harfam.co.id, Jakarta. Ibu Ferry, Maryadi, meninggal dunia dalam usia 79 tahun setelah dibawa ke IGD RSPP Jakarta Selatan pada Rabu (14/08/2024). Deswita Maharani membeberkan riwayat kesehatan ibu mertuanya.
Ibunda Ferry Maryadi, Rospita, meninggal beberapa tahun lalu. Dia memukul kepalanya. Pukulannya begitu kuat hingga menyebabkan pendarahan otak. Sejak saat itu, kesehatan Rospi semakin memburuk.
“Rasa sakit itu sebenarnya akibat terjatuh. “Saat terjatuh, pukulan di kepala sangat kuat hingga menyebabkan pendarahan hebat di otak,” kata Deswita Maharani kepada wartawan.
Ia menambahkan, selama dua tahun terakhir Rospita hanya bisa beraktivitas di tempat tidur. Ferry Maryadi dan keluarga terus berupaya meningkatkan kesehatan Rospita.
Itu tidak berhenti di situ. Pendarahan otak diperburuk oleh patah tulang pinggul. Mengutip video wawancara di kanal YouTube “Pemeriksaan Intens” pada Rabu (14/08/2024), Deswita Maharani mengenang, dokter saat itu memberikan peluang kesembuhannya.
“Terus ada patah tulang pinggul, kiri atau kanan (saya lupa persisnya). Saat itulah dokter memberinya pilihan operasi untuk mengeluarkan cairan dari kepalanya, jelasnya.
Namun menurut pendapat dokter lain, mengingat kondisi ibu saat itu sudah sangat lemah dan sudah sangat tua, sepertinya ibu tidak bisa menjalani operasi. Itu operasi besar, kata Deswita Maharani.
Setelah mempertimbangkan berbagai pendapat medis dan kondisi Rospita yang memprihatinkan, Ferry Maryadi dan keluarga sepakat untuk tidak memilih opsi operasi besar. Rospita diobati dengan banyak obat.
Tiga hari lalu, kondisi Rospita semakin parah. Dia tidak lagi menjawab panggilan itu. Matanya bahkan belum terbuka. Khawatir terjadi hal buruk, Ferry Maryadi dan keluarga membawa Rospita ke rumah sakit.
“Akhirnya kami mencoba mendapatkan pengobatan narkoba. Tampaknya kondisi kesehatannya terus memburuk, pungkas Deswita Maharani sembari mendoakan almarhum.