October 22, 2024
Infrastruktur Digital: Kunci Sukses AI dan Ekonomi Digital di Asia Pasifik

Infrastruktur Digital: Kunci Sukses AI dan Ekonomi Digital di Asia Pasifik

0 0
Read Time:2 Minute, 0 Second

JAKARTA – Asia Pasifik sedang mengalami transformasi digital yang unik. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) semakin dipahami dan digunakan. Namun, apakah infrastruktur digital siap mendukung perkembangan tersebut?

Infrastruktur Digital: Fondasi Ekonomi Digital Sama pentingnya dengan kereta api dalam revolusi industri, infrastruktur digital bagaikan jaringan fiber. Saat ini, pusat data menjadi tulang punggung perekonomian digital saat ini.

“Mereka menyediakan layanan internet dan cloud yang dibutuhkan bisnis untuk berkembang,” jelas Chris Street, Group Chief Executive Officer, ST Telemedia Global Data Centers dan Vice President, Head of Data Centers, SGTech.

Data Cushman & Wakefield menunjukkan bahwa pasar Asia Pasifik terus mengalami pertumbuhan pesat dalam pengolahan dan pengembangan data. Kapasitas pusat data diperkirakan akan melebihi 10,6GW di seluruh wilayah.

Menurut UNDP, negara-negara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 33% dengan menerapkan aset digital publik di sektor keuangan.

Infrastruktur digital juga dapat menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan keterampilan dalam ekonomi digital, misalnya untuk mendukung keterampilan tingkat lanjut guna memenuhi permintaan keterampilan baru, seperti AI.

Negara tetangga Indonesia, Singapura, baru-baru ini mengalokasikan SGD27 juta (sekitar Rp 326 miliar) dari APBN 2024 untuk menggandakan jumlah pekerja AI di wilayah tersebut dalam lima tahun ke depan. Investasi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi mereka yang bekerja untuk berbagi pengetahuan tentang sistem, model, dan algoritme AI di berbagai organisasi.

AI: Penggerak pertumbuhan, namun ChallengeAI memberikan banyak manfaat, namun memerlukan dukungan infrastruktur yang kuat. Desktop, server, dan jaringan sempurna untuk AI. Hal ini menghasilkan investasi yang signifikan dalam infrastruktur digital di Asia Pasifik.

Chris mengatakan investasi di sektor ini dapat menarik wirausaha, mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan penting.

“Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pekerja memiliki keterampilan digital yang diperlukan, termasuk AI. Kebijakan pelatihan dan pengembangan keterampilan adalah kunci untuk meningkatkan kemampuan AI,” ujarnya.

Tantangan yang dihadapi adalah 1. Akses Pasar: Banyak perusahaan yang belum siap untuk sepenuhnya mengadopsi AI. Hal ini memerlukan rencana yang jelas, termasuk metrik untuk mengukur dampak keuangan jangka panjang AI.

2. Perundang-undangan: Indonesia dan Australia masih dalam tahap awal pengembangan undang-undang AI. Kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan AI sangat penting untuk membangun kepercayaan dan pemahaman terhadap teknologi ini.

3. Dukungan: Pusat data memerlukan banyak kapasitas. Di negara tropis seperti Indonesia, mendinginkan server menjadi tantangan tersendiri. Dibutuhkan teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan.

4. Biaya: Membangun infrastruktur baru untuk mendukung AI memerlukan biaya yang mahal. Green money bisa menjadi solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link