December 21, 2024
Doa Niat Sholat Idul Fitri di Hari Lebaran, Simak Tata Cara dan Amalannya

Doa Niat Sholat Idul Fitri di Hari Lebaran, Simak Tata Cara dan Amalannya

0 0
Read Time:5 Minute, 16 Second

harfam.co.id, Jakarta Idul Fitri merupakan hari raya yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Di hari yang membahagiakan ini, umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri sebagai wujud rasa syukur karena berhasil menuntaskan puasa Ramadhan. Sebelum melaksanakan salat, umat Islam meniadakan salat Idul Fitri sebagai bagian tak terpisahkan dari ibadah.

Maksud dari salat Idul Fitri adalah sebagai pengingat bagi diri kita sendiri bahwa kita salat bukan sekedar rutinitas, namun sebagai wujud ketaqwaan kepada Allah. Tata cara salat Idul Fitri juga memiliki aturan tersendiri yang harus dipatuhi umat Islam. Saat salat, umat Islam biasanya berkumpul untuk beribadah berjamaah di lapangan atau di masjid.

Selain itu, proses salat Idul Fitri juga merupakan rakaat khusus yang berbeda dengan salat Fardu pada umumnya. Saat melaksanakan salat Idul Fitri, umat Islam diharapkan khusyuk dan penuh hormat. Dengan mengucap niat salat Idul Fitri, kita mengingatkan diri untuk beribadah kepada Allah swt dengan penuh rasa hormat dan syukur. 

Berikut niat salat Idul Fitri yang dirangkum harfam.co.id dari berbagai sumber pada Selasa (26/3/2024). 

 

Hukum menunaikan shalat Idul Fitri adalah Sunnah, karena Rasulullah SAW. Selalu berkata. Sedangkan menurut pendapat Imam Abu Hanifah hukumnya adalah Purdhu ‘in dan menurut Imam Ahmad hukumnya adalah Purdhu Hifa.

Sholat Idul Fitri diperuntukkan bagi semua orang, baik yang beriman maupun musafir, merdeka atau budak, laki-laki dan perempuan. Niat Namaz Idul Fitri untuk Imam َالَى

Ushalli Sunnah Li’Dil Fitri Rakatainee Imaman/Maqmuman Lilahi Ta’ala

Artinya: Saya niat shalat sunah Idul Fitri dua rakaat sebagai Imam karena Allah Ta’ala. Niat Sholat Idul Fitri untuk Makmoom ًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnah li’dil fitri rakataini maqmuman leilahi ta’ala

Artinya: Saya niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat sebagai adah kepada Allah Ta’ala.

Halacha menyatakan niat itu sunnah, yang wajib adalah anda secara sadar dan sengaja niatkan dalam hati untuk menunaikan shalat sunah Idul Fitri. Sebelum imam dan jamaah melaksanakan niatnya, maka shalat diawali dengan azan dan iqma karena bukan sauna. Cukup dengan meneriakkan “Ash-Shaltul Jamiah”.

Ada tata cara salat Idul Fitri yang berbeda dengan salat 5 waktu pada umumnya. Sholat Idul Fitri dapat dilakukan secara berjamaah atau sendiri sebanyak 2 rakaat dengan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.

Agar tidak salah, simak panduan dan tata cara salat Idul Fitri berikut ini agar ibadah umat semakin lengkap.

1. Membaca Niat Sholat Idul Fitri

2. Melakukan Takbiratul Ihram

3. Membaca doa Yiftith

4. Takbir 7 kali (Rakaat Pertama)

Setelah Takbir Ihram dan membaca doa Iftita, kemudian mengerjakan Takbir sebanyak tujuh kali. Disunnahkan membaca di antara setiap takbir:

Arab-Latin: Allahu Akbar Kabira Walhamdulillahi Katsira, Wa Subhanallahi Bukratan Wa’ashila”

Artinya : “Allah Maha Besar dengan segala keagungan, segala puji dengan segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, pagi dan petang.”

Atau bisa juga membaca tasbih berikut ini: ْبَرُ

Arab-Latin: Subhanallah Walhamdulillah Wala Illaha Illalahu Walahu Akbar Wala Haulwala Quwata Ilha Bilhil ‘Elil’ Adzim

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.”

5. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek

Setelah Takbir sebanyak tujuh kali, kolom berikutnya membacakan Al-Fatah yang dilanjutkan dengan surat-surat pendek seperti shalat Fardu dan Sunnah umum. Dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ila pada rakaat pertama shalat Yahudi.

6. Membungkuk hingga berdiri kembali

Rukun berikutnya setelah membaca surat pendek ini serupa dengan melaksanakan shalat fardhu dan sunnah lainnya. Para jamaah terus rukuk, melanjutkan, duduk, di antara, di antara, di antara keduanya, dan dengan demikian berdiri di depan rakaat yang lain. Bacaannya sama dengan membaca doa pada umumnya.

7. Takbir lima waktu (roket kedua)

Takbir dibacakan sebanyak lima kali pada rakaat kedua. Bacaan yang dibacakan di sela-sela Tebirim sama dengan Raka pertama.

8. Ulangi kolom seperti pada baris pertama

Setelah menunaikan Tabir sebanyak lima waktu, maka rukun shalat Idul Fitri selanjutnya sama dengan rakaat pertama, yaitu membaca Al-Fatih, rukuk, bergembira, dan mengucapkan salam. Pada rakaat kedua dianjurkan membaca Surat Urat al-Ghasiyah.

Anda bisa mengucapkan salat Idul Fitri setelah salat. Doa Yang Bugar Setelah Idul Fitri: الحطني ضير ذذا اليس يل ياياي Muslim Tinggi dan Mati atau وايالسيعت.

“Ya Allah, berilah aku kebaikan hari ini, dan kebaikan segala sesuatu hari ini. Dan peliharalah aku dari keburukan hari ini dan keburukan segala sesuatu hari ini. Ya Allah, catatlah setiap kebaikan pada hari ini dan jadikanlah. Baik untukku orang tua dan Jadikan aku hamba-Mu di hari suci ini ya Allah, terimalah ketaatan kami dan ampunilah segala kesalahan dan keburukan yang telah kami perbuat.”

Berikut beberapa amalan Idul Fitri: 1. Mandi dan membersihkan diri

Sebelum menunaikan salat Idul Fitri, kita dianjurkan untuk mandi dan bersuci atau mensucikan diri seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Hal ini diriwayatkan dalam hadits Ibnu Abbas RA yang berbunyi: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَغْتَسَْيْيْيْ يَوْمَ الأ َضْحَى.

Ini berarti: 

“Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam biasa mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.” (Hr. Ibnu Hiban) 2. Memakai pakaian dan wewangian yang terbaik

Sebelum salat Idul Fitri, dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik dan berdandan atau berdandan. Selain itu, memakai wewangian juga dianjurkan. Inilah salah satu ajaran Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Qayyim bahwa “Nabi sallallahu alayhi wa sallam biasa keluar rumah dengan mengenakan pakaian terbaiknya saat salat Idul Fitri dan Idul Adha.” 3. Makan sebelum salat Idul Fitri

Berbeda dengan salat Idul Adha yang dianjurkan makan terlebih dahulu sebelum salat Idul Fitri. Hal ini dianjurkan karena umat Islam tidak lagi berpuasa pada Idul Fitri dibandingkan pada bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang berbunyi:

“Nabi SAW biasanya berangkat salat Idul Fitri dan makan terlebih dahulu. Sedangkan beliau tidak makan terlebih dahulu, kecuali beliau pulang dari salat Idul Fitri lalu memakan hasil kurbannya.”

4. Menurut hadits Nabi Muhammad SAW dianjurkan untuk menempuh jalur yang berbeda antara mudik dan mudik.

Saat menuju tempat salat Idul Fitri atau pulang dari tempat salat Idul Fitri, kita disarankan untuk mengambil jalur lain. Ini karena ketika kita berangkat atau pulang, kita bertemu lebih banyak orang untuk tetap berhubungan. Selain itu kita disarankan untuk pergi ke tempat salat Idul Fitri. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Jabir melalui sebuah hadits yang berbunyi:

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat Idul Fitri, beliau mengambil jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.”

Juga hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:

“Rasulullah SAW biasa pergi shalat Idul Fitri, begitu pula saat pulang ke Ragal.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link