Bisa Pengaruhi Anak, Kak Seto Minta Kominfo Bersihkan Game Berunsur Kekerasan

Read Time:1 Minute, 56 Second

harfam.co.id, General Manager Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Jakarta Seto Mulyadi atau dikenal Kak Seto meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membersihkan game atau permainan dari kekerasan dan konten negatif karena dapat mempengaruhi perilaku anak.

– Game dan konten digital yang mengandung unsur kekerasan harus dibersihkan. Kementerian Komunikasi dan Informatika mempunyai sumber daya untuk melakukan hal tersebut. Jangan sampai terlambat, kata Kak Seto.

Selain unsur kekerasan, konten negatif lainnya seperti pornografi dan radikalisme harus dijauhkan dari anak-anak.

Menurut dia, peningkatan kasus perundungan pada anak bisa jadi dipicu oleh permainan yang mengandung gambar kekerasan, sehingga ia berharap pihak berwenang bisa berperan kuat dalam perlindungan anak.

“Dalam perkembangannya, anak memerlukan dorongan yang baik agar dapat membangun karakter yang baik seperti akhlak mulia, kerjasama, persatuan dan sejenisnya. Karakter tersebut bisa tumbuh dari kandungan atau sumber yang dimakannya,” ujarnya.

Karakter tersebut dapat dilatih melalui buku, lagu, acara TV bahkan permainan, sehingga jika isinya mengandung unsur kekerasan maka akan berkembang karakter negatif pada anak.

“Bullying saat ini tidak hanya sekedar cuitan atau verbal, namun berbentuk kekerasan fisik. Bahkan di beberapa kasus sangat tidak manusiawi, kelompok motor yang beringas dan saling serang, situasinya mirip panggung atau demonstrasi. . di berbagai game atau film,” kata Kak Seto mengutip Antara.

Psikolog Stenny Prawitasari mengatakan, semakin banyak game yang memadukan unsur video dengan unsur surharfam.co.idl, namun juga unsur pertarungan, dapat menurunkan kepekaan terhadap kekerasan.

“Game seperti Free Fire misalnya, mengandung adegan-adegan kekerasan yang ekstrim, termasuk perkelahian dan penggunaan senjata. Dengan memainkan game-game semacam ini berulang kali akan membuat anak-anak tidak peka terhadap kekerasan, sehingga mereka akan kurang sadar akan akibat nyata dari kekerasan tersebut. tindakan,” katanya.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara bermain game kekerasan dan peningkatan agresi pada anak-anak, dan dalam lingkungan kompetitif seperti game pertarungan, anak-anak mungkin lebih rentan terhadap perilaku agresif, seperti kata-kata kasar atau kemarahan yang diungkapkan saat mereka kalah.

Menurutnya, tak hanya pihak berwenang, peran orang tua juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental anak saat bermain game online. Orang tua perlu terlibat aktif dalam memantau dan mengatur waktu anak bermain game.

“Dengan kerja sama antar otoritas yang lebih ketat dalam peraturan dan peran aktif orang tua dalam mendidik anak tentang penggunaan game online yang bertanggung jawab, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih aman dan sehat untuk tumbuh kembang anak di era digital ini,” ujarnya. berkata.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Resep Rahasia Ayam KFC Bocor, Bikin Heboh karena Pakai Bumbu Kontroversial
Next post MV SHEESH BABYMONSTER Tembus 1 Juta Views dalam 5 Menit Setelah Rilis, Kini Sentuh 10 Juta