0
0
harfam.co.id, JAKARTA – Hendra Tanjaya menjadi salah satu atlet bulu tangkis Indonesia yang dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) karena skandal pengaturan skor. Pria kelahiran 20 Juli 1998 ini merupakan pebulutangkis Indonesia yang berposisi ganda.
Hendra memulai turnamen internasional pertamanya di Jaya Raya Indonesia International Challenge 2014, berpasangan dengan Rizal Ramdani di ganda putra. Pada musim 2015, Hendra berganti pasangan, mulai dari Vicky Anindita, Henry Jansen Putra Wibowo, dan Michael Henry, namun hasilnya tidak sesuai ekspektasi.
Ia pun mencoba peruntungan bermain ganda campuran bersama Monika Intan Tutiharta. Namun sejauh ini ia belum meraih hasil bagus di musim 2015. Setelah menempuh perjalanan panjang, New Zealand Open 2017 menjadi penampilan terakhirnya setelah ia tersingkir di babak 16 besar saat berpasangan dengan Sekhartaji Putri.
Tak lama kemudian namanya tiba-tiba menjadi sorotan publik, namun bukan karena prestasinya. Bersama tujuh pebulu tangkis lainnya, mereka terlibat pengaturan pertandingan atau perjudian. Mereka adalah Iwandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mavarti, Fadila Afni, Aditya Dwiantoro, dan Agripinna Prima.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memberikan sanksi berbeda-beda kepada masing-masing individu tersebut. Namun Hendra, Ivandi, dan Androw dijatuhi hukuman larangan seumur hidup untuk mengikuti kompetisi dan segala aktivitas yang berhubungan dengan bulu tangkis. Hukuman tersebut mulai berlaku pada 18 Januari 2021.
Di usianya yang masih sangat belia, Hendra dan dua pemain lainnya harus mengubur mimpinya berkarir di bulutangkis karena ulahnya sendiri. Selain hukuman tersebut, BWF juga harus membayar denda sebesar $12.000 atas kesalahannya.
