingkat rumah tangga, ketika kita meningkatkan sanitasi di tingkat masyarakat, maka akan lebih mudah untuk mengurangi risiko infeksi.” Melindungi warga sipil di wilayah terdampak konflik, TNI AD menggantikan prajurit yang bertugas di Kongo dan Afrika Tengah.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link