September 21, 2024
Arti Sugar Daddy yang Viral di TikTok, Ketahui Perbedaannya dengan Sugar Baby

Arti Sugar Daddy yang Viral di TikTok, Ketahui Perbedaannya dengan Sugar Baby

0 0
Read Time:5 Minute, 30 Second

harfam.co.id, Jakarta Fenomena sugar daddy yang viral di TikTok kini menjadi perbincangan di kalangan pengguna media sosial. Video-video yang memperlihatkan hubungan antara pria dewasa dan remaja putri ini menarik perhatian jutaan penonton. Banyak yang penasaran dan tertarik mempelajari lebih lanjut dinamika dan kontroversi di balik tren ini.

Kepopuleran konten gula di TikTok tak lepas dari sensasi dan gaya hidup glamor yang ditampilkan. Hubungan ini kerap digambarkan dengan kemewahan, mulai dari hadiah mahal hingga liburan mewah yang membuat banyak penonton terpesona. Namun, di balik glamornya terdapat beragam sudut pandang dan pendapat mengenai etika dan moralitas jenis hubungan tersebut.

Selain menimbulkan rasa penasaran, tren gula di TikTok juga menuai perdebatan di masyarakat. Beberapa orang melihatnya sebagai bentuk eksploitasi dan ketergantungan, sementara yang lain melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan.

Berikut harfam.co.id ulas Arti Sugar Daddy dan Bedanya dengan Sugar Baby, dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (26/6/2024).

Mengutip Dating Wise, istilah “sugar daddy” mengacu pada pria kaya dan dewasa yang dengan murah hati memberikan dukungan finansial dan hadiah mewah kepada “teman muda” sebagai imbalan atas pernikahan atau hubungan romantis.

Sugar daddy biasanya adalah orang-orang yang kaya secara finansial dan bersedia membayar gaya hidup mewah untuk pasangannya. Biasanya, hubungan ini didasarkan pada kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak: sugar daddy menikmati kebersamaan dan perhatian dari pasangan yang lebih muda, sedangkan pasangan yang lebih muda menerima dukungan finansial yang signifikan.

Menurut kamus Merriam-Webster, sugar daddy adalah pria kaya, biasanya lebih tua, yang menyimpan atau menghabiskan banyak uang untuk kekasih, pacar, atau paradenya. Istilah “sugar daddy” dapat dikaitkan dengan konsep “gula” yang melambangkan kekayaan, kemewahan dan hal-hal indah dalam hidup.

Sejak zaman kuno, gula dianggap sebagai produk langka dan sangat berharga yang melambangkan kemakmuran, kekuasaan, dan otoritas. Oleh karena itu, hubungan antara “gula” dan kepedulian terhadap seseorang secara materi telah ada selama berabad-abad.

Pada awal abad ke-20, istilah “sugar daddy” mulai muncul dalam bahasa gaul dan budaya populer Amerika. Istilah ini diyakini pertama kali muncul di komunitas Afrika-Amerika selama Harlem Renaissance, suatu periode di mana seni, musik, dan budaya Afrika-Amerika mengalami perkembangan pesat dan mendapat pengakuan luas. Selama periode ini, istilah “sugar daddy” mulai menyebar dan digunakan lebih luas, menjadi bagian dari leksikon budaya populer Amerika.

Ketika hubungan “sugar daddy” menjadi populer, istilah tersebut menyebar ke luar komunitas tertentu dan mulai digunakan secara lebih luas. Istilah “sugar daddy” sangat erat kaitannya dengan jenis perjanjian tertentu, yaitu ketika seorang pria kaya memberikan dukungan finansial kepada pasangannya yang lebih muda, baik itu pacarnya, pacarnya, atau selingkuhannya. Dalam banyak kasus, hubungan ini didasarkan pada kontrak atau kesepakatan tidak tertulis yang menetapkan bagaimana dukungan finansial akan diberikan dan apa imbalan yang diharapkan.

Dengan kata lain, sugar daddy seolah mewakili gambaran kelezatan dan mengajak kita berpikir tentang kemewahan, keinginan, dan daya tarik manisan. Sama seperti gula yang memberikan rasa nikmat dalam hidup, gula juga diyakini memberikan rasa manis melalui kemurahan hati dan dukungan finansial dalam hubungan romantis. Hubungan ini sering digambarkan di media dan budaya populer sebagai hubungan yang penuh dengan hadiah mewah, perjalanan eksotik, dan gaya hidup glamor.

Selain kekayaan, istilah sugar daddy juga populer karena kata “daddy” membangkitkan perasaan dilindungi dan rezeki. Hal ini mencerminkan peran yang sering dimainkan oleh sugar daddy sebagai sosok mentor atau pemberi nafkah dalam hubungan tersebut. Banyak yang memandang sugar daddy sebagai seseorang yang memberikan rasa aman dan stabilitas finansial kepada pasangannya, sedangkan pasangannya memberikan perhatian dan kebersamaan sebagai balasannya.

Namun hubungan sugar daddy ini juga menimbulkan berbagai kontroversi dan perdebatan. Beberapa orang melihatnya sebagai bentuk eksploitasi dan ketergantungan, sementara yang lain melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan dimana kedua belah pihak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Perdebatan ini mencakup aspek etika dan moral dari jenis hubungan ini, serta dampaknya terhadap individu yang terlibat.

Di era digital saat ini, fenomena sugar daddy semakin populer dan mudah diakses melalui berbagai platform media sosial dan situs kencan khusus. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mencari pasangan yang sesuai dengan keinginannya dan menjalin hubungan berdasarkan perjanjian finansial. Namun, penting bagi semua pihak yang terlibat untuk memahami keterbatasan dan risiko dari jenis hubungan ini dan memastikan bahwa semua interaksi didasarkan pada persetujuan dan saling pengertian.

Dengan demikian, istilah “sugar daddy” tidak hanya mencerminkan hubungan yang didasarkan pada dukungan finansial, tetapi juga menggambarkan dinamika kompleks kekuasaan, hasrat, dan ketergantungan dalam konteks hubungan romantis modern. Fenomena ini terus berkembang dan menjadi bagian dari diskusi yang lebih besar mengenai hubungan, kekayaan, dan kemewahan dalam masyarakat kontemporer.

Sugar daddy dan sugar baby adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan hubungan berdasarkan dukungan finansial. Sugar daddy adalah pria dewasa yang aman secara finansial dan bersedia memberikan dukungan finansial, hadiah mewah, dan gaya hidup glamor kepada pasangannya yang lebih muda. Mereka sering mencari persahabatan, perhatian, dan hubungan romantis sebagai imbalan atas dukungan tersebut.

Sebaliknya, sugar baby adalah individu yang menerima dukungan finansial dari sugar daddy. Mereka bisa laki-laki atau perempuan, meskipun mereka paling sering dikaitkan dengan perempuan muda. Sugar baby menerima stabilitas finansial, hadiah dan kemewahan dari sugar daddy mereka dan, sebagai imbalannya, mereka ditawari persahabatan, perhatian dan terkadang hubungan romantis atau seksual, tergantung pada kesepakatan yang dibuat.

Dinamika hubungan antara sugar daddy dan sugar baby biasanya didasarkan pada kesepakatan yang jelas mengenai ekspektasi dan batasan masing-masing. Sugar daddy memiliki kendali finansial dalam hubungan ini, sedangkan sugar daddy lebih bergantung pada dukungan yang diberikan. Meskipun hubungan ini sering mendapat stigma sosial, dengan pandangan berbeda mengenai etika dan moralitasnya, banyak yang melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan di mana kedua belah pihak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Hasil survei yang dilakukan situs kencan online Searching Arrangement menunjukkan bahwa Indonesia masuk sepuluh besar negara kaya gula di Asia. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2021, jumlah pekerja gula di Indonesia mencapai 60.250 orang. Dengan angka tersebut, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan populasi gula terbesar di kawasan Asia.

Sedangkan peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah gula terbanyak di Asia ditempati oleh India dengan jumlah jauh lebih banyak yakni mencapai 338.000 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa fenomena sugar daddy cukup umum terjadi di kedua negara, dengan faktor sosial dan ekonomi berbeda yang mempengaruhi tren ini. Meningkatnya penggunaan platform kencan online dan perubahan dinamika hubungan juga berkontribusi terhadap tingginya jumlah gula di negara-negara tersebut.

Melalui survei tersebut terlihat adanya perubahan model hubungan di Asia, dimana hubungan berdasarkan dukungan finansial semakin diterima dan diakui. Tren ini mencerminkan perubahan nilai-nilai sosial dan ekonomi masyarakat serta menunjukkan bagaimana teknologi dan platform kencan online memainkan peran penting dalam membentuk hubungan modern. Fenomena ini tidak hanya menjadi topik perbincangan yang menarik, namun juga mengundang diskusi mengenai implikasi sosial dan etika dari hubungan semacam ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link