December 21, 2024
Kenali Gejala Neuromuscular pada Anak, Gangguan Motorik yang Juga Sebabkan Sindrom Guillain-Barre

Kenali Gejala Neuromuscular pada Anak, Gangguan Motorik yang Juga Sebabkan Sindrom Guillain-Barre

0 0
Read Time:3 Minute, 20 Second

harfam.co.id, Jakarta – Orang tua harus berhati-hati jika bayi atau balitanya menunjukkan gejala seperti kesulitan menelan, menangis, dan gangguan pergerakan lainnya di rumah. Hal ini bisa menandakan adanya gangguan neuromuskular, kelainan saraf dan otot yang dapat terjadi sejak usia tiga bulan. 

Dari segi makna, neuromuskular adalah dua kata yang berarti saraf dan otot. Pada penyakit ini sering ditemukan kelainan yang menimbulkan penyakit atau masalah pada saraf dan otot sehingga menimbulkan kelemahan dan nyeri.

Dokter spesialis anak neurologi anak, dr Lisa Safira, Sp.A mengatakan, gangguan neuromuskular bisa ditemukan pada masa kanak-kanak. Ada banyak jenisnya, dengan gejala berbeda-beda yang berhubungan dengan gangguan gerak. Antara lain polio dan atrofi otot tulang belakang (SMA) yang paling banyak terjadi di Indonesia, tipe satu hingga tiga masih banyak ditemukan pada anak-anak, tipe empat pada orang dewasa.

“Kemudian miastenia gravis yang paling muda ditemukan pada anak mulai usia 3 bulan. “Dengan tipe ini, harapan hidup anak rendah, tidak lebih dari 6 bulan,” kata dr Lisa.

Jenis lainnya seperti sindrom Guillain-Barré, distrofi otot, penyakit Thompson, dermatomiositis dan sebagainya.

“Masalah neuromuskular ini juga terjadi pada anak-anak, tidak hanya menyerang orang dewasa. Gejalanya diawali dengan kelemahan otot saat berdiri. menghisap atau menelan, dan dalam hal ini bayi sering tersedak saat menyusu atau kesulitan menyusu,” ujarnya pada diskusi neuromuskular di Mandaya Royal Hospital Puri, Tangerang.

Sayangnya, saat gejala pertama muncul, seringkali orang tua menyangkal atau meyakini bahwa anaknya tidak mengidap penyakit serius yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Oleh karena itu, pada akhirnya pengobatan menjadi tertunda dan tidak dapat diobati lagi.

“Padahal, neuromuskular ini mengganggu perkembangan motorik anak. “Terlihat bila perkembangan motorik anak tertunda, tidak sesuai dengan bulan atau usianya, maka harus segera diobservasi dan dikonsultasikan ke dokter, katanya.

Gambaran umum seperti anak usia 3 bulan harus meluruskan lehernya tetapi tidak bisa dengan gejala neuromuskular. Pada usia 8 bulan, Anda seharusnya sudah bisa duduk mandiri, atau pada usia 12 bulan, Anda sudah bisa berdiri, berjalan, dan berjalan.

Waspadai juga gejala lainnya seperti lemah menangis, kepala miring, kelemahan otot motorik, kesulitan berjinjit, menghisap atau menelan, kelemahan otot pernapasan, otot kaku bahkan kelumpuhan, kata dr Lisa.

Saat menemukan gejala tersebut, dr Lisa meminta para orang tua untuk mendampingi anaknya berobat. Pijat atau pijat bayi Anda sebagai pengganti alternatifnya.

Faktanya, penyakit neuromuskular pada anak tidak dapat diprediksi sepenuhnya. Namun, ada banyak hal yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mengantisipasi dan mengetahui cara mengobati jika bayinya terdiagnosis penyakit ini.

“Kelainan ini tidak bisa diprediksi, tapi ada yang bisa diskrining saat bayi masih dalam kandungan atau ibu hamil 16 sampai 20 minggu, mana saat yang tepat belum disaring karena tes pada anak masih terbatas,” ujarnya.

Setelah gejala terdeteksi, pengujian lebih lanjut dan pemeriksaan fisik diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, EMG, MRI atau MRI, dll.

“Oleh karena itu, masih mengandalkan pemeriksaan penunjang, anamnesis pediatrik, pemeriksaan fisik mendetail, dan pemeriksaan penunjang,” jelas Lisa.

Sementara itu, berdasarkan kekhawatiran terhadap pengobatan penyakit langka ini, Rumah Sakit Manday telah mengumpulkan sekitar 20 dokter spesialis neurologi dan subspesialis untuk mendirikan Pusat Neuromuskular di rumah sakitnya.

Sebab menurut Erwin Suyanto, Direktur Humas Mandaya Royal Hospital Group, pusat layanan ini fokus pada penyakit yang menyerang otot akibat gangguan saraf pada tubuh.

“Kami beruntung bisa bekerja sama dengan Dr. Luh Ari dan tim yang berspesialisasi dalam penyakit otot akibat gangguan saraf yang menyebabkan nyeri otot, kelemahan bahkan kelumpuhan pada ekstremitas seperti lengan dan kaki. Mandaya Royal Hospital Puri sangat bangga , yang mampu memadukan dokter spesialis otot yang sangat langka di Indonesia dengan teknologi canggih seperti peralatan EMG Single Fiber yang canggih, membangkitkan potensi pengujian, MRI neurosensitif, dan laboratorium genetika DNA yang sebelumnya harus dituju oleh pasien, kini dapat dilakukan. buatan Indonesia dengan harga yang jauh lebih terjangkau,” kata Erwin.

Seringkali diperlukan waktu yang lama bagi penderita gangguan neuromuskular untuk mendapatkan diagnosis pasti, biasanya 5 hingga 30 tahun. Dengan tim dokter dan institusi yang mumpuni diharapkan masyarakat yang menderita penyakit neuromuskular dapat segera mendapatkan diagnosis yang tepat sehingga mendapat terapi dan obat-obatan yang tepat, karena akan sangat berbahaya jika pasien diberikan diagnosis dan pengobatan yang salah. salah.

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link