December 21, 2024
BI: Ada Pemilu dan Ramadhan, Kegiatan Usaha Meningkat di Kuartal I-2024

BI: Ada Pemilu dan Ramadhan, Kegiatan Usaha Meningkat di Kuartal I-2024

0 0
Read Time:2 Minute, 57 Second

Liputan.com, Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia menunjukkan aktivitas dunia usaha mengalami peningkatan pada triwulan I tahun 2024.

Hal ini tercermin dari nilai neraca bersih tertimbang (WBT) sebesar 14,11% dibandingkan 13,17% pada triwulan IV 2023, jelas Erwin Hariono, Wakil Kepala Departemen Perhubungan.

Dalam keterangan Bank Indonesia, Senin (22/04/2024), Erwin menyatakan kinerja seluruh sektor usaha (BU) positif, terutama dengan pertumbuhan BU pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Perkembangan ini sejalan dengan permulaan panen dan faktor musiman pada tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan

Selain itu, pada periode pemilu LU 2024, terjadi pertumbuhan positif pada sektor manufaktur dan grosir eceran serta reparasi sepeda motor, dan permintaan masyarakat meningkat pada bulan Ramadhan.

Sementara utilisasi kapasitas pada triwulan I-2024 tercatat sebesar 73,61%, masih kuat meski lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 73,91%. Hal ini terutama didukung oleh LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta LU Manufaktur

Selain itu, konsumsi tenaga kerja diprakirakan masih kuat dan berada pada fase ekspansif. Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha secara umum masih dalam kondisi baik, terutama dari sisi likuiditas dan profitabilitas, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. kemudahan peminjaman. Perkiraan kuartal kedua

Erwin mengatakan pada triwulan II dari 2.024 responden, Bank Indonesia memperkirakan kegiatan usaha dengan SBT akan meningkat sebesar 18,94%.

Pertumbuhan positif diprakirakan terjadi pada seluruh LU, khususnya di bidang ketahanan pangan nasional, seiring dengan peralihan musim panen pada triwulan I ke triwulan II, khususnya pada LU pertanian, kehutanan, dan perikanan. Ia mengatakan, begitu pula dengan tanaman hortikultura dan perkebunan.

Tak hanya itu, pertumbuhan positif juga diharapkan terjadi pada industri pengolahan di LU, LU grosir eceran dan reparasi mobil, LU pengangkutan dan pergudangan, LU akomodasi dan pengantaran makanan dan minuman, seiring meningkatnya permintaan pada hari raya keagamaan nasional. (HBKN) berbagai strategi pemasaran dan iklan Idul Fitri dan responden.

Neraca perdagangan barang Indonesia mencatat surplus sebesar $4,47 miliar pada Maret 2024, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Catatan ini memperpanjang tren surplus perdagangan selama 47 bulan berturut-turut

Direktur Utama BPS Amalia Adinger Vidyasanti mengatakan neraca perdagangan Maret 2024 meningkat sebesar 2,65 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.

“Neraca perdagangan barang Maret 2024 tembus rekor $4,47 miliar. Kenaikan bulanan $2,65 miliar. Amalia Senin (22/4/2024) )

Amalia juga mencatat, tren tambahan ini telah meningkatkan perolehan positif sejak Mei 2020.

Alhasil, sektor perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, ujarnya.

Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan Maret 2024 disumbang oleh surplus produk nonmigas sebesar US$6,51 miliar. Beberapa bahan tambahan utama berasal dari bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak nabati (HS 15) serta besi dan baja HS 72.

“Saya katakan surplus neraca dagang nonmigas Maret 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan lalu dan Maret tahun lalu. Neraca dagang migas juga tercatat defisit 2,04 miliar dolar. Defisit itu berkontribusi pada minyak. dan produk minyak mentah, jelasnya.

Surplus neraca perdagangan juga ditunjukkan oleh besarnya volume ekspor dan impor barang Indonesia.

Pada Maret 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai 22,43 miliar dolar atau meningkat secara bulanan sebesar 16,40. Sementara itu, harga ekspor secara tahunan mengalami penurunan sebesar 4,19 persen pada Maret 2024.

Peningkatan ekspor bulanan terutama didorong oleh peningkatan ekspor manufaktur, logam mulia, dan minyak sawit.

Sementara itu, penurunan harga ekspor secara tahunan terutama disebabkan oleh penurunan ekspor barang pertambangan dan barang lainnya.

Nilai impornya mencapai 17,96 miliar dolar. Angka ini telah menurun secara bulanan dan tahunan masing-masing sebesar 2,60 persen dan 12,76 persen.

Ia mengatakan: “Penyumbang utama penurunan harga impor secara bulanan dan tahunan adalah harga impor barang modal.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link