harfam.co.id, JAKARTA — Alergi susu sapi tidak selalu menimbulkan gejala yang parah. Pilek dan batuk bisa jadi merupakan gejala ringan dari alergi susu sapi.
Sering pilek dan batuk dapat menghambat tumbuh kembang anak. Orang tua perlu mewaspadai perbedaan gejala yang disebabkan oleh alergi atau penyakit.
Dokter Anak, Alergi, Prof. Dr. Budi Setiabudiyawan, SPA(K), berbagi tips membedakan gejala penyakit dengan yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. “Ada tiga cara untuk membuat perbedaan,” kata Budi dalam pidato yang diselenggarakan Nutricia bekerja sama dengan Primacu dengan topik pengobatan alergi susu sapi, Selasa (25/6/2024).
“Apakah anak sebelumnya pernah demam, apakah gejalanya lebih terasa pada siang hari dibandingkan pada pagi atau malam hari, apakah dahak atau lendirnya kental atau berwarna. Kalau salah satu jawabannya ya, mungkinkah itu infeksi? Kalau jawabannya tidak, bisa jadi itu reaksi alergi,” kata Budi.
Jadi, jika anak Anda terus-menerus batuk atau pilek tetapi belum pernah pilek sebelumnya, berhati-hatilah. Kemudian batuk dan pilek muncul terutama pada pagi atau sore hari. Dan bila anak sering mengeluarkan dahak atau ingus namun bening dan encer. Ketiga tanda ini bisa menjadi tanda anak mengalami alergi.
Pada anak yang alergi susu sapi dengan gejala ringan atau sedang, kondisi yang paling umum adalah sering muntah, diare, sembelit, anemia defisiensi besi, dermatitis atopik, dada, pilek, antara lain batuk terus-menerus dan sakit perut terus-menerus. Jika tidak ditangani dengan segera dan tepat, alergi dapat mempengaruhi tumbuh kembang, dan kesehatan anak. Alergi susu sapi merupakan alergi makanan yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak, dengan kejadian 2-3 persen pada tahun pertama kehidupan.