harfam.co.id, Jakarta Alergi kulit adalah reaksi yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu yang biasanya tidak berbahaya atau tidak menimbulkan reaksi pada orang lain. Penyebab utama alergi kulit adalah alergen, yang bisa berasal dari berbagai sumber, seperti makanan, lateks, bulu binatang, serangga, atau obat-obatan. Selain itu, faktor lingkungan seperti keringat, suhu dingin, panas dan sinar matahari juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Alergi kulit terbagi menjadi beberapa jenis, dan pengobatannya bisa berbeda-beda tergantung jenis alergi yang dialami seseorang. Pengobatan alergi kulit mungkin termasuk menghindari alergen, penggunaan antihistamin topikal atau kortikosteroid, dan dalam beberapa kasus imunoterapi.
Penting untuk diketahui bahwa pengobatan alergi kulit harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan alergi yang dialami orang tersebut. Konsultasi dengan dokter kulit atau ahli alergi merupakan langkah penting dalam menentukan diagnosis yang benar dan rencana perawatan yang tepat.
Berikut ulasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis alergi kulit yang dihimpun harfam.co.id dari berbagai sumber, Kamis (14/03/2024).
Dermatitis atopik atau yang lebih dikenal dengan eksim merupakan salah satu jenis alergi kulit yang sering menyerang anak-anak, meski bisa juga terjadi pada orang dewasa. Gejala utama eksim adalah kulit kering, merah, gatal dan iritasi. Terkadang, jika kulit terinfeksi, bisa muncul benjolan kecil berisi cairan bening atau kekuningan.
Faktor genetik memainkan peran penting dalam eksim, seringkali disertai riwayat penyakit dalam keluarga. Selain itu, eksim juga sering dikaitkan dengan penyakit lain seperti asma, rinitis alergi, dan alergi makanan.
Meski eksim tidak menular, gejalanya bisa sangat menyusahkan dan memengaruhi kualitas hidup orang yang mengalaminya. Perawatan eksim mencakup perawatan kulit yang baik, menghindari alergen jika memungkinkan, dan menggunakan obat-obatan seperti krim kortikosteroid atau antihistamin untuk mengendalikan gejala. 2. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak merupakan salah satu jenis alergi kulit yang terjadi ketika kulit bersentuhan langsung dengan alergen tertentu. Alergen ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk lateks, logam, parfum, atau tanaman.
Misalnya saja jika seseorang alergi terhadap nikel yang banyak terdapat pada perhiasan, maka kontak langsung dengan perhiasan atau barang lain yang mengandung nikel dapat menimbulkan gejala dermatitis kontak alergi. Gejala umum berupa gatal, kemerahan, bengkak, dan terkadang kulit mengelupas.
Gejala dermatitis kontak alergi bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung jenis alergen dan tingkat sensitivitasnya. Perawatan untuk dermatitis kontak alergi termasuk mengidentifikasi dan menghindari alergen, menggunakan krim kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan dan gatal, dan mungkin menggunakan antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi.
Menghindari kontak dengan alergen merupakan langkah penting dalam mencegah gejala dermatitis kontak alergi. Jika seseorang mengetahui dirinya alergi terhadap suatu zat, penting untuk menghindari kontak dengan zat tersebut dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Dermatitis dishidrotik atau disebut juga pompholyx merupakan salah satu jenis dermatitis yang biasanya terjadi pada tangan dan kaki. Gejala utamanya adalah kulit kering dan gatal, seringkali disertai lepuh atau lecet kecil pada kulit. Lepuh ini bisa pecah dan menyebabkan kulit gatal dan perih.
Penyebab pasti dari dermatitis dihidrotik belum sepenuhnya dipahami. Namun, faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini antara lain riwayat alergi kulit lainnya, kelembapan tangan yang tinggi, dan kemampuan kulit mudah berkeringat.
Meski penyebab pastinya masih belum diketahui, pengobatan dermatitis dishidrotik biasanya melibatkan perawatan kulit yang baik, menghindari potensi pemicu seperti iritan atau alergen tertentu, dan menggunakan krim kortikosteroid atau antihistamin untuk mengurangi peradangan dan mengendalikan rasa gatal.
Karena dermatitis dishidrotik bersifat kronis dan berulang, diagnosis dan pengobatan yang tepat oleh dokter kulit atau ahli alergi sangatlah penting. Dengan pemantauan dan pengobatan yang tepat, banyak orang dapat mengelola gejalanya secara efektif dan mengurangi frekuensi kambuhnya dermatitis dishidrotik. 4. Urtikaria atau gatal-gatal
Urtikaria yang sering disebut dengan gatal-gatal merupakan suatu kondisi peradangan dan pembengkakan pada permukaan kulit yang terjadi sebagai respons tubuh terpapar zat atau benda tertentu yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin. Histamin ini menyebabkan gejala gatal-gatal.
Tanda khas urtikaria adalah munculnya benjolan merah yang gatal pada kulit. Benjolan ini bisa muncul di satu atau lebih tempat di tubuh dan ukuran serta bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari kecil hingga besar dan lebar. Selain karena reaksi alergi pada kulit, biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi virus.
Ada dua jenis utama urtikaria, akut dan kronis. Urtikaria akut biasanya terjadi setelah kontak dengan alergen tertentu, seperti makanan, benda tertentu, panas, obat-obatan, atau gigitan serangga. Urtikaria akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 6 minggu.
Sementara itu, urtikaria kronis lebih jarang terjadi dan penyebabnya seringkali tidak diketahui. Kondisi ini bisa berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Perawatan untuk urtikaria termasuk menghindari pemicu potensial, menggunakan antihistamin untuk mengendalikan rasa gatal, dan pada kasus yang lebih parah, imunoterapi atau kortikosteroid.
Angioedema merupakan salah satu bentuk reaksi alergi yang terjadi pada kulit. Pada kondisi ini, cairan menumpuk di bawah kulit sehingga menyebabkan pembengkakan. Berbeda dengan urtikaria (gatal-gatal), pembengkakan angioedema terjadi pada lapisan kulit yang lebih dalam.
Pembengkakan angioedema biasanya terjadi pada jaringan lunak seperti kelopak mata, bibir, tenggorokan atau bahkan alat kelamin. Kondisi ini seringkali disertai dengan gatal-gatal.
Angioedema dapat dibagi menjadi dua jenis utama: akut dan kronis. Angioedema akut terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, biasanya beberapa menit atau jam. Penyebab umum angioedema akut adalah reaksi alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
Sedangkan angioedema kronis kambuh dan berlangsung lebih lama. Angioedema kronis seringkali tidak memiliki penyebab yang jelas dan dapat diidentifikasi.
Perawatan untuk angioedema termasuk menghindari alergen yang diketahui, penggunaan antihistamin atau kortikosteroid untuk mengurangi gejala, dan dalam kasus yang lebih parah, epinefrin. Penting untuk segera menemui dokter jika pembengkakannya parah atau berlangsung lebih dari beberapa jam.
Konsultasi dengan dokter merupakan langkah penting dalam menegakkan diagnosis yang benar dan penatalaksanaan angioedema yang efektif. Dengan pengobatan yang tepat, banyak orang dapat mengatasi gejala angioedema dan mencegah serangan berulang.
Prinsip utama dalam mengobati alergi kulit adalah mengenali alergen dan sebisa mungkin menghindarinya. Tanpa menghilangkan faktor penyebab alergi, pengobatan alergi hanya akan memberikan efek sementara. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis alergi kulit yang Anda alami.
Langkah pertama dalam mengatasi alergi kulit adalah menemui dokter kulit. Dokter mungkin melakukan tes alergi, tes kulit atau darah, untuk mengidentifikasi alergen yang menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Setelah diagnosis, dokter biasanya akan meresepkan pengobatan, seperti krim atau obat oral seperti antihistamin atau kortikosteroid, untuk mengurangi gejala dan ketidaknyamanan akibat reaksi alergi pada kulit. Selama proses penyembuhan, sangat penting untuk tidak menggaruk area kulit yang alergi, karena dapat menyebabkan iritasi atau bahkan infeksi lebih lanjut.
Selain pengobatan, menjaga kebersihan dan kelembapan kulit juga menjadi bagian penting dalam mengatasi alergi kulit. Mandi secara teratur dan gunakan pelembap setelah mandi untuk menjaga kelembapan kulit. Pelembab juga dapat membantu mengurangi rasa gatal, iritasi, dan kulit kering yang sering terjadi akibat alergi kulit.
Jika gejala alergi kulit tidak membaik setelah pengobatan awal atau bahkan memburuk, seperti kulit kering, merah, gatal, dan mengelupas, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dan intensif. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, banyak orang dapat mengatasi alergi kulitnya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.