October 22, 2024
Google Berkolaborasi dengan BSSN Perkuat Strategi Keamanan Siber Nasional

Google Berkolaborasi dengan BSSN Perkuat Strategi Keamanan Siber Nasional

0 0
Read Time:3 Minute, 13 Second

harfam.co.id, Jakarta – Google telah mengumumkan inisiatif strategis bersama BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara). Inisiatif ini diumumkan bersamaan dengan acara Kebijakan dan Keterampilan Laboratorium AI yang pertama. 

Inisiatif ini bertujuan untuk membantu institusi publik, dunia usaha, dan masyarakat Indonesia menyadari manfaat transformasi digital dan penerapan teknologi AI, sekaligus melindungi mereka dari kejahatan dunia maya.

Inisiatif ini diimplementasikan melalui program pelatihan dan alat keamanan siber teknologi kecerdasan buatan. 

Inisiatif Google bersama CfDS (Centre for Digital Society) dan KORIKA (Artificial Intelligence Industry Research and Innovation Collaboration), program ini bertujuan untuk memberikan kerangka konseptual dan praktik terbaik bagi para pengambil kebijakan di Indonesia.

Lab Kebijakan dan Keterampilan AI juga dapat membantu mereka memahami potensi transformatif AI. Nantinya, inisiatif ini akan menyelenggarakan diskusi panel bulanan dengan pembicara dari pakar industri, pengambil kebijakan, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Adopsi alat keamanan siber dengan teknologi kecerdasan buatan yang dipadukan dengan keahlian yang diperlukan berpotensi mengurangi biaya kejahatan siber yang ditimbulkan oleh sektor bisnis dan individu hingga Rp 1,365 triliun pada tahun 2030,” Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Kata Alam dalam keterangan publik yang diterima, Kamis (7/3/2024).

Putri menambahkan, inisiatif ini memperkuat komitmen Google dalam mengamankan dan mempromosikan masa depan digital Indonesia, melalui kolaborasi dengan BSSN dan pihak lainnya. 

Perlu diketahui bahwa BSSN bersama Google Cloud telah menyelesaikan inisiatif strategis pertama. Melalui kemitraan ini, keduanya akan bekerja sama untuk membangun kapabilitas dan kapabilitas keamanan siber bagi sektor publik Indonesia.

Nantinya, inisiatif ini akan memfasilitasi tiga pilar kerja sama, yakni. mendidik para pakar keamanan siber nasional, berbagi intelijen ancaman siber berkualitas terbaik dengan lembaga pemerintah, dan meningkatkan kemampuan kolektif dengan kecerdasan buatan untuk keamanan siber.

Inisiatif kedua yang diperkenalkan dalam kerjasama ini adalah dukungan lembaga amal Google yaitu Google.org, dari The Asia Foundation yang bekerja sama dengan mitra lokal PPSW (Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita), PUPUK (Asosiasi Peningkatan Usaha Kecil) dan Muhammadiyah Efnahags – serta para Pengusaha. Dewan.

Program ini akan meningkatkan kemampuan siber hingga 70.000 UMKM melalui pelatihan keamanan siber, termasuk kemampuan menggunakan alat keamanan siber yang didukung AI. Sehingga mereka dapat lebih melindungi diri terhadap ancaman dunia maya.

Upaya ini juga merupakan hibah berskala besar sebesar US$15 juta untuk mendukung Asia Fund membentuk APAC Cyber ​​​​Security Fund yang bermitra dengan CyberPeace Institute dan Global Cyber ​​​​Alliance.

Tak hanya itu, Google Cloud juga memberikan pelatihan keterampilan AI dan keamanan siber kepada masyarakat Indonesia melalui program Google Cloud Skills Boost.

Program ini mencakup beberapa kursus gratis seperti Cloud Leader Digital Learning Path, Pengantar AI Genius Learning Path, dan Preparing for the Professional Cloud Engineer Journey, serta pembelajaran gamified melalui The Arcade.

Di sisi lain, jumlah serangan siber yang menyasar institusi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat di Indonesia meningkat pesat. Maka diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk menjaga keamanan ruang digital.

Demikian salah satu pesan yang disampaikan pada Konferensi ITSEC tentang Keamanan Siber Asia 2023 beberapa waktu lalu di Jakarta.

Badan Jaringan dan Sandi Negara (BSSN) melalui siaran persnya menyebutkan, keamanan siber nasional tidak bisa dibatasi pada satu departemen atau satu organisasi tertentu.

Menurut Kepala BSSN Hinsa Siburian, keamanan siber nasional harus komprehensif dengan melibatkan seluruh aspek bangsa.

“Pemerintah harus bekerja sama dengan pengusaha dan akademisi untuk menjaga keamanan ruang digital,” ujarnya seperti dikutip, Senin (23/1/2023).

BSSN mencatat, data anomali lalu lintas pada tahun 2022, hasil pemantauan Pusat Operasi Keamanan Siber BSSN, menunjukkan terdapat hampir satu miliar atau lebih dari 976 juta anomali ancaman di dunia maya.

Tercatat beberapa di antaranya seperti aktivitas malware (56,84 persen), kebocoran informasi (14,75 persen), aktivitas Trojan (10,90 persen) dan lain-lain (17,51 ​​persen).

Andri Hutama Putra, CEO ITSEC Asia menambahkan dalam konferensi pers bahwa untuk menjaga keamanan ruang digital, semua pihak harus bekerja sama secara konkrit dan saling membantu.

Sementara itu, Patrick Dannacher, CEO StoneTree Group, mengatakan pesatnya perkembangan TI di Indonesia di berbagai sektor memerlukan peningkatan kesadaran akan infrastruktur jaringan yang tangguh.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link