harfam.co.id, Jakarta – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) resmi menandatangani perjanjian kredit baru senilai Rp 1,35 triliun. Fasilitas kredit tersebut diberikan untuk mendukung proyek infrastruktur strategis yang sedang dikerjakan Adhi Karya.
“Aksi ini menandai langkah strategis dalam memperkuat struktur keuangan Adhi Karya untuk menjamin kelancaran berbagai proyek strategis yang sedang dikerjakan. Pendanaan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perseroan” , kata Adhi Karya. Sekretaris Perusahaan Rozi Sparta dalam keterbukaan informasi di Bursa, Jumat (7/12/2024).
Rozi menambahkan, kerja sama ini juga memberikan pertanda baik bagi ADHI karena Bank Mandiri tetap percaya diri mendapatkan fasilitas pembiayaan di tengah kondisi perekonomian yang sulit dan sentimen kurang baik terhadap industri konstruksi.
Hal ini menunjukkan bahwa ADHI merupakan mitra yang dapat dipercaya melalui kinerja bisnis yang baik dengan tetap berkomitmen memenuhi seluruh kewajiban yang ada kepada seluruh pemangku kepentingan.
“ADHI akan terus berupaya mencapai kinerja terbaik dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. Perseroan juga berkomitmen menjaga transparansi dan komunikasi yang baik dengan seluruh pihak yang berkepentingan,” tutup Rozi.
Pada perdagangan Kamis 11 Juli 2024, saham ADHI diperdagangkan menguat 0,80 persen ke 248. Saham ADHI dibuka di 252 dan bergerak di kisaran 244-258. Berdasarkan data RTI, frekuensi perdagangan saham ADHI tercatat sebanyak 2.736 kali.
Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 37,66 juta lembar saham senilai Rp9,43 juta. Dalam sepekan, saham ADHI masih menguat 10,71 persen. Meski secara year to date atau year to date (YTD) sudah terkoreksi sebesar 20,51 persen.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengenai penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2025 senilai Rp 2,09 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rozi Sparta menjelaskan usulan PMN tahun anggaran 2025 bertujuan untuk menyelesaikan dua proyek strategis nasional. Yakni proyek tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo senilai Rp1,9 triliun dan proyek tol Yogyakarta-Bawen senilai Rp173 miliar.
“Perusahaan saat ini sedang menunggu hasil kajian BPKP terhadap permohonan PMN tahun anggaran 2025 dan aktif berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, regulator dan pihak-pihak berkepentingan lainnya untuk menyikapi permohonan PMN tahun fiskal tersebut. tahun 2025 tahun,” jelas Rozi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (7/11/2024).
Sebelumnya, perseroan mengajukan PMN setelah adanya perubahan kepemilikan saham dalam pembangunan proyek jalan tol yang membentang Solo-Yogyakarta-Kulonprogo. Dimana perseroan memiliki porsi 47,18 persen dibandingkan sebelumnya 24 persen. Sejauh ini belum ada dampak terhadap situasi keuangan dan aktivitas operasional perseroan.
Saham ADHI awal pekan ini menguat ke posisi 264. Namun seiring dengan permintaan PMN Rp 2 triliun, saham ADHI turun pada perdagangan berikutnya.
Pada Rabu 10 Juli 2024, saham ADHI ditutup menguat 3,85 persen ke posisi 250. Berdasarkan data RTI, frekuensi perdagangan saham ADHI tercatat sebanyak 4.845 kali. Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 80,15 juta lembar saham senilai Rp 20,61 juta.
Meski begitu, dalam sepekan saham ADHI masih menguat 11,61 persen. Sedangkan secara year-to-date atau year-to-date (YTD), saham ADHI terkoreksi 19,87 persen.
Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengajukan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun untuk pembangunan jalan tol yang menghubungkan Yogyakarta. Diantaranya, tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan kedua proyek tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (NSP). Angka PMN yang diusulkan sebesar Rp 2,096 miliar.
Usulan tambahan PMN sebesar Rp2,096 miliar (Rp2,09 triliun) juga dialokasikan pada dua proyek tersebut di atas, Jogja-Solo dan Jogja-Bawen, kata Entus dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (8). /7/2024). Penyaluran PMN
Pemanfaatan PMN 2025 terbagi menjadi Rp 1,92 triliun untuk proyek Tol Solo-Jogja dan Rp 173 miliar untuk Tol Jogja-Bawen. Selain dana PMN, ada dana lain yang dikucurkan Adhi Karya.
Dia mengatakan, kebutuhan PMN dari anggaran 2025 karena adanya perubahan porsi kepemilikan pada pembangunan proyek jalan tol yang membentang Solo-Yogyakarta-Kulonprogo itu. Perusahaan bersandi ADHI ini memiliki saham sebesar 47,18 persen, naik dari sebelumnya 24 persen.
Perubahan saham ini terjadi karena dua perusahaan swasta, PT Gama Group dan PT Dayamulia Turangga, menarik diri dari proyek tersebut karena kondisi keuangan. Sisa kepemilikannya berkurang oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 52,82 persen.
Akibat perubahan tersebut, kebutuhan permodalan Adhi Karya meningkat menjadi Rp3,89 triliun dengan menggunakan PMN 2025 sebesar Rp1,92 triliun.
Karena ada perubahan sebagian maka kebutuhan modal Adhi sebesar Rp 3,89 (triliun) dan akan dipenuhi dengan PMN tahun 2022 sebesar Rp 1,4 (triliun) dan usulan saat ini Rp 1,923 miliar dan dana lainnya Rp 566. juta,” jelasnya
Sebelumnya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) telah meraih kontrak baru sebesar Rp 10,2 triliun hingga Juni 2024. Perolehan kontrak baru Adhi Karya meningkat dibandingkan Mei 2024 sebesar Rp 9,4 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Senin (7/8/2024), perolehan kontrak baru pada Juni 2024 adalah 50 persen pekerjaan proyek konstruksi, 32 persen persen sumber daya air. , selebihnya adalah jalan raya dan jalan raya. jembatan, properti, manufaktur dan EPC.
Sedangkan jika dirinci sumber pendanaannya, 66 persen berasal dari pemerintah, 29 persen dari swasta, dan sisanya dari BUMN dan lainnya, tulis Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk Rozi Sparta dalam rilisnya. Informasi BEI. .
Sementara dari sisi lini usaha, pengadaan kontrak masih didominasi oleh lini teknik dan konstruksi sebesar 92 persen, properti dan perhotelan 3 persen, lini manufaktur dan investasi serta konsesi sebesar 5 persen.
Hingga Juni 2024, Adhi Karya berhasil meraih beberapa kontrak besar, antara lain Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Tahap II, Perumahan Pekerja Konstruksi Tahap II, gedung Istana Wakil Presiden, serta gedung penunjang dan saran asrama PSSI.
Mengutip data RTI, harga saham Adhi Karya (ADHI) melonjak 18,92 persen menjadi Rp 264 per saham. Harga saham ADHI dibuka datar di Rp 222 per saham. Harga saham ADHI tertinggi Rp 270 dan terendah Rp 222 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 12.472 kali dengan volume perdagangan 2.658.367 lembar saham. Nilai transaksi harian saham ADHI sebesar Rp 67,2 juta.