September 21, 2024
Kecepatan Internet di Indonesia masih Rendah, Kalah dengan Laos dan Kamboja

Kecepatan Internet di Indonesia masih Rendah, Kalah dengan Laos dan Kamboja

0 0
Read Time:1 Minute, 25 Second

Jakarta – Kecepatan internet di Indonesia saat ini jauh dari rata-rata. Bahkan, masuk dalam peringkat 100 besar dunia. Berdasarkan data Ooklas Speedtest Global Index April 2024, rata-rata kecepatan internet fixed broadband di Indonesia adalah 29,37 megabit per detik (Mbps).

Dengan catatan ini, kecepatan internet Indonesia berada di peringkat 128 dunia. Di Asia Tenggara, peringkat Indonesia berada di bawah Laos (121), Kamboja (107), Brunei (74), Filipina (52), Vietnam (47), Malaysia (45), Thailand (10) dan Singapura (1).

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Mochamad Hadiana mengatakan, pemerintah kini fokus meningkatkan kecepatan internet di Indonesia. “Fokus kita bukan pada rangking, tapi kecepatan yang bisa memudahkan kita berkomunikasi,” kata Hadiana dalam acara Ngopi Bersama di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).

Hadiana menegaskan, pemerintah berupaya untuk pemerataan dan peningkatan kecepatan internet di Indonesia. Ia pun yakin upaya ini akan membuahkan hasil.

“Saya optimistis Indonesia bisa meningkatkan kecepatan broadbandnya, tapi tidak harus menjadi peringkat pertama atau kelima di dunia. Karena kalau saya lihat negara lain juga meningkatkan kecepatan broadbandnya. Penting,” kata Hadiana. Intinya adalah kecepatan broadband telah meningkat secara signifikan.”

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi menetapkan batas minimum kecepatan Internet fixed broadband di Indonesia minimal 100 Mbps. Hal ini untuk memudahkan komunikasi di seluruh Indonesia.

Hadiana meyakini upaya peningkatan kecepatan internet di Indonesia dapat terwujud berkat kerja sama semua pihak. Menurutnya, upaya tersebut bisa tercapai jika semua pihak mendukungnya.

“Di Indonesia saya harap bisa mencapai 100Mbps sesuai kebutuhan transformasi digital. Ini perlu upaya yang luar biasa. Kita bisa bersinergi dengan pemerintah, industri, masyarakat, bukan tidak mungkin.”

“Contohnya minimal satu klaster bisa Jakarta. Di Jakarta, saya kira optimis bisa mendapatkan momentum seperti itu. Nanti bisa diperluas ke daerah lain juga,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link